Rupanya yang mengganti gambar menyeramkan Hye Mi di dinding tangga menjadi Hye Mi malaikat adalah Sam Dong.
Sam Dong pula lah yang menyelamatkan Hye Mi dari jatuhan pot.
Semua itu dilakukan Sam Dong untuk Hye Mi...
Sam Dong pula lah yang menyelamatkan Hye Mi dari jatuhan pot.
Semua itu dilakukan Sam Dong untuk Hye Mi...
Sam Dong dilarikan ke rumah sakit dengan ambulans. Semua murid menonton dengan cemas.
Jin Kuk mengambil pecahan pot dari tanah dan tanpa sengaja menemukan kancing yang terlepas dari baju si pelaku.
Jin Kuk mencengkeram kancing itu erat dengan perasaan marah.
Jin Kuk mengambil pecahan pot dari tanah dan tanpa sengaja menemukan kancing yang terlepas dari baju si pelaku.
Jin Kuk mencengkeram kancing itu erat dengan perasaan marah.
Di tempat lain, Baek Hee menatap dirinya sendiri dicermin. Tangannya masih terasa gemetaran. Tanpa ia sadari, kancing di lengan bajunya hilang satu.
Baek Hee berusaha menghentikan tangannya yang gemetar hebat.
Baek Hee berusaha menghentikan tangannya yang gemetar hebat.
Sam Dong dilarikan kerumah sakit dan kepalanya langsung dijahit.
Oh Hyuk berusaha menghubungi Ibu Sam Dong, tapi saat itu ibu Sam Dong sedang tidak berada di rumah. Yang mengangkat telepon Oh Hyuk adalah teman ibu Sam Dong.
"Tolong hubungi aku begitu ia sampai di rumah." kata Oh Hyuk. "Nomor teleponku adalah 010..."
Oh Hyuk berusaha menghubungi Ibu Sam Dong, tapi saat itu ibu Sam Dong sedang tidak berada di rumah. Yang mengangkat telepon Oh Hyuk adalah teman ibu Sam Dong.
"Tolong hubungi aku begitu ia sampai di rumah." kata Oh Hyuk. "Nomor teleponku adalah 010..."
Hye Mi menatap tangannya yang penuh darah Sam Dong. Wajahnya pucat pasi.
Tiba-tiba Jin Kuk datang dan membersihkan tangan Hye Mi.
"Dia tidak sekarat." gumam Hye Mi. "Semua akan baik-baik saja. Benar kan?"
Jin Kuk tersenyum menenangkan. "Ya, semua akan baik-baik saja." katanya. "Walaupun ia kelihatan lugu, tapi sebenarnya ia sangat kuat."
"Dia tidak sekarat." gumam Hye Mi. "Semua akan baik-baik saja. Benar kan?"
Jin Kuk tersenyum menenangkan. "Ya, semua akan baik-baik saja." katanya. "Walaupun ia kelihatan lugu, tapi sebenarnya ia sangat kuat."
Hye Mi menangis. "Ini semua karena aku." katanya sedih. "Jika aku tidak pergi membuang sampah... Tidak... Jika aku tidak membawa Sam Dong ke Seoul, semua ini tidak akan terjadi. Aku memilih jalan yang salah. Jika aku tidak..."
"Cukup." kata Jin Kuk. "Jangan mengatakan 'jika', 'jika' dan 'jika'."
"Cukup." kata Jin Kuk. "Jangan mengatakan 'jika', 'jika' dan 'jika'."
"Apa ada keluarga Song Sam Dong?" terdengar suara suster.
Hye Mi dan Jin Kuk langsung berdiri.
Hye Mi dan Jin Kuk langsung berdiri.
Dokter menjelaskan bahwa tengkorak dan otak Sam Dong tidak mengalami kerusakan.
Oh Hyuk, Hye Mi dan Jin Kuk sangat lega mendengarnya.
"Tapi, ia belum siuman." kata dokter. "Jadi kami belum bisa memastikan."
"Apa maksudmu?" tanya Jin Kuk.
"Kerusakan pada otak tidak bisa dilihat dengan mata telanjang." jawab dokter. "Kami harus melakukan mengobatan yang intensif pada pasien."
"Kerusakan otak.." gumam Hye Mi, cemas.
Oh Hyuk, Hye Mi dan Jin Kuk sangat lega mendengarnya.
"Tapi, ia belum siuman." kata dokter. "Jadi kami belum bisa memastikan."
"Apa maksudmu?" tanya Jin Kuk.
"Kerusakan pada otak tidak bisa dilihat dengan mata telanjang." jawab dokter. "Kami harus melakukan mengobatan yang intensif pada pasien."
"Kerusakan otak.." gumam Hye Mi, cemas.
Hye Mi menemani Sam Dong di kamar rumah sakit. Ia kelihatan sangat cemas dan sedih.
