Setelah Mary dan Jung-in menyadari kalau mereka telah bertemu sebelumnya, Mary mencoba mengembalikan uang yang Jung-in berikan sebagai bayaran. Mary juga penasaran bahwa Jung-in menerima pengaturan kontrak pernikahan mereka yang aneh. Jung-in menolak uang itu dan mengatakan kalau dia melihat pernikahan itu sebagai urusan bisnis, dan menasehati agar Mary tidak menganggapnya terlalu serius. Mary setuju sebab dia akan menolak lamaran itu setelah 100 hari berlalu.
Mendapatkan maksud seperti itu, Mary meminta ingin dipekerjakan sebab dia merasa lebih nyaman memperlakukan ini sebagai pekerjaan. Jung-in setuju dan mempekerjakan Mary di perusahaan produksi drama-nya sebagai sekretaris – hanya, dia sebenarnya tidak akan memberikan pekerjaan apa2 pada Mary. Hal ini memberikan kesempatan pada Mary untuk mendekati Seo-jun untuk meminta tanda tangan selagi dia menunggu pertemuan dengan aktor utama. Ketika aktor utamanya tiba dengan manajernya, mereka menyimpulkan kalau Mary membuat kebiasaan mengganggu bintang, meski Jung-in sudah menjamin mereka kalau itu hanya kesalahpahaman pada awalnya.
Jung-in menyuruh Mary pulang lebih awal sebab dia tidak punya pekerjaan untuknya. Mary dan ayah harus mengakui kalau sikap Jung-in sangat tidak dapat diterima, dimulai dari penerimaannya yang gampang saja untuk pernikahan itu. Apa dia gay? Mary berpikir, melihat Jung-in sebagai pria yang fashionable dan membicarakan pernikahan sebagai transaksi bisnis. Atau mungkin dia menggunakan pernikahan palsu itu untuk mendapatkan warisan. Mary hampir melupakan tipuannya dengan Mu-gyul dan mengarang kebohongan ketika ayah mulai bertanya tentang bagaimana mereka bertemu dan jatuh cinta. Berpikir cepat, Mary mengatakan kalau semuanya terjadi seperti di drama2, dan bahwa cinta seperti kecelakaan mobil: “Begitulah kami bertemu. Seolah-olah dalam kecelakaan mobil, tiba-tiba saja cinta menemukan kami.”
Sekali lagi Mary membicarakan romantisme berbunga-bunga itu seperti di drama2 dan bersikeras kalau Mu-gyul memang ingin menghormati ayah, tapi Mary-lah yang menahannya. Mary berusaha membuat ayahnya setuju untuk membiarkan Mu-gyul sendiri, mengancam akan membatalkan kontrak 100 hari jika ayah melanggar janjinya. Mary lalu menceritakan karangannya tentang ‘cinta adalah kecelakaan mobil’ pada Mu-gyul, jadi Mu-gyul tahu cerita pertemuan mereka kalau2 ayah menelpon untuk memeriksa kebenaran itu. Hal ini mengganggu Mu-gyul, sebab Mary sudah berjanji kalau keterlibatannya hanyalah nominal, dan bahwa dia tidak perlu melakukan apa2. Dalam setiap langkah, Mary bersikeras kalau Mu-gyul harus melakukan ini.
Lebih jauh, Mary harus menghabiskan malamnya di luar untuk tetap membuat tipuan mereka nyata kalau mereka adalah pasangan yang sedang jatuh cinta. Mary meminta untuk menghabiskan waktu di tempat baru Mu-gyul, yang baru saja ditempati Mu-gyul dan bahkan Mary menawari untuk membayar 3 bulan kunjungan dengan uang yang Jung-in berikan sebagai bayaran. Mu-gyul menolak bekerja sama, tapi dia bukan tandingan Mary dalam memohon sebab Mary menunjukkan wajah memelasnya.
