Mary masuk dan menemukan kedua suaminya dalam keadaan yang mencurigakan. Dia berlari ke Mu-gyul dan berteriak, “Jagi-ya!” lalu menyeretnya keluar sebelum Mu-gyul bisa protes karena ditarik tanpa pakaian. Mary menarik pergi Mu-gyul di luar sana dan bahkan menghentikannya untuk kembali mengambil gitar. Dia berjanji akan membawakan gitar itu padanya setelah bekerja dan menambahkan kalau Mu-gyul seharusnya tidak bekerja dengan pria seperti Jung-in. Hanya orang gila yang bertekad untuk menikah dengan wanita yang jatuh cinta pada pria lain. Dan saat Mary menjelaskan kalau orang yang berpikir pernikahan sebagai urusan bisnis tidak dapat dipercaya, Mu-gyul setuju jika itu aneh.
Di kantor, Mary meminta Jung-in untuk menjauhi Mu-gyul, tapi Jung-in bersikeras ingin mengajak Mu-gyul bergabung untuk membuat musik bagi dramanya. Seo-jun mampir dengan sebuah hp baru sebagai permintaan maaf untuk kasus hari sebelumnya, dan Mary menolak hadiah itu. Dia mengatakan kalau hp-nya tidak rusak tapi dia menerima permintaan maaf Seo-jun. Berikutnya, Mary melihat Seo-jun dan Jung-in berjalan bersama dan bertanya-tanya kenapa Jung-in tidak berkencan dan menikah dengan wanita yang cocok dengannya dan malah menariknya ke keadaan gila ini.
Jung-in melihat Mary sedang membaca naskah dan bertanya bagaimana pendapatnya. Mary mengatakan kalau menyegarkan membuat drama musikal, tapi sayangnya orang dewasa muda tidak akan menontonnya. Dia meminta gitar Mu-gyul, tapi Jung-in bersikeras akan mengembalikannya sendiri. Jadi Mary muncul dengan berlari seperti wanita gila ke tempat Mu-gyul, berteriak, “Jagi-ya!” untuk memperingatkannya kalau Jung-in bersikeras mengikuti Mary kesini. Mary berusaha membuat mereka agar tidak berbincang, tapi Jung-in memasukkan Mary ke dalam Van jadi dia bisa mengobrol dengan Mu-gyul.
Mary memanjat berusaha keluar dan mencoba menghentikan mereka, tapi Mu-gyul mendorong Mary masuk lagi dengan tangan di kening sambil berkata kalau dia akan mengurus ini sendiri. Mu-gyul bertanya pada Jung-in apa persetujuannya, bersikeras menikahi wanita yang sudah menikah. Dia menambahkan kalau dia sudah ditipu oleh manajer sebelumnya, dan bahwa dia tidak bisa mempercayai pria yang menganggap pernikahan sebagai bisnis. Mary tersenyum dan Jung-in diam, untuk saat ini.
Ayah Mary bicara dengan Jung-seok, yang mengatakan agar menangani Mu-gyul demi kebaikan semua. Ayah mengatakan kalau Mu-gyul itu terlalu playboy untuk berlama-lama dengan Mary dan bahwa dia bersumpah tidak ada yang terjadi diantara mereka. Jung-seok berpikir kalau ayah bodoh karena mempercayai laki2 yang berkeliaran dengan putrinya, dan memperjelas kalau Mary memilih Mu-gyul di akhir hari ke seratus, uang yang dia pinjamkan harus dikembalikan.
Ayah langsung pergi untuk melacak Mu-gyul, tapi malah menemukan Mary sedang bersamanya sebelum jadwalnya. Mary dan Mu-gyul melihat ayah mengintai mereka, jadi mereka lari dan bersembunyi di ruang karaoke. Ayah mengikuti mereka kesana jadi mereka terpaksa menyanyi meski Mu-gyul benci sekali tempat itu. Mu-gyul menolak untuk menyanyi jadi Mary mengambil mic dan mulai menyanyi, yang membuat Mu-gyul memperlihatkan tampang ngeri, “Apa-apaan… kau benar2 buta nada!”
Mu-gyul mengambil mic dari Mary dan menyanyikan sebuah lagu yang membuat Mary hampir pingsan. Ayah mendengar dari lorong, dan ketakutan, “Tidak, tidak… apa yang sudah aku lakukan? Dia benar-benar baik!” Setelah mendengar Mu-gyul bernyanyi, ayah sangat terkesan hingga dia yakin Mary sudah benar2 jatuh cinta. Mu-gyul dan Mary akhirnya menyewa sepeda untuk membuat Mu-gyul nyaman, dan ketika mereka bersepeda, Mary mengatakan pada Mu-gyul kalau Mu-gyul sangat keren tadi disana, dengan menyanyi seperti itu. Mu-gyul memandangi Mary seolah-olah akan mengatakan sesuatu tapi kemudian memamerkan senyum paling manis dan berkata, “Jadi apa… kau menyukaiku sekarang?”