Sam Dong belum juga membuka matanya.
Hye Mi menggenggam erat tangan Sam Dong.
Sam Dong belum juga membuka matanya.
Hye Mi menggenggam erat tangan Sam Dong.
Sam Dong bermimpi mengenai ibunya. Saat-saat ibunya menyuruh Sam Dong pergi ke Seoul untuk belajar.
"Tanganmu membuatku sedih." Sam Dong bernyanyi. "Jemari yang kasar. Siang malah bermandikan keringat. Jika aku diberi kesempatan untuk lahir kembali, aku pasti akan tetap mencintaimu seorang."
Sam Dong kemudian mengatakan pada ibunya bahwa keinginannya pergi ke Seoul adalah karena Hye Mi. Sam Dong sangat menyukai Hye Mi.
"Tanganmu membuatku sedih." Sam Dong bernyanyi. "Jemari yang kasar. Siang malah bermandikan keringat. Jika aku diberi kesempatan untuk lahir kembali, aku pasti akan tetap mencintaimu seorang."
Sam Dong kemudian mengatakan pada ibunya bahwa keinginannya pergi ke Seoul adalah karena Hye Mi. Sam Dong sangat menyukai Hye Mi.
Sam Dong membuka matanya perlahan. Ia menoleh dan sangat terkejut melihat Hye Mi tertidur di sisinya.
Sam Dong mengulurkan tangan untuk menyentuh wajah Hye Mi, tapi tangannya di infus dan tidak bisa bergerak jauh.
Sam Dong terdiam, teringat lagi kejadian saat ia menyelamatkan Hye Mi dari pot.
"Untunglah semua baik-baik saja." gumam Sam Dong pelan, menatap Hye Mi.
Sam Dong mengulurkan tangan untuk menyentuh wajah Hye Mi, tapi tangannya di infus dan tidak bisa bergerak jauh.
Sam Dong terdiam, teringat lagi kejadian saat ia menyelamatkan Hye Mi dari pot.
"Untunglah semua baik-baik saja." gumam Sam Dong pelan, menatap Hye Mi.
Hye Mi membuka matanya. Ia kaget karena terbangun di tempat tidur, sementara Sam Dong malah duduk di kursi.
Hye Mi langsung turun dari tempat tidur dan mendekati Sam Dong.
"Kau sudah bangun." kata Hye Mi, menatap Sam Dong dengan seksama. "Apa kau baik-baik saja? Kau bisa melihatku?"
Sam Dong mengangguk.
"Coba bicara. Siapa namaku." kata Hye Mi cemas. "Berapa ini?" Hye Mi menunjukkan empat jarinya.
"Empat." jawab Sam Dong. "Namamu Go Hye Mi."
"Kau sudah bangun." kata Hye Mi, menatap Sam Dong dengan seksama. "Apa kau baik-baik saja? Kau bisa melihatku?"
Sam Dong mengangguk.
"Coba bicara. Siapa namaku." kata Hye Mi cemas. "Berapa ini?" Hye Mi menunjukkan empat jarinya.
"Empat." jawab Sam Dong. "Namamu Go Hye Mi."
Senyum Hye Mi merekah. Ia langsung memeluk Sam Dong.
"Syukurlah." tangis Hye Mi. "Kupikir kau akan mati karena aku."
Sam Dong menepuk punggung Hye Mi. "Tidak apa-apa." katanya menenangkan. "Jangan menangis. Aku jadi merasa malu."
"Syukurlah." tangis Hye Mi. "Kupikir kau akan mati karena aku."
Sam Dong menepuk punggung Hye Mi. "Tidak apa-apa." katanya menenangkan. "Jangan menangis. Aku jadi merasa malu."
Melihat Hye Mi dan Sam Dong berpelukan, Jin Kuk, yang mulanya berniat masuk, kembali keluar dan menutup pintu.
"Kapan Sam Dong keluar dari rumah sakit?" tanya Pil Sook di telepon. "Syukurlah."
Jason, yang saat itu sedang berjalan sambil makan permen, langsung mendekati Pil Sook.
"Apa Song Sam Dong sudah baikan?" tanya Jason, mendekatkan wajahnya pada Pil Sook.
Pil Sook sangat terkejut hingga jatuh. Jason membantunya bangun.
"Saat ini Sam Dong sudah baikan." jawab Pil Sook. "Kepalanya terluka, tapi ia akan sembuh setelah menjalani perawatan."
"Baguslah kalau begitu." kata Jason seraya berjalan pergi.
Pil Sook senang setengah mati dan melompat-lompat kegirangan. Namun ketika ia menolehuntuk melihat Jason lagi, Jason malah bergandengan tangan dengan seorang gadis.
Jason, yang saat itu sedang berjalan sambil makan permen, langsung mendekati Pil Sook.