Tapi hal lain menghancurkan pertahanan Mu-gyul, pemilik gedung itu tiba dan mengatakan pada Mu-gyul kalau jatuh tempo pembayaran rumah kontrakannya akan jatuh dalam minggu2 ini. Mu-gyul setuju dengan enggan dan Mary langsung mengingatkan Mu-gyul kalau dia punya cukup uang untuk membayar sewa tersebut. Yang menghancurkan kengganan Mu-gyul adalah Mary yang mengekorinya saat dia mencari-cari barang bekas di sekitar perumahan itu, mengambil barang2 yang dia bisa pakai untuk menghias rumah barunya. Pada akhirnya, Mu-gyul mendapatkan apartemen cantik dengan dekorasi gayanya.
Mary meminta Mu-gyul untuk membiarkannya tinggal untuk sementara, sehingga dia bisa menghabiskan waktu sampai jam 10 malam. Mu-gyul setuju tapi hanya untuk malam ini saja. Hal itu cukup membuat Mary senang meski Mu-gyul tidak punya TV – mengerikan! Bagaimana Mary bakal menonton ceritanya malam ini – dan dia diam dengan sebuah buku. Sudah waktunya Mary pulang waktu teman2 band Mu-gyul datang dengan membawa hadiah penghangat ruangan, tapi mereka malah mengundang Mary untuk makan dengan mereka dan protes Mu-gyul sama sekali tidak dihiraukan.
Mu-gyul tetap terganggu karena permintaannya tidak didengar, tapi lucu juga bagaimana semua temannya malah memihak Mary ketika mendengar tentang lelucon pernikahan yang mereka lakukan. Ketika Mu-gyul menolak membiarkan Mary tinggal di tempatnya setiap malam, semua orang meminta Mu-gyul untuk setuju. Teman2nya bahkan bercanda karena semuanya sudah sejauh ini, sebaiknya sekalian saja Mu-gyul membuat pernikahan itu jadi nyata.
Seorang wanita mampir mencari Mu-gyul dan Mary langsung mengenali wanita dari foto yang ada di gitar Mu-gyul. Dia langsung mengumumkan kalau dia bukan pacar Mu-gyul jadi wanita itu jangan salah paham dan bertengkar dengan Mu-gyul. Mary diinterupsi oleh kedatangan Mu-gyul dan wanita tadi langsung mendekati Mu-gyul, yang diresponnya dengan penuh kasih sayang. Mary dan kawannya kaget mendengar dari teman2 band Mu-gyul kalau wanita itu adalah ibu Mu-gyul. Wanita itu melahirkan Mu-gyul waktu berusia 17 tahun dan selamanya terlibat masalah genting yang harus diselesaikan Mu-gyul. Salah satu teman Mary berkomentar kalau hubungan mereka sama seperti Mary dan ayahnya.
Sekarang waktunya kontes minum dan mereka memainkan ‘Aku tidak pernah’ dimana dalam permainan ini orang harus minum bila kalimat yang diucapkan cocok dengan mereka seperti misalnya ‘siapapun yang tidak pernah dicium, minum.’ Mary yang paling gampang digoda sebab dia tidak pernah berkencan dan dicium dan Mu-gyul tertawa saking tidak percayanya pada hal ini. Jadi Mary membalik segalanya dengan mengucapkan siapapun yang paling sering berkencan dan tidak pernah mempertahankan hubungan lebih dari satu bulan, minum. Pada akhirnya, semuanya berakhir dengan Mary yang sangat mabuk. Hanya Mu-gyul yang sadar malam itu. Dia yang ditugaskan untuk mengantar Mary pulang ke rumah. Akan tetapi, di tengah perjalanan Van bobroknya mogok dan untuk itu dia harus menggendong Mary sampai di rumah sepanjang sisa perjalanan itu.
Selagi berjuang di sepanjang jalan, Mary mengigau tentang bajingan sopan-nya dan bagaimana dia tidak akan menikahinya. Mu-gyul mengomel tentang ketidaknyamanan ini, sampai Mary dengan mabuk mengatakan padanya, “Aku minta maaf, ayah.” Ekspresi kesal Mu-gyul menghilang setelah Mary mengaku pada ‘ayah’ bahwa dia merasa terpaksa harus kabur, tapi sekarang hutang mereka sudah dibayarkan, dia ingin hidup dengan baik – dia akan kembali ke kampus, mendapatkan pekerjaan, dan membuat ayah senang sebab Mary tahu ayah bekerja keras untuk membesarkannya setelah ibu meninggal.