Mary: “Tidak! Hanya… bicara secara objektif, kau keren.” Mu-gyul: “Aku tahu.” Mereka bersepeda keliling Hongdae, dan Mary menghentikan Mu-gyul ketika mereka melewati toko benang. Mereka kembali ke tempat Mu-gyul, dan Mu-gyul membuat penghangat sedangkan Mary merajut beberapa sarung tangan. Mereka lucu sekali. Mary mengetahui kalau dia lebih tua dua minggu dari Mu-gyul, dan menggoda Mu-gyul untuk memanggilnya kakak mulai dari sekarang. Mu-gyul: “Hey, kakak, kau sebenarnya terlihat seperti gadis kecil, melakukan hal itu.” Mary: “Aku seorang gadis.”
Mu-gyul menghempaskan tangannya untuk menghangatkan mereka berdua dan Mary bertanya apa Mu-gyul ingin sarung tangan juga. Mu-gyul mengangguk, jadi Mary meminta tangan Mu-gyul, untuk mengukurnya dengan tangan Mary. Mu-gyul memperhatikan luka Mary saat Mary mengukur tangannya dan bertanya bagaimana Mary mendapatkannya. Mary tidak ingat dan hanya tahu ayah mengatakan kalau Mary melukai dirinya selagi dia bermain, pada umur empat tahun. Mary hampir melewati jam malamnya jadi dia meninggalkan sarung tangan itu setengah jadi dan berjanji untuk menyelesaikannya nanti. Sedangkan, drama Jung-in hanya jalan di tempat, karena dia khawatir bagaimana berurusan dengan keuangan sedangkan drama-nya tidak punya jam tayang. Ayah datang untuk memperjelas segalanya bagi Jung-in, sejauh Mary memperhatikan: Mary harus memilih Jung-in pada akhir hari ke seratus atau ayah akan menarik semua investasinya di perusahaan Jung-in.
Jung-in mampir keesokan harinya untuk menjemput Mary, untuk perjalanan dua hari ke rumah ayahnya. Mary menelpon Mu-gyul dalam perjalanan, membuat pertunjukkan tentang bagaimana hal ini adalah pelanggaran jam kontrak dan bahwa mereka harus meminta liburan empat hari sebagai gantinya. Jung-in setuju pada apapun yang Mary inginkan, tapi meminta Mary untuk melakukan yang terbaik akhir minggu ini. Jung-in pergi segera setelah mereka tiba untuk melakukan pertemuan, untuk mencoba dan berbicara dengan aktor utama agar keluar dari drama sebab produksinya mungkin diundur. Seo-jun tiba dan mengumumkan kalau dia tidak peduli, sebab dia yakin dengan proyek ini. Dia lalu mengundang Jung-in ke acara ulang tahunnya malam itu tapi Jung-in menolaknya.
Ditinggal sendiri di rumah, Mary berkeliaran, dan tidak bisa menghilangkan perasaan kalau tempat ini terasa familiar. Dia beranggapan kalau dia pasti melihatnya dalam sebuah drama. Dia melihat foto orang tua-nya dengan ayah Jung-in, dan bertanya-tanya siapa pria itu, dan tepat pada saat itulah pria yang dimaksud masuk. Mary mengucapkan terima karena telah membayar hutang ayahnya, tapi tidak mengerti kenapa dia menginginkan dirinya menjadi menantu. Pria itu berkata kalau dia kenal ibu Mary bahkan sebelum bertemu dengan ayah Mary dan berjanji untuk menceritakan itu lebih lanjut pada Mary nanti.
Mereka duduk sambil meminum teh dengan suasana yang aneh dan Jung-seok mencoba dengan keras mencari sesuatu yang cocok dengan Mary atau aktivitas tertentu untuk dilakukan. Dia memilih ba-dok, permainan catur ala Korea. Mary tidak tahu bagaimana bermain, tapi dia benar2 tahu satu permainan… Jung-in pulang ke rumah dan mendengar suara tawa ayahnya yang bermain sebuah permainan dengan Mary dan mendapati mereka bermain menggunakan ba-dok dalam permainan marbel.
Mereka bertiga makan dalam suasana yang aneh dan Mary jelas2 lebih nyaman dengan Jung-seok, yang dia panggil ‘ajushi’ dan dia sama sekali tidak melihat Jung-in. Mary tahu kalau ayah baru saja pulih dari kanker dan memintanya untuk menjaga dirinya. Sedangkan Mu-gyul memelototkan matanya karena mendapatkan tamu yang special… ayah Mary. Ayah Mary mencoba memberikan kesan yang baik tapi gagal. Dia mengatakan pada Mu-gyul kalau dia bukan suami yang berlimpah materi dan bahwa Mary akan menderita kalau bersamanya. Mu-gyul hanya tertawa pada keseriusan ayah dan meminta ayah untuk mengurusnya dengan Mary.