"Apa Song Sam Dong sudah baikan?" tanya Jason, mendekatkan wajahnya pada Pil Sook.
Pil Sook sangat terkejut hingga jatuh. Jason membantunya bangun.
"Saat ini Sam Dong sudah baikan." jawab Pil Sook. "Kepalanya terluka, tapi ia akan sembuh setelah menjalani perawatan."
"Baguslah kalau begitu." kata Jason seraya berjalan pergi.
Pil Sook senang setengah mati dan melompat-lompat kegirangan. Namun ketika ia menolehuntuk melihat Jason lagi, Jason malah bergandengan tangan dengan seorang gadis.
Gadis itu adalah Ri Ah, teman satu kelas mereka.
"Dengan siapa kau akan berpasangan di pertunjukkan?" tanya Ri Ah.
"Aku belum memutusakan." jawab Jason santai.
Pil Sook menunduk sedih.
"Dengan siapa kau akan berpasangan di pertunjukkan?" tanya Ri Ah.
"Aku belum memutusakan." jawab Jason santai.
Pil Sook menunduk sedih.
Saat rapat, Bum Soo mengatakan mengenai kecelakaan Sam Dong.
"Terjadi kecelakaan kecil kemarin." kata Bum Soo tanpa rasa prihatin sama sekali. "Aku berharap kecelakaan itu tidak akan terjadi lagi."
Oh Hyuk bangkit dengan marah. "Apa kau sudah selesai?!" serunya. "Kecelakaan?! Ini adalah percobaan pembunuhan! Kita harus menemukan pelakunya!"
Bum Soo malah lebih memperhatikan reputasi sekolah ketimbang Sam Dong. Jika kejadian mengenai Sam Dong sampai tersebar keluar, maka reputasi sekolah akan hancur. "Bagaimana kau bertanggung jawab jika itu terjadi?!" tanya Bum Soo pada Oh Hyuk.
Guru yang lain mencoba menenangkan Oh Hyuk.
Kyung Jin menatap Oh Hyuk dengan pandangan simpatik.
"Terjadi kecelakaan kecil kemarin." kata Bum Soo tanpa rasa prihatin sama sekali. "Aku berharap kecelakaan itu tidak akan terjadi lagi."
Oh Hyuk bangkit dengan marah. "Apa kau sudah selesai?!" serunya. "Kecelakaan?! Ini adalah percobaan pembunuhan! Kita harus menemukan pelakunya!"
Bum Soo malah lebih memperhatikan reputasi sekolah ketimbang Sam Dong. Jika kejadian mengenai Sam Dong sampai tersebar keluar, maka reputasi sekolah akan hancur. "Bagaimana kau bertanggung jawab jika itu terjadi?!" tanya Bum Soo pada Oh Hyuk.
Guru yang lain mencoba menenangkan Oh Hyuk.
Kyung Jin menatap Oh Hyuk dengan pandangan simpatik.
Hye Mi bertekad untuk menangkap pelaku percobaan pembunuhan itu.
"Aku pasti akan menangkap pelaku itu dan memberinya pelajaran." ujar Hye Mi dengan marah.
"Sudahlah." kata Sam Dong, menenangkan Hye Mi. "Walaupun kau tidak memberinya pelajaran, ia pasti akan menerima hukuman."
"Ia akan menerima hukuman?"
"Ya." jawab Sam Dong. "Kata ibuku, ketika sebuah kemenangan tidak disambut oleh teman-temannya, saat teman-temannya tidak lagi tertawa padanya, hatinya akan menjadi hampa."
"Aku pasti akan menangkap pelaku itu dan memberinya pelajaran." ujar Hye Mi dengan marah.
"Sudahlah." kata Sam Dong, menenangkan Hye Mi. "Walaupun kau tidak memberinya pelajaran, ia pasti akan menerima hukuman."
"Ia akan menerima hukuman?"
"Ya." jawab Sam Dong. "Kata ibuku, ketika sebuah kemenangan tidak disambut oleh teman-temannya, saat teman-temannya tidak lagi tertawa padanya, hatinya akan menjadi hampa."
Di saat yang sama, Baek Hee sedang berusaha membersihkan loker Hye Mi yang penuh dengan darah.
Mendadak Jin Kuk muncul.
Baek Hee terkejut. "Kau mengejutkan aku." katanya.
"Apa yang kau lakukan?" tanya Jin Kuk.
"Aku sangat sedih melihat ini." kata Baek Hee. "Siapa yang melakukan semua ini."
Jin Kuk menunjukkan sebuah kancing. "Apa kancing ini milikmu?" tanyanya. "Aku menemukan ini di dekat pecahan pot."
"Apa kau mencurigai aku sebagai pelakunya?" tanya Baek Hee.
Mendadak Jin Kuk muncul.
Baek Hee terkejut. "Kau mengejutkan aku." katanya.