Mary jelas saja melewati tenggat jam 10 malamnya, yang membuat ayah tidak sabar, dan itu sebelum dia melihat si rocker Mu-gyul membawa Mary pulang. Dengan nada menuduh, ayah bertanya berapa lama Mu-gyul akan bertahan dengan Mary. Sejauh mana mereka sudah melangkah? Ayah mengacu ke hubungan fisik dan Mu-gyul mengatakan ayah tidak perlu khawatir. Dengan gaya ayah yang protektif, ayah meminta Mu-gyul untuk melihat matanya ketika sedang bicara dengannya, yang lucunya Mary malah memandang ayah dengan mata memelas ala Mary.
Mu-gyul mengerjakan lagu baru malam itu dan meski pun dia enggan terlibat dengan Mary, semakin terlihat jelas kalau mereka adalah pasangan yang cocok. Contohnya, Mu-gyul tersenyum ketika ingat sebuah percakapannya dengan Mary, ketika Mary bertanya jenis musik apa yang Mu-gyul mau ciptakan dan Mu-gyul berkata, “Musik yang tidak berbohong.” Mu-gyul menghargai respon Mary yang artinya Mary mengerti. Besoknya, Mary melapor untuk pagi itu, hanya untuk diberitahu untuk menyebutnya satu hari saja. Jung-in enggan memberikannya pekerjaan yang sebenarnya, tapi Mary memohon padanya untuk memperlakukannya seperti pegawai lainnya. Karena mereka tidak akan menikah di akhir hari ke-100, tidak ada alasan bagi Jung-in untuk memperlakukannya secara berbeda.
Karena itulah Mary diajak serta ke tempat pemotretan untuk drama terbaru Seo-jun (judulnya: Wonderful Life), yang berlokasi di Hongdae Music World. Proyek itu membuat Seo-jun dekat dengan rumah, yang memerankan pacar seorang rocker, dan selama istirahat dia menelpon Mu-gyul – dia adalah mantan pacar yang Seo-jun sebutkan sebelumnya, yang dia lepaskan saat dia syuting drama-nya yang terakhir.
Percakapan mereka sederhana dan sedikit janggal, tapi tidak ada perasaan keras di kedua pihak, hanya sedih segalanya berbeda sekarang. Seo-jun tetap menjaga nada suaranya senang tapi percakapan itu mempengaruhinya, sedangkan Mu-gyul menyuruhnya untuk jaga diri sebelum menutup telponnya untuk menyiapkan pertunjukannya nanti. Mary mendekati Seo-jun untuk menawarkan minum, dan menyebut dirinya seorang fan. Seo-jun bertanya proyek Seo-jun yang mana yang menjadi favorit Mary dan kaget pada jawabannya – film indie yang Seo-jun mainkan di Jepang 2 tahun lalu – karena film itu tidak jelas.
Seo-jun bicara dengan kasul saat dia memperingatkan Mary kalau dia punya banyak anti fans, yang artinya mungkin ada beberapa keributan di sekitar produksinya, tapi Mary mengatakan dengan semangat agar rumor itu jangan sampai membuat Seo-jun menyerah. Seo-jun kaget melihat keceriaan dan sikap positif Mary dan berkata pada manajer co-starnya kalau dia menyukai Mary. Tapi sang manajer masih ingat insiden di hotel itu dan yakin kalau Mary adalah orang jahat, dengan berkata kalau Mary mendapatkan pekerjaan ini dengan mengancam Jung-in untuk mengatakan pada masyarakat umum tentang insiden dengan manajer itu.