Mu-gyul mendapatkan telpon dari ibunya dan bergegas untuk menemuinya dan malah meninggalkan ayah Mary. Ibu patah hati lagi dan Mu-gyul memberitahu ibunya untuk berkencan saja dan berhenti jatuh cinta. Dia bertanya pada ibu tentang tiga hal – kepercayaan, harapan, dan cinta – mana yang paling penting. Ibu menjawab cinta, tapi Mu-gyul berkata tidak, yang penting itu kepercayaan. Mu-gyul mengatakan pada ibu untuk berhenti dengan pria yang ibu cinta dan berkencan dengan pria yang dapat diandalkan/dipercaya.
Ibu bertanya dimana Mu-gyul mendapatkan kata2 itu dan Mu-gyul menjawab kalau dia mendapatkannya dari gadis di luar rumahnya waktu itu. Ibu: “Oh, gadis manis yang seperti anak anjing itu, ya?” Ibu mendesah kalau gadis itu sangat kesepian dan menyarankan agar dia dan Mu-gyul hidup bersama saja. Mu-gyul kaget pada gagasan itu, tapi mengatakan kalau semuanya baik2 saja – dia akan pergi juga pada akhirnya ketika dia menemukan pacar baru. Ibu meminta maaf karena sudah membuat Mu-gyul seperti ini, tanpa ayah dan tinggal dari rumah keluarga yang satu ke yang lainnya.
Mu-gyul tidak kelihatan sedih dan berkata kalau itu adalah masa lalu. Dia memandang ibu dengan manis dan bertanya apa ibu mau es krim. Mu-gyul begitu family man dalam hubungan ini. Dia sama dengan Mary! Ayah Mary mengikuti mereka dan mengambil gambar mereka, dan berpikir kalau ini akan menjadi bukti kalau Mu-gyul adalah penipu rumahan. Tapi selagi Mu-gyul membayar es krim-nya, ibu mendapatkan telpon dari mantan pacarnya dan segera berlari menemui pria itu tanpa pemberitahuan apa2. Dia meninggalkan Mu-gyul sendiri dengan es krim-nya.
Mu-gyul memakan es krim yang beku itu sendirian di taman, dan Mary menelpon untuk memperlihatkan pertunjukkan yang lain dihadapan Jung-in. Dia berteriak, “Jagi-ya!” berkali-kali hingga Mu-gyul harus memintanya untuk berhenti sebab dia mulai ketakutan mendengar kata itu. Mary menjawab kalau dia juga merindukannya dan Mu-gyul berujar kalau Mary seharusnya mendapatkan penghargaan untuk aktingnya. Jung-in menyeringai pada dirinya ketika dia mendengarkan Mary, mungkin kagum pada betapa keras Mary berusaha membuat dirinya terlihat kalau dia sedang jatuh cinta.
Mary bertanya pada Mu-gyul apa yang paling penting – kepercayaan, harapan , atau cinta – dan meningatkan Mu-gyul kalau kepercayaan adalah yang paling penting dan bahwa dibangun di atas hal itu. Meski Mu-gyul memutar matanya pada awalnya, kata2 Mary benar2 memukulnya khususnya dalam malam seperti ini bersama ibunya. Mary berteriak, “Aku mencintaimu!” lalu menutup telponnya. Kebohongan sudah hilang dan mereka berdua kaget pada teriakan itu. Mata Mary melotot, kaget pada dirinya sendiri dan Mu-gyul tidak dapat menahan senyumnya.
Seo-jun duduk sendiri di pesta ulang tahunnya, memegang gitar Mu-gyul dan memikirkan Mu-gyul. Beberapa orang dari produksi drama tiba dengan sebuah kue dan hadiah, tapi hal itu tidak membuatnya semangat. Dia mendapatkan pesan dari teman band Mu-gyul, dan bertemu dengan mereka untuk minum.
Jung-in mengatakan pada ayahnya bencana dalam produksi dramanya, tapi dia bersikeras ingin melanjutkannya, meski ayah protes untuk melepaskannya saja. Ayah Mary tiba untuk memberikan jaminan pada Jung-seok kalau dia sudah bisa menangani situasi dengan Mu-gyul. Mary berkeliling di rumah itu, dan kebetulan melewati foto lama dimana Jung-in menggendong Mary ketika mereka masih kecil. Jung-in menemukan Mary dan mereka berdua memandangi foto itu serta bertanya-tanya kenapa Jung-in menggendong Mary dan kenapa mereka sama sekali tidak ingat.