"Apa yang kau lakukan?" tanya Jin Kuk.
"Aku sangat sedih melihat ini." kata Baek Hee. "Siapa yang melakukan semua ini."
Jin Kuk menunjukkan sebuah kancing. "Apa kancing ini milikmu?" tanyanya. "Aku menemukan ini di dekat pecahan pot."
"Apa kau mencurigai aku sebagai pelakunya?" tanya Baek Hee.
"Biar kulihat tanganmu." kata Jin Kuk seraya menarik tangan Baek Hee.
Baek Hee menghindar. "Bukan aku pelakunya!"
Jin Kuk menarik paksa tangan Baek Hee. Kancing di kedua lengan kemejanya lengkap.
"Sudah kukatakan bukan aku pelakunya." kata Baek Hee.
"Benarkah bukan kau?" tanya Jin Kuk dingin, masih tetap curiga. "Ada dimana kau saat kejadian itu terjadi?"
Baek Hee mulai mengeluarkan ekspresi lugu dan memelas.
Baek Hee menghindar. "Bukan aku pelakunya!"
Jin Kuk menarik paksa tangan Baek Hee. Kancing di kedua lengan kemejanya lengkap.
"Sudah kukatakan bukan aku pelakunya." kata Baek Hee.
"Benarkah bukan kau?" tanya Jin Kuk dingin, masih tetap curiga. "Ada dimana kau saat kejadian itu terjadi?"
Baek Hee mulai mengeluarkan ekspresi lugu dan memelas.
"Kenapa kau menangis?" tanya Jin Kuk, melepaskan tangan Baek Hee.
Baek Hee menggenggam tangan Jin Kuk. "Walaupun semua orang mencurigaiku. Tidak bisakah kau tetap percaya padaku? Saat Hye Mi menuduhku, bisakah kau berdiri di pihakku?"
Jin Kuk tidak mengatakan apapun.
Baek Hee melepaskan tangan Jin Kuk. "Di dunia ini, tidak ada orang yang peduli padaku." katanya, menangis.
"Aku mengerti." kata Jin Kuk, tidak tega. "Berhentilah menangis."
Baek Hee menggenggam tangan Jin Kuk. "Walaupun semua orang mencurigaiku. Tidak bisakah kau tetap percaya padaku? Saat Hye Mi menuduhku, bisakah kau berdiri di pihakku?"
Jin Kuk tidak mengatakan apapun.
Baek Hee melepaskan tangan Jin Kuk. "Di dunia ini, tidak ada orang yang peduli padaku." katanya, menangis.
"Aku mengerti." kata Jin Kuk, tidak tega. "Berhentilah menangis."
Ibu Sam Dong kembali. Temannya langsung mengatakan bahwa guru Sam Dong menelepon. Sepertinya ada sesuatu yang terjadi pada Sam Dong.
Ibu Sam Dong langsung shock dan pingsan seketika.
Ibu Sam Dong langsung shock dan pingsan seketika.
Jin Kuk pulang ke rumah.
Di tempat tidurnya, Jin Kuk melihat sebuah jaket dan langsung membuangnya ke lantai. "Apa ini?"
"Hueeyy!" protes Sam Dong, bergegas mengambil dan membersihkan jaketnya yang dijatuhkan Jin Kuk.
Jin Kuk tertawa. "Senang melihatmu marah." katanya. "Kau sangat bersemangat."
Sam Dong sibuk membersihkan jaketnya.
"Anak nakal itu yang membelinya untukmu?" tanya Jin Kuk.
"Hye Mi tidak nakal!" seru Sam Dong protes.
"Aku tidak menyebut Hye Mi." kata Jin Kuk.
Sam Dong langsung terdiam.
Di tempat tidurnya, Jin Kuk melihat sebuah jaket dan langsung membuangnya ke lantai. "Apa ini?"
"Hueeyy!" protes Sam Dong, bergegas mengambil dan membersihkan jaketnya yang dijatuhkan Jin Kuk.
Jin Kuk tertawa. "Senang melihatmu marah." katanya. "Kau sangat bersemangat."
Sam Dong sibuk membersihkan jaketnya.
"Anak nakal itu yang membelinya untukmu?" tanya Jin Kuk.
"Hye Mi tidak nakal!" seru Sam Dong protes.
"Aku tidak menyebut Hye Mi." kata Jin Kuk.
Sam Dong langsung terdiam.
"Kau berpikir bahwa Hye Mi itu nakal?" tanya Jin Kuk.
"Tidak." jawab Sam Dong. "Ia sangat cantik ketika tersenyum."
"Apakah ia suka tersenyum?" tanya Jin Kuk lagi.
"Tentu saja ia suka tersenyum." jawab Sam Dong bangga seraya menjatuhkan dirinya di tempat tidur. "Kurasa ia menyukaiku."
