Adegan di buka dengan suasana di gang setelah Mary dan Mu-gyul berciuman. Mary menangis ketika dia memandangi Mu-gyul. Berikutnya, hp-nya berdering. Dari Jung-in dan dia sedang menunggu Mary di luar tempat Mu-gyul. Seo-jun tidak percaya kalau Jung-in akan bertunangan dengan Mary diantara semua orang dan tidak memberitahunya. Mary dan Mu-gyul muncul, tidak hanya terborgol tapi juga berpegangan tangan. Mereka saling pandang dan menguatkan diri mereka untuk serangan hebat. Seo-jun: “Apa itu… borgol?” Dia tidak bisa menemrima ini lalu pergi.
Setelah Seo-jun pergi, teman2 band Mu-gyul tiba dengan membawa kunci borgol-nya. Jung-in mengambil kuncinya dan membebaskan Mary lalu mengajak pergi ke acara pertunangan. Mary menghantikan Jung-in, berkata kalau dia tidak bisa pergi dan Jung-in tetap menariknya pergi. Mu-gyul ikut campur, berteriak kalau Mary berkata kalau dia tidak akan pergi. Di dalam, Mary mengatakan pada Jung-in kalau dia perlu mengikutinya hatinya. Mary ragu2 melihat kekecewaan Jung-in, tapi Mu-gyul meletakkan tangannya di atas tangan Mary dengan diam, sebagai rasa solidaritas. Jung-in mendesah dan setuju untuk membatalkan pertunangan, tapi bertanya apa yang mereka rencanakan untuk dilakukan dari sekarang.
Mu-gyul berkata kalau ini adalah masalah mereka sekarang, tapi Jung-in mengingatkannya kalau mereka bertiga masih ada di dalam semua ini, karena secara saha, dia adalah suami Mary. Jung-in mengingatkan Mary kalau dialah yang mengatakan bahwa kesetiaan adalah yang paling penting, dan mengatakan kalau ini waktunya bagi Mary untuk setia padanya dan perjanjian mereka, prihatin pada ayah mereka. Jung-in meminta Mary untuk menuruti kontrak, memnerikan waktu bagi ayah mereka dan bisnisnya untuk bisa stabil. Setelah itu, Jung-in pergi dan di luar dia benar2 menunjukkan kekecewaannya.
Jung-in muncul di makan malam pertunangan sendirian dan mengatakan pada para ayah kalau Mary benar2 merasa terganggu setelah mengunjungi makam ibunya hari ini, jadi Jung-in lah yang membatalkan pertunangan ini. Ayah Mary langsung menyimpulkan kalau ada sesuatu dalam diri Mary yang Jung-in tidak suka dan mengumumkan kalau dia akan langsung memperbaiki Mary. Jung-in bersikeras kalau ini adalah idenya dan kesehatan ayah Jung-in mulai melemah setelah mendengar berita yang mengejutkan itu. Jung-in diam saja ketika ayahnya pergi begitu saja. Ayah kecewa pada Jung-in (lagi).
Di rumah, Mary mengatakan pada ayahnya kalau dia tidak bisa menjalani pernikahan tanpa cinta. Ayah menebak kalau ini semua tentang Mu-gyul dan dia tidak bisa mengerti kenapa Mary bisa jatuh cinta pada benih buruk seperti itu. Mary: “Mu-gyul tidak seperti itu!” Ayah: “Apa? Apa pria seperti itu memakai tanda di kepalanya? Bagaimana kau tahu?” Ayah mengatakan kalau kesalahan terbesar dalam hidupnya adalah melihat ibu Mary pergi, tanpa mampu menyediakan apapun untuknya. Satu2nya harapan ayahnya dan mengusahakan agar putrinya tidak mengulangi kesalahan ibunya. Ayah mengurung Mary dan mengambil handphone-nya.
Jung-in memeriksakan ayahnya ke dokter, yang mengatakan kalau Jung-in sebaiknya terbuka sekarang ketimbang memberikan perang yang kalah. Jung-in mengatakan kalau dia mungkin memang memulai ini untuk ayahnya tapi sekarang dia akan melihat kontrak itu untuk dirinya sendiri – sekarang dia ingin Mary menjadi istrinya. Mu-gyul duduk di rumah, melipat kertas menjadi kapal dan menerbangkan mereka ke sekeliling ruangan, ketika ibunya menari-nari sambil mencoba pakaian yang akan dibawa ke Paris. Dia benar2 senang karena langkah besar ini, sedangkan Mu-gyul muram karena ibu kelihatan begitu senang karena akan pergi. Ibu memperhatikan kalau Mu-gyul dulu melipat kertas menjadi kapal waktu kecil dan merindukannya.