Seo-jun menjadi curiga karena info ini, yang langsung berpengaruh ketika dia mendengarkan para gadis menggosipkan dirinya di toilet. Para penggosip itu sebenarnya adalah pegawai lain yang menyebut Seo-jun biang masalah dan mendapatkan proyek ini karena punya beking ‘sponsor’. Jadi ketika Seo-jun keluar dari stand an melihat Mary sedang menelpon, dia beranggapan kalau Mary adalah penggosip kejam dan dengan marah mengambil hp Mary lalu melemparnya ke cermin. Dengan terluka, Seo-jun keluar dari lokasi pemotretan dan mengumumkan kalau dia terlalu kesal untuk melanjutkannya.
Seo-jung menuju ke pertunjukkannya Mu-gyul dimana dia ditemani oleh Jung-in yang telah mengikutinya. Dan perlahan-lahan, Jung-in terbawa oleh sang artis yang karismatik di atas panggung. Mu-gyul melakukan penampilan yang impresif dengan lagu barunya… setidaknya sampai tiba waktunya sang drummer bermain. Sang drummer tidak bisa tampil, jadi gitaris yang harus mengambil alih, dan hasilnya kacau. Mu-gyul akhirnya tampil solo dan si drummer duduk dengan malu.
Manajer band Mu-gyul yang jahat itu juga tiba di pertunjukkan ini dan mengenali Mu-gyul sebagai klien lamanya serta ketertarikan Jung-in pada band Mu-gyul. Dia tidak akan membiarkan klien lamanya menang kalau dia bisa menanganinya, jadi dia memperingatkan Jung-in soal Mu-gyul. Dia menyuruh Jung-in untuk meninggalkan pertunjukkan yang amatir ini, tapi Jung-in tahu apa yang dia sukai dan meminta yang lain pulang duluan tanpa dirinya.
Setelah acara, Jung-in mengenalkan dirinya sebagai CEO perusahaan entertainment kepada Mu-gyul dan langsung mendapatkan penolakan. Teman-teman band Mu-gyul mengerti kalau mereka berada di kelas yang berbeda dengan Mu-gyul. Meski begitu, Mu-gyul mengganggap mereka berada di jalur yang sama dengannya, tapi teman2 band Mu-gyul merasa mereka menahan Mu-gyul dengan kurangnya kemampuan mereka. Sang drummer muncul setelah acara dengan lengan yang terluka lalu meminta maaf tapi hal itu hanya membuat Mu-gyul marah – jika mereka melakukan yang terbaik tidak ada yang perlu disesalkan. Saat mereka terjerembap di dalam kesedihan, teman2 band memberitahu Mu-gyul kalau sudah waktunya bersikap realistic – Mu-gyul punya bakat dan tampang dan dia bisa melakukan apa yang tidak bisa mereka lakukan.
Mu-gyul menemukan pesan di telponnya, yang dia baca dengan senang. Pesan itu dari ‘Mary Christmas’: Maaf untuk yang kemarin dan terima kasih. Kau pasti sangat lelah karena aku, jadi istirahatlah yang nyenyak hari ini. Kau tidak berhenti minum setelah bilang akan berhenti” (disini Mu-gyul bergumam: “Aku berhenti minum!”) “Jangan hanya bersikeras kalau masih muda dan jaga dirimu. Jika kau ingin menciptakan musik sampai kau mati, kau harus sehat. Da. Mary Christmas. Miaw.” Pemotretan selesai, dan Mary mengambil kesempatan ini untuk membela diri. Dia mendekati Seo-jun dan mengatakan kalau Seo-jun salah mengerti situasi yang barusan. Seo-jun bertanya siapa penjahat yang sebenarnya, kalau begitu, yang tidak dapat dijawab oleh Mary. Tapi dia berkata:
Mary: Aku belum hidup selama itu, tapi aku pikir dalam hidup kau tidak bisa mengatakan segalanya, meski kau salah atau merasa marah. Aku hanya akan memperjelas poin utamanya: orang itu bukan aku. Tapi dalam situasi itu, dapat dimengerti kalau kau salah sangka, dan aku rasa sikapmu padaku dapat dimengerti. Jadi aku akan mengerti. Kita aka bertemu lagi di kantor, jadi aku akan senang kalau kita tidak berada dalam situasi yang tidak nyaman lagi.