Jin Kuk mengusir Sam Dong dari tempat tidurnya.
"Kau tidak pernah melihatnya tersenyum, kan?" tanya Sam Dong. "Ia selalu tersenyum di depanku."
"Tidak." jawab Sam Dong. "Ia sangat cantik ketika tersenyum."
"Apakah ia suka tersenyum?" tanya Jin Kuk lagi.
"Tentu saja ia suka tersenyum." jawab Sam Dong bangga seraya menjatuhkan dirinya di tempat tidur. "Kurasa ia menyukaiku."
Jin Kuk mengusir Sam Dong dari tempat tidurnya.
"Kau tidak pernah melihatnya tersenyum, kan?" tanya Sam Dong. "Ia selalu tersenyum di depanku."
Jin Kuk kelihatan kesal. "Aku sering melihatnya menangis."
"Apa?!" seru Sam Dong. "Kenapa Hye Mi menangis? Kenapa Hye Mi menangis di depanmu?"
Jin Kuk menjatuhkan dirinya di tempat tidur. "Mungkin ia lebih nyaman bila berada didekatku." katanya.
"Apa kau memiliki perasaan pada Hye Mi?" tanya Sam Dong.
"Tidak." jawab Jin Kuk.
"Kau sudah mengelak, jadi jangan menyesal!" kata Sam Dong.
"Apa?!" seru Sam Dong. "Kenapa Hye Mi menangis? Kenapa Hye Mi menangis di depanmu?"
Jin Kuk menjatuhkan dirinya di tempat tidur. "Mungkin ia lebih nyaman bila berada didekatku." katanya.
"Apa kau memiliki perasaan pada Hye Mi?" tanya Sam Dong.
"Tidak." jawab Jin Kuk.
"Kau sudah mengelak, jadi jangan menyesal!" kata Sam Dong.
Sam Dong dan Jin Kuk mulai bertengkar mengenai barang-barang. Jin Kuk marah karena Sam Dong mengenakan celana dalamnya.
"Lepaskan celana dalam itu!" seru Jin Kuk, memaksa Sam Dong melepas celana dalamnya.
"Hentikan!" seru Sam Dong.
Mendadak Oh Hyuk masuk dengan wajah panik, melihat Sam Dong dan Jin Kuk dalam posisi aneh.
"Ibumu pingsan!"
"Lepaskan celana dalam itu!" seru Jin Kuk, memaksa Sam Dong melepas celana dalamnya.
"Hentikan!" seru Sam Dong.
Mendadak Oh Hyuk masuk dengan wajah panik, melihat Sam Dong dan Jin Kuk dalam posisi aneh.
"Ibumu pingsan!"
Sam Dong menjenguk ibunya di desa.
"Siapa kau?" tanya Ibu Sam Dong ketika membuka matanya.
"Kau tidak tahu siapa aku?" tanya Sam Dong. "Aku Sam Dong."
Sam Dong kemudian mengatakan pada ibunya bahwa ia baik-baik saja. Mungkin teman ibunya lah yang salah dengar mengenai kecelakaan Sam Dong.
Ibu Sam Dong langsung lega dan ceria lagi.
Sam Dong juga mengatakan bahwa ia akan mengadakan pertunjukkan di Kirin.
"Siapa kau?" tanya Ibu Sam Dong ketika membuka matanya.
"Kau tidak tahu siapa aku?" tanya Sam Dong. "Aku Sam Dong."
Sam Dong kemudian mengatakan pada ibunya bahwa ia baik-baik saja. Mungkin teman ibunya lah yang salah dengar mengenai kecelakaan Sam Dong.
Ibu Sam Dong langsung lega dan ceria lagi.
Sam Dong juga mengatakan bahwa ia akan mengadakan pertunjukkan di Kirin.
Sam Dong kembali ke Seoul dengan menggunakan bus. Di terminal, ia bertemu dengan Hye Mi.
"Bagaimana kondisi ibumu?" tanya Hye Mi cemas. "Apa ia baik-baik saja?"
"Ya, ia baik-baik saja." jawab Sam Dong. "Kenapa kau ada disini?"
Hye Mi menarik napas lega. "Syukurlah." ujarnya. "Kau tidak merasa sakit dimanapun, kan?"
"Kau kemari karena mencemaskan aku?" tanya Sam Dong senang.
"Bagaimana kondisi ibumu?" tanya Hye Mi cemas. "Apa ia baik-baik saja?"
"Ya, ia baik-baik saja." jawab Sam Dong. "Kenapa kau ada disini?"
Hye Mi menarik napas lega. "Syukurlah." ujarnya. "Kau tidak merasa sakit dimanapun, kan?"
"Kau kemari karena mencemaskan aku?" tanya Sam Dong senang.
Sam Dong dan Hye Mi minum kopi di restoran.