Kedua ayah itu mengenang masa lalu dan fakta bahwa ketika Jung-in dan Mary masih kecil, mereka sebenarnya sudah direncanakan akan dinikahkan. Mary bertanya apa arti tulisan dalam foto itu. Jung-in: “Aku disini. Aku akan melindungimu. Selamanya.” Jung-in meminta untuk melihat luka Mary dan Mary menolak. Mary bertanya-tanya kenapa Jung-in tidak ingat apa2 ketika mereka bertemu waktu kecil, karena Jung-in berusia 8 tahun dalam foto itu. Tapi Jung-in tidak ingat apa2 pada usia itu dan tidak ingin mengingat apa2.
Jung-in mengakui kalau kejadian itu romantis – hubungan mereka sudah dimulai dua puluh tahun yang lalu. Dia mengatakan pada Mary tidak peduli apapun, dia akan menikahi Mary pada akhir hari ke seratus. Mary marah bahwa Jung-in melanggar kata2nya bahwa dia tidak peduli pada pernikahan dan bahwa Mary hanya harus melewati seratus hari itu. Jung-in mengatakan kalau semuanya sudah berubah dan bahwa dia mau Mary memilihnya pada akhir hari ke seratus. Mary mengumumkan kalau dia tidak akan melakukan hal semacam itu dan mengingatkan Jung-in kalau dia jatuh cinta pada orang lain. Mary berbalik untuk pergi tapi malah terpeleset dan jatuh. Jung-in mendesah dan dia menggendong Mary. Dia membawa Mary masuk dan kedua ayah berbinar-binar.
Mu-gyul duduk di rumah dan menemukan catatan Mary tentang cerita cinta mereka (versi yang Mary ceritakan pada ayah). Mu-gyul menyebutnya ‘novel romantis pembujuk hantu’ tapi kemudian tersenyum geli waktu dia membacanya. Dia menghentikan dirinya dan memandang curiga ke seluruh apartemennya yang kosong, seolah-olah dia tidak ingin tertangkap basah membaca cerita itu. Dia lalu mencoba sarung tangan yang setengah jadi untuk membuat tangannya hangat, dan ketika hp-nya berdering, pikirannya pertamanya adalah, “Apa ini Mary Christmas?”
Sayangnya tidak, itu dari teman Mu-gyul dan dia keluar untuk menemukan Seo-jun disana. Seo-jun dengan santainya menyarankan agar mereka berkencan kembali di depan semua orang. Mu-gyul berkata kalau Seo-jun wajib tahu – ketika segala sesuatu berakhir baginya maka hal itu sudah berakhir. Seperti itulah. Seo-jun bersikeras untuk ke kamar kecil sendirian dan teman2 Mu-gyul kagum karena Seo-jun masih saja memikirkan Mu-gyul, masih memakai kalung gitar yang Mu-gyul buatkan untuknya. Mu-gyul mengingatkan mereka kalau merekalah yang menyarankannya untuk menikah dengan Mary dan mereka menjawab kalau Seo-jun lebih seperti selera Mu-gyul. Tapi mereka juga menggoda Mu-gyul karena mulai jatuh cinta pada Mary.
Mu-gyul menyangkalnya dan pergi keluar, bertambah kesal lagi setelah menerima pesan dan pesan itu masih tetap bukan dari Mary. Mu-gyul pulang ke rumah tapi malah melihat Seo-jun sedang diserang dua orang pria mabuk. Mu-gyul memukul mereka dan menarik Seo-jun menjauh sambil berteriak pada Seo-jun kalau dia sudah memperingatkannya untuk tidak pergi sendirian. Mu-gyul bertanya apakah Seo-jun baik2 saja dan Seo-jun menjawab tidak ketika dia memeluk Mu-gyul dengan kencang. Sedangkan, Jung-in memberikan es pada pergelangan Mary dan Mary bertanya kenapa Jung-in berubah pikiran soal menikahinya. Jung-in berkata kalau itu bagus untuk bisnis dan keinginan ayahnya. Dia berkata kalau ayahnya bagaikan tuhan baginya dan Mary melihatnya dengan penasaran.
Jung-in menggapai kaki Mary dan meletakkannya di atas bantal dan Mary bersembunyi di balik selimut. Dia mencari hp-nya untuk menelpon Mu-gyul, tapi Jung-in mengambil hp itu dari tangan Mary serta meminta Mary untuk tidak menelpon: “Kang Mu-gyul adalah rivalku sekarang.” Jung-in mengulangi kata2 itu: “Aku akan melindungimu.” Ketika dia mencium Mary di kening.
No comments:
Post a Comment