Yang lainnya takjub pada keberanian Mary, sedikit terkesan. Sedangkan, Jung-in mengikuti Mu-gyul lagi dan mencoba menjelaskan maksudnya lewat sebuah acara minum. Mu-gyul skeptis pada Jung-in dan keduanya memiliki sudut pandang yang berbeda: Jung-in menjelaskan kalau mereka hanya terkenal di lingkungan ini sedangkan Mu-gyul menjawab kalau lingkungan Jung-in (di sisi lain sungai aka kebudayaan yang lebih trendi) mirip dengan band yang hanya menjual tampang.
Jung-in menjelaskan apa yang dia inginkan: perasaan dan emosi dari penampilan live Mu-gyul, seperti malam ini dan musiknya. Mu-gyul memaki, tidak percaya pada kata2 Jung-in sebab kelihatannya dia akan kembali pada mereka nanti dan mendandaninya dengan gaya lain dan membuatnya nyanyi lip sync. Jadi Jung-in berkata, “Apa kau begitu tidak mampunya mengerti bakat dan postensimu?” Mu-gyul menjawab, “Apa kau mengubah bakat dan potensi menjadi komoditi?” Jung-in berkata, “Aku rasa punya jiwa rock adalah yang terpenting.” Dan Mu-gyul tertawa, “Produser pecinta uang tahu tentang jiwa rock?” Tapi ada rasa hormat dalam kalimat itu dan sepertinya Mu-gyul mempertimbangkan kemungkinan Jung-in mungkin orang yang tepat. Mereka minum.
Pada paginya, Mu-gyul bangun di kamar mewah Jung-in di rumahnya. Dia bangun dengan grogi ketika Jung-in masuk, segar dari kamar mandi dan memakai jubah mandi, lalu bertanya apa Mu-gyul ingat tadi malam. Mu-gyul mengingat lagi dan ingat Jung-in mengajaknya, karena Mu-gyul mabuk. Sedangkan Mary mendapat libur dari kantor hari ini sebab dia sudah menghabiskan semalaman di lokasi pemotretan. Jadi ayah meminta Mary untuk pergi ke rumah Jung-in siang ini, sebab dia harus menghormati pasal di kontraknya.
Jadi Mary meluncur ke rumah Jung-in sambil berharap bajingan sopannya sudah pergi bekerja. Yang mengecewakan, Mary mendengar suara Jung-in dan sadar kalau dia masih di rumah – lalu menyadari apa yang dia bilang. Dan bahwa dia mengatakan itu ke pria lain. Tunggu – jadi dia benar2 gay? Dengan mengendap-endap ke tempat dua suara itu, Mary mendekati kamar tepat ketika Jung-in mengatakan pada tamu laki2nya bahwa mereka akan mengerjakan apa yang saling mereka inginkan tadi malam. Berpikir kalau ini adalah tiketnya untuk keluar dari pernikahan, Mary mendekati pintu untuk memastikan kecurigaannya tepat saat Jung-in berkata, “Kita akan menjadi partner yang bagus.”
Rahang Mary turun ketika dia mengenali tamu Jung-in – berpakaian tidak lain dengan seprai – dan tidak dapat mempercayainya. Jung-in mencerna tatapan saling kenal diantara mereka berdua dan bertanya, “Apa kalian saling kenal?” Mary menjawab, “Dia suamiku.” Kesadaran muncul diantara kedua pria itu ketika mereka sadar kalau mereka ternyata terhubung. Jung-in bertanya, “Kalau begitu… dia adalah pria upacara pernikahan?” Mu-gyul menimpali, “Dan dia… pria pendaftaran pernikahan?” Mary berpikir cepat dan harus mempertahankan tipuannya dan dia melompat dihadapan Mu-gyul dan berteriak, “Jagi-ya!”
No comments:
Post a Comment