Mu-gyul mengingat lagi dan kita melihat Mu-gyul kecil menerbangkan kapal kertas ke jendela ibunya dimana ibunya sedang bertengkar dengan pacarnya. Ibu menyuruh Mu-gyul pulang dengan sebuah lambaian dan Mu-gyul kecil berjalan pulang sendirian. Lagu ‘My Precious’ diputar dan sekarang kita tahu kalau lagu itu ditulis untuk ibu Mu-gyul, bukan seorang gadis. Mary khawatir pada kedua pria dalam hidupnya ketika dia mendengar sesuatu di jendelanya. Dia membukanya dan menemukan Mu-gyul menerbangkan kapal kertas dari bawah. Dia menyelinap melewati ayah yang kamping di depan kamar Mary.
Mary mengajak Mu-gyul untuk melihat bulan dari Sungai Han, dan berteriak, “Aku hancur!” Dia mengatakan pada Mu-gyul kalau dia melukai banyak orang dengan awal hubungan mereka dan ingin melakukan yang terbaik mulai dari sekarang dan selanjutnya. Mu-gyul berjanji untuk menjadi baik kali ini. Mary berkata dia ingin melihat lautan, jadi mereka memutuskan untuk pergi ke kanan kalau begitu. Mereka pergi untuk melihat matahari terbit.
Jung-in tiba pagi2 sekali keesokan harinya untuk bertemu Mary, tapi dia dan ayah Mary menemukan kalau Mary sudah pergi. Matahari sudah naik, tapi Mu-gyul dan Mary masih berkendara, bertanya-tanya apakah mungkin mereka pergi terlalu terlambat untuk melihat matahari terbit. Mereka bertanya-tanya kenapa mereka tidak melihat matahari muncul, hanya untuk menyadari kalau mereka pergi ke pantai barat sebab itu yang terdekat, tanpa menyadari kalau mereka tidak bisa melihat matahari terbit dari sana. Bagaimana kalau melihat matahari terbitnya di Pantai Sanur saja? Nanti aku anterin… hehehe
Mereka memutuskan untuk kembali, tapi mobil Mu-gyul malah mati jadi mereka menunggu selagi mekanik memperbaikinya. Mary menelpon temannya untuk meminta mereka menjelaskan pada ayahnya lalu mendapatkan telpon dari Jung-in. Dia meminta untuk bicara dengan mereka berdua, tapi Mu-gyul mengambil hp itu dan meminta Jung-in untuk berhenti menelpon lalu menutup telponnya. Mu-gyul bertanya pada Mary berapa lama Mary berencana untuk hidup di bawah jempol ayahnya, karena jelas2, ayah tidak akan menyetujui hubungan mereka. Mary tidak percaya kalau Mu-gyul akan berpikir ini begitu mudahnya dan mereka bertengkar tentang campur tangan orang tua mereka yang terhormat.
Seo-jun menelpon Jung-in dan meminta untuk bertemu dengannya. Jung-in membawa Seo-jun ke toko buku. Jung-in melihat Seo-jun memandangi sebuah buku Walden, sama seperti yang dilakukan Mary beberapa waktu lalu ketika dia memberinya hadiah perpustakaan itu. Dia bertanya apakah itu buku yang disukai Seo-jun dan Seo-jun menjawab kalau dia menyukai buku itu karena Mu-gyul. Mary dan Mu-gyul ketika mobil itu diperbaiki dan bangun untuk meminta maaf atas pertengkaran mereka. Mu-gyul menawarkan untuk melihat ayah Mary untuk meyakinkannya, membuat Mary merekah. Mereka memutuskan untuk melakukan perjalanan satu hari kemana saja, karena mereka menghadapi waktu pemisah sekali mereka kembali.
Sementara itu, ayah mendengar dari teman Mary kalau Mary dan Mu-gyul pergi ke laut untuk melihat sunrise, jadi ayah mengajak gadis2 itu untuk mencari Mary. Hanya saja, mereka malah pergi ke pantai timur sebab disanalah mereka seharusnya melihat sunrise. Mary dan Mu-gyul tiba di lokasi kamping di hutan lalu berbaring di kabin, lelah karena malam yang panjang kemarin. Mereka menjadi cozy dan Mu-gyul bergerak untuk mendapatkan keramahan, hanya saja keadaan itu terlalu cozy untuk kenyamanan. Mary menjauh dan menyarankan agar mereka pergi keluar, sedangkan Mu-gyul malah semakin mendekat dan ingin tinggal di dalam. Yang mengecewakan, Mary menariknya keluar.