Tanpa sengaja, Doo Shik melihat mereka dan langsung menghampiri.
"Kudengar kau menempati posisi pertama di ujian akhir bulan." kata Doo Shik. "Jika kau tetap seperti ini, kau bisa membayar hutang orang tuamu."
Doo Shik mengulurkan tangan untuk menyentuh Hye Mi, tapi Sam Dong langsung menarik tangan Doo Shik.
"Siapa kau?" tanya Sam Dong galak.
"Siapa pemuda ini?" tanya Doo Shik pada Hye Mi.
"Ia teman sekelasku." jawab Hye Mi. Hye Mi memperkenalkan Doo Shik sebagai teman ayahnya, kemudian mengajak Sam Dong pergi.
Tanpa sengaja, Doo Shik melihat mereka dan langsung menghampiri.
"Kudengar kau menempati posisi pertama di ujian akhir bulan." kata Doo Shik. "Jika kau tetap seperti ini, kau bisa membayar hutang orang tuamu."
Doo Shik mengulurkan tangan untuk menyentuh Hye Mi, tapi Sam Dong langsung menarik tangan Doo Shik.
"Siapa kau?" tanya Sam Dong galak.
"Siapa pemuda ini?" tanya Doo Shik pada Hye Mi.
"Ia teman sekelasku." jawab Hye Mi. Hye Mi memperkenalkan Doo Shik sebagai teman ayahnya, kemudian mengajak Sam Dong pergi.
Hye Mi berjalan cepat.
"Song Sam Dong, jangan ikut campur lagi dalam urusanku." kata Hye Mi dingin. Ia mungkin khawatir terjadi sesuatu pada Sam Dong.
"Apa?"
"Jika ada orang yang menyentuh kepalaku, biarkan saja." kata Hye Mi. "Jika ada pot yang jatuh diatasku, biarkan saja. Masalah apapun yang kutemui, aku akan menghadapinya sendiri. Kau tidak boleh ikut campur dan jangan membantu."
"Kenapa kau berkata seperti ini?" tanya Sam Dong.
"Karena aku banyak berhutang padamu." jawab Hye Mi. "Aku tidak tahu bagaimana cara membayarnya. Aku juga tidak ingin terus berhutang padamu."
"Song Sam Dong, jangan ikut campur lagi dalam urusanku." kata Hye Mi dingin. Ia mungkin khawatir terjadi sesuatu pada Sam Dong.
"Apa?"
"Jika ada orang yang menyentuh kepalaku, biarkan saja." kata Hye Mi. "Jika ada pot yang jatuh diatasku, biarkan saja. Masalah apapun yang kutemui, aku akan menghadapinya sendiri. Kau tidak boleh ikut campur dan jangan membantu."
"Kenapa kau berkata seperti ini?" tanya Sam Dong.
"Karena aku banyak berhutang padamu." jawab Hye Mi. "Aku tidak tahu bagaimana cara membayarnya. Aku juga tidak ingin terus berhutang padamu."
Saai ini Kirin sedang dihebohkan oleh acara Pertunjukkan Kirin.
Oh Hyuk bertanya pada keempat muridnya, orang tua siapa yang akan datang.
Pil Sook mengatakan bahwa kedua orang tuanya akan datang. Sam Dong mengatakan ibunya akan datang. Sementara Hye Mi dan Jin Kuk mengatakan bahwa mereka tidak memiliki siapapun yang bisa diundang untuk datang.
Oh Hyuk bertanya pada keempat muridnya, orang tua siapa yang akan datang.
Pil Sook mengatakan bahwa kedua orang tuanya akan datang. Sam Dong mengatakan ibunya akan datang. Sementara Hye Mi dan Jin Kuk mengatakan bahwa mereka tidak memiliki siapapun yang bisa diundang untuk datang.
Maeng Seung Hee memberi pengumuman pada murid-murid bahwa pertunjukkan akan diadakan pada akhir bulan. Para produser dari perusahaan musik akan datang dan mungkin saja akan menawarkan kontrak rekaman. Namun Seung Hee mangatakan bahwa peserta pertunjukkan itu hanyalah 5 orang, yakitu 5 orang teraik pada saat audisi ujian masuk Kirin. Itu artinya, ketiga murid khusus tidak bisa ikut serta.
Peserta yang ikut diantaranya adalah Jason, Lee Ri Ah, Kang Sung Min, Han Soo Ri dan Yoon Baek Hee.
Ah Jeong kelihatan tidak senang karena Baek Hee lagi-lagi terpilih.
Peserta yang ikut diantaranya adalah Jason, Lee Ri Ah, Kang Sung Min, Han Soo Ri dan Yoon Baek Hee.
Ah Jeong kelihatan tidak senang karena Baek Hee lagi-lagi terpilih.
Saat Baek Hee berganti pakaian, Ah Jeong sengaja bicara ditelepon.
