Di desa Ipam tinggallah seorang gadis cantik. Para bujangan di desa itu terpesona kepada gadis itu dan masing-masing mencintainya. Mereka suka mengelilingi rumah gadis itu supaya menyampaikan perasaan cintanya terhadap gadis itu, tapi dia jarang keluar dari rumah.
Pada suatu hari, seorang biksu sempat mempir di desa itu dan kebetulan mendengar tentang kecantikan gadis itu. Sang biksu juga tertarik pada gadis itu, tapi dia menahan diri dengan mengingat bahwa dia sendiri seorang biksu, murid sang Buddha. Namun demikian, di dalam benaknya teringat tentang gadis yang belum pernah dilihatnya itu. Akhirnya, sang biksu berkunjung ke rumah gadis itu dan membaca doa di depan rumahnya. Ketika gadis itu membawa segayung beras sebagai amal, sang biksu tidak bisa tahan lagi dan akhirnya menjadi manusia biasa.
Pada saat si gadis cantik itu menuangkan beras ke dalam karung, sang biksu memegang tangan gadis itu. Gadis itu terkejut, lalu masuk dalam rumah. Sang biksu tidak bisa menghapukan pikirannya tentang gadis itu. Pada hari esoknya, sang biksu melihat si gadis itu ke sungai untuk mencuci pakaian. Dia membuntuti gadis itu dan mengintipnya dengan terkagum selama si gadis itu mencuci. Pada saat itu, sebuah batu besar tiba-tiba mengalir dalam sungai. Si gadis melihatnya dan berkata sendiri, "Aneh sekali, sang batu juga akan mau menikah...?" Begitu si gadis selesai berkata, sang batu menyerang si gadis. Sang biksu yang melihatnya di dalam hutan berupaya menghampirinya dan segera menyelamatkan si gadis.