Jung-in mengajak Seo-jun ke pasar selanjutnya, pada dasarnya melacak ulang kencannya dengan Mary sebelumnya. Meski keduanya kecewa karena Mu-gyul dan Mary, mereka benar2 punya keriangan terhadap satu sama lain. Mary dan Mu-gyul naik sepeda dan membuat api unggun sambil memperhatikan sebuah keluarga yang juga berkemah di dekat kabin mereka. Mary bertanya apa Mu-gyul pernah punya keinginan untuk membangun keluarga seperti itu dan Mu-gyul menjawab kalau dia mempertimbangkan itu sebagai kemungkinan yang realistis. Dia tumbuh pada dasarnya tanpa orang tua, jadi dia tidak pernah berpikir kalau dia akan bisa menjadi ayah dan suami yang baik.
Mary merenung bahwa itu pasti alasan kenapa Mu-gyul menjadi serial dater. Mu-gyul mengakui kalau rasanya lebih bebas untuk berkencan dengan santai – dia bisa datang dan pergi sesukanya. Mary memperhatikan kalau ini adalah cinta yang bertepuk sebelah tangan, karena pada dasarnya Mu-gyul hanya mengencani gadis yang cocok dengannya. Mu-gyul menambahkan kalau para gadis cenderung menjadi sama pada akhirnya – mereka memulai dengan ‘kau begitu kerena’ tapi berakhir dengan mengganggunya hingga mati. Mary menjamin kalau dia tidak akan menjadi pengganggu dan Mu-gyul berbinar, berkata kalau wanita idela musisi adalah wanita yang tidak mengganggu. Mary meminta Mu-gyul untuk mengajarinya bermain gitar, karena dia adalah pacar seorang rocker sekarang.
Kembali di kota, Seo-jun memainkan gitar untuk Jung-in, ketika dia mengatakan pada Jung-in kalau keluarganya ingin dia menikah dengan pria seperti Jung-in tapi Seo-jun menolak sebab dia ingin menjalani hidupnya hanya untuk dirinya sendiri. Dia berpikir Mu-gyul merasakan hal yang sama, bahwa pernihakan hanyalah lembaga untuk membelenggu cinta. Tapi dia menyadari sekarang kalau ini hanyalah fantasy idealis. Mary dan Mu-gyul duduk di depan kemah dan melihat waktu sepasang orang tua lewat, keduanya cemburu pada cinta yang berlangsung begitu lama.
Mu-gyul: Berapa bulan menurutmu yang diperlukan untuk menjalani setengah kehidupan?
Mary: Mungkin mustahil hanya dengan cinta saja.
Mu-gyul: Kalau begitu… kesetiaan?
Mary: Ya… dengan kesetiaan itu mungkin. Akan bagus bila kita bisa bertahan lama dengan kesetiaan.
Mu-gyul: Denganmu, kadang2 aku bisa menggambar lukisan itu dalam pikiranku.
Mary: Mungkin mustahil hanya dengan cinta saja.
Mu-gyul: Kalau begitu… kesetiaan?
Mary: Ya… dengan kesetiaan itu mungkin. Akan bagus bila kita bisa bertahan lama dengan kesetiaan.
Mu-gyul: Denganmu, kadang2 aku bisa menggambar lukisan itu dalam pikiranku.
Mereka berbaring untuk tidur siang dengan rencana untuk memandang sunset kali ini dan Mu-gyul tertidur sambil memandangi Mary. Tapi ketika dia bangun, dia berada dalam situasi kejam ketika ayah sayup2 membangunkannya dan mengumumkan kepergiaan Mary selamanya dari hidup Mu-gyul. Dia dan Mary akhirnya berlutut dihadapan ayah ketika kembali di rumah dan memohon ijin ayah. Ayah tidak peduli dan menjauhkan Mary agar tidak pergi dengan Mu-gyul. Mu-gyul menemukan bahwa ayah Mary menikah dengan ibu Mary bertentangan dengan keinginan orang tua ibu Mary dan mengumumkan kalau dia akan kembali.
Jung-in mampir untuk mengajak Mary pergi ke suatu tempat dengannya. Mary tidak mau, tapi kemudian dia memberitahu Mary kalau ayahnya tidak dalam keadaan baik. Ayah Mary tidak menyadari putrinya pergi dengan Jung-in dan menuju rumah Mu-gyul untuk mencarinya. Ayah malah bertemu dengan ibu Mu-gyul dan keduanya kembali saling teriak, dan anehnya berubah menjadi rasa saling bersimpati pada kesulitan mereka menjadi orang tua tunggal. Mu-gyul mendengar ibunya menangis dan keluar untuk membuatnya berhenti menangis dan ayah melembut sedikit untuk keceriaan ibu Mu-gyul. Ayah tahu kalau Mary tidak disana dan pergi.