"Apa? Walaupun ia sangat membenci Hye Mi, tidak mungkin Baek Hee menjatuhkan pot itu." kata Ah Jeong. "Ya, benar. Hye Mi mendapatkan nilai terbaik saat ujian. Mungkin saja Baek Hee merasa dikalahkan."
"Apa? Walaupun ia sangat membenci Hye Mi, tidak mungkin Baek Hee menjatuhkan pot itu." kata Ah Jeong. "Ya, benar. Hye Mi mendapatkan nilai terbaik saat ujian. Mungkin saja Baek Hee merasa dikalahkan."
Mendadak Hye Mi keluar dari salah satu kamar ganti. Ah Jeong terkejut.
"Jika kau ingin bicara kotor, pastikan dulu tidak ada orang di sekitarmu." kata Hye Mi tajam. "Baek Hee mungkin memang kecewa, tapi ia tidak akan mampu menjatuhkan pot bunga itu."
Baek Hee mendengar semue percakapan itu dari dalam salah satu kamar ganti.
"Yang sanggup melakukan hal seperti itu hanyalah monster." kata Hye Mi keras seraya membuka tirai kamar ganti Baek Hee. "Aku mengenal Baek Hee dan ia bukanlah monster."
"Jika kau ingin bicara kotor, pastikan dulu tidak ada orang di sekitarmu." kata Hye Mi tajam. "Baek Hee mungkin memang kecewa, tapi ia tidak akan mampu menjatuhkan pot bunga itu."
Baek Hee mendengar semue percakapan itu dari dalam salah satu kamar ganti.
"Yang sanggup melakukan hal seperti itu hanyalah monster." kata Hye Mi keras seraya membuka tirai kamar ganti Baek Hee. "Aku mengenal Baek Hee dan ia bukanlah monster."
Baek Hee mencuci wajahnya dan menatap dirinya sendiri di cermin.
"Monster?" gumam Baek Hee.
"Orang yang mengubahku menjadi monster adalah kau sendiri, Hye Mi." ujar suara dalam diri Baek Hee.
"Monster?" gumam Baek Hee.
"Orang yang mengubahku menjadi monster adalah kau sendiri, Hye Mi." ujar suara dalam diri Baek Hee.
Kyung Jin meminta Jason dan Ri Ah berduet.
Ri Ah terlihat sangat senang sementara ekspresi Jason tidak setuju.
"Kami berdua?" tanya Jason, menarik napas dalam.
"Tidak suka?" tanya Kyung Jin.
"Tidak, aku suka." kata Ri Ah bersemangat.
Jason hanya bisa diam dan menghela napas.
Ri Ah terlihat sangat senang sementara ekspresi Jason tidak setuju.
"Kami berdua?" tanya Jason, menarik napas dalam.
"Tidak suka?" tanya Kyung Jin.
"Tidak, aku suka." kata Ri Ah bersemangat.
Jason hanya bisa diam dan menghela napas.
Sam Dong memainkan keyboardnya dan bernyanyi seorang diri. Suaranya sangat merdu dan ia menghayati lagu itu.
Di tengah-tengah lagu, seorang gadis ikut bernyanyi bersamanya. Gadis itu adalah Hye Mi.
Di tengah-tengah lagu, seorang gadis ikut bernyanyi bersamanya. Gadis itu adalah Hye Mi.
Hye Mi tersenyum dan bernyanyi, berduet dengan Sam Dong.
"Inikah lagu yang kau pilih?" tanya Hye Mi. Namun mendadak suara Hye Mi berubah menjadi suara lelaki. Hye Mi berubah bentuk menjadi Oh Hyun.
Rupanya duet itu hanya ada dalam imajinasi Sam Dong.
"Inikah lagu yang kau pilih?" tanya Hye Mi. Namun mendadak suara Hye Mi berubah menjadi suara lelaki. Hye Mi berubah bentuk menjadi Oh Hyun.
Rupanya duet itu hanya ada dalam imajinasi Sam Dong.
"Guru." panggil Sam Dong. "Dia selalu ingin melarikan diri. Ia sudah lari terlalu jauh hingga tidak bisa lagi kulihat. Apa yang bisa kita lakukan disaat seperti ini?"
Oh Hyuk tidak bisa memberikan jawaban.
Oh Hyuk tidak bisa memberikan jawaban.
Sam Dong terlihat tidak bersemangat saat makan malam.
"Ia hanya mengkhawatirkan ibunya." jawab Jin Kuk.
Sam Dong sudah terlanjur mengatakan pada ibunya bahwa ia akan mengadakan pertunjukan di Kirin. Jika ketahuan berbohong, ia takut ibunya akan shock lagi.
Hye Sung mengusulkan untuk membuat pertunjukan palsu.
"Benar!" seru Oh Hyuk setuju. "Ayo kita buat pertunjukkan sendiri. Hanya untuk satu hari. Kita akan membuat Sam Dong menjadi Cinderella."
Jin Kuk menertawakan ide itu. Sebaliknya, Hye Mi setuju.
"Ia hanya mengkhawatirkan ibunya." jawab Jin Kuk.
Sam Dong sudah terlanjur mengatakan pada ibunya bahwa ia akan mengadakan pertunjukan di Kirin. Jika ketahuan berbohong, ia takut ibunya akan shock lagi.
Hye Sung mengusulkan untuk membuat pertunjukan palsu.
"Benar!" seru Oh Hyuk setuju. "Ayo kita buat pertunjukkan sendiri. Hanya untuk satu hari. Kita akan membuat Sam Dong menjadi Cinderella."
Jin Kuk menertawakan ide itu. Sebaliknya, Hye Mi setuju.
Oh Hyuk dan yang lainnya mulai merencakan segala sesuatu.
Oh Hyuk bertanya padaSam Dong, kebohongan apa saja yang diceritakan Sam Dong pada ibunya.
Oh Hyuk bertanya padaSam Dong, kebohongan apa saja yang diceritakan Sam Dong pada ibunya.
"Aku mengatakan padanya bahwa akulah yang terbaik dalam menari di Kirin." kata Sam Dong. Sampai-sampai semua gadis terpesona dan Jason meminta Sam Dong menjadi gurunya.
Kemudian, seperti layaknya F4, Sam Dong mengatakan bahwa ia adalah lelaki paling terkenal di sekolah dan Jin Kuk adalah pelayannya. (Diambil dari drama Boys Before Flowers)
Lalu, Sam Dong mengatakan bahwa Hye Mi sangat tersihir olehku.
"Hye Mi Ah.." panggil Sam Dong. Ia mengayunkan tangan, menyuruh Hye Mi mendekat.
"Dia memanggilku 'Hye Mi Ah'." pikir Hye Mi dalam hatinya.
Hye Mi mendekat dan Sam Dong memeluknya.
(Dari drama Cinderella's Sister)
"Hye Mi Ah.." panggil Sam Dong. Ia mengayunkan tangan, menyuruh Hye Mi mendekat.
"Dia memanggilku 'Hye Mi Ah'." pikir Hye Mi dalam hatinya.
Hye Mi mendekat dan Sam Dong memeluknya.
(Dari drama Cinderella's Sister)
"Dasar Gila." gumam Jin Kuk.
"Aku tidak ingin membuat ibuku khawatir, karena itulah aku mengatakan semua itu." kata Sam Dong. "Aku tidak tahu semuanya akan jadi seperti ini."
"Kapan ibumu datang?" tanya Hye Mi. Hye Mi tetap ingin membantu Sam Dong karena merasa memiliki hutang yang harus dibayar.
Jin Kuk juga ingin membantu.
"Aku tidak ingin membuat ibuku khawatir, karena itulah aku mengatakan semua itu." kata Sam Dong. "Aku tidak tahu semuanya akan jadi seperti ini."
"Kapan ibumu datang?" tanya Hye Mi. Hye Mi tetap ingin membantu Sam Dong karena merasa memiliki hutang yang harus dibayar.
Jin Kuk juga ingin membantu.
Pil Sook berdiri di depan pintu Kirin, hendak masuk ke dalam.
Tidak lama kemudian Jason datang dan membukakan pintu untuk Pil Sook.
"Terima kasih." kata Pil Sook. Ia kemudian memberanikan diri untuk bertanya. "Apakah membukakan pintu untukku hanyalah sopan santun?"
Jason mengangguk.
"Begitu..." gumam Pil Sook. Ia tersenyum pada Jason, menyembunyikan rasa kecewanya. "Terima kasih. Sampai ketemu lagi."
Tidak lama kemudian Jason datang dan membukakan pintu untuk Pil Sook.
"Terima kasih." kata Pil Sook. Ia kemudian memberanikan diri untuk bertanya. "Apakah membukakan pintu untukku hanyalah sopan santun?"
Jason mengangguk.
"Begitu..." gumam Pil Sook. Ia tersenyum pada Jason, menyembunyikan rasa kecewanya. "Terima kasih. Sampai ketemu lagi."
Dengan membawa selembar kertas, Pil Sook masuk ke dalam ruangan guru untuk mencari Oh Hyuk.
"Permisi." sapanya pada Seung Hee. "Apakah guru Kang sedang pergi?"
"Aku baru saja melihatnya keluar." jawab Seung Hee. "Ada apa?"
"Ketika ia kembali, bisakah kau memberikan ini padanya?" Pil Sook menyerahkan kertas tersebut pada Seung Hee.
Seung Hee melihat kertas tersebut. "Pil Sook, kau ingin keluar dari sekolah?" serunya kaget.
Jin Man, yang