Mary tiba untuk bertemu dengan ayah Jung-in dan Jung-in bertanya apakah Mary memikirkan kontrak mereka. Mary tidak menjawab dan Jung-in menganggap sikap diam itu sebagai Mary tidak akan melanjutkan kontraknya. Jung-in meminta sesuatu: agar Mary tetap bersikap baik demi ayahnya, sebab kondisinya dipengaruhi oleh stress. Mary tidak ingin berbohong lagi tapi Jung-in mengingatkan Mary kalau dia adalah orang yang dikagumi ayahnya lalu memintanya lagi. Jung-in sedih karena dia tidak bisa menjadi sumber kebahagiaan bagi ayahnya. Mary melakukan apa yang Jung-in minta dan tersenyum pada ayah Jung-in meski dengan berat hati.
Mu-gyul minum dengan teman2nya dan mereka mendisukusikan cobaan dan kemalangan antara rock dan cinta. Tapi tentu saja teman2 band Mu-gyul tidak menjawab sebab hidup Mu-gyul bukanlah sebuah kehidupan yang berlabel ‘aku suami stabil dan punya materi.’ Mu-gyul mengirimi ibunya sms ‘aku merindukanmu’ dan bertanya bagaimana persiapan pergi ke Paris. Mu-gyul bertanya kenapa ibu tidak menikah. Ibu tertawa pada ide itu dan berkata kalau dia tidak ingin diikat serta ibu tidak punya rasa percaya diri untuk menjadikannya berhasil, tapi dia akan mencoba Paris. Ibu menambahkan kalau mungkin usia ibu yang bicara sekarang, tapi ibu benar2 kesepian ketika dia berpikir dia akan menjadi apa ketika sudah nenek2. Mu-gyul mengingatkan ibu kalau dia selalu disini. Ibu tersenyum dan bertanya, “Bagaimana denganmu?” Mu-gyul mendsah lalu melamun.
Mary pulang ke rumah dan ayah kembali mencekcokinya, menolak untuk memberi kesempatan pada Mu-gyul. Mary meminta ayah mengerti – dia adalah pria pertama yang pernah dicintainya, jadi tidak bisakah ayah memberikan beberapa kelonggaran? Ayah berkata kalau dia tidak akan pernah menyetujui Mu-gyul: “Kau harus dicintai untuk mencintai. Mu-gyul di kelilingi oleh kegelapan.” Mary bersikeras kalau Mu-gyul menyenangkan dan penuh dengan cinta. Ayah berkata kalau cinta pertama tidak berarti.
Mary mengingatkan ayah kalau dia dan ibu adalah cinta pertama dan ayah berkata karena itulah ibu tidak bahagia – sebab cinta pertama membutakannya dari kenyataan. Ayah bersikeras kalau dia ingin Mary bahagia, tapi jelas sekali kalau ayah lebih ingin agar Mary tidak mengulangi kesalahan ibunya. Mary mengatakan kalau bersama Mu-gyul adalah hal paling membahagiakan yang pernah ada. Dia hidup dengan banyak beban dan Mary meminta kesempatan pada ayahnya untuk bermimpi dan bahagia.
Jung-in mengatakan pada Seo-jun kalau dia ingin kembali mengajak Mu-gyul menjadi produser mucik dan bertanya apakah dia akan baik2 saja. Seo-jun berkata kalau dia baik2 saja dan akan berfokus bekerja untuk masa depan yang sudah dapat dilihat. Jung-in pergi menemui Mu-gyul untuk mendiskusikan pekerjaan tapi juga Mary dan keduanya saling berhadapan lagi. Jung-in mengingatkan Mu-gyul kalau dia adalah suami sah Mary, dan kalau ada orang yang harus mengakhiri cinta segitiga ini, orang itu adalah Mu-gyul. Jung-in bertanya apa Mu-gyul siap menikah, karena dia sudah siap. Mu-gyul mengejek persiapan pernikahannya yang berbau uang dan tidak ada apa2nya. Tapi itu benar2 membuat Jung-in berhenti.
Mu-gyul pulang ke rumah dan mendapati Seo-jun menunggunya di luar. Dia mengembalikan kalung yang Mu-gyul buatkan untuknya, yang Mu-gyul minta Seo-jun untuk dibuang saja. Kemarahan Seo-jun mulai pecah setelah mendengar hal itu dan dia membuangnya ke tanah. Seo-jun mengatakan pada Mu-gyul kalau dia sudah berhenti berpura-pura menjadi teman. Mu-gyul mengatakan pada Seo-jun kalau dia harus berhenti datang tanpa pemberitahuan, dan Seo-jun setuju. Dia juga mengumumkan kalau dia akan pergi dengan satu ucapan selamat tinggal. Seo-jun lalu mencium Mu-gyul.
Mu-gyul tidak membalas ciuman Seo-jun tapi juga tidak menjauhkan dirinya. Tapi Mary ada disana juga dengan belanjaan di tangannya. Dia terdiam dan membeku.
No comments:
Post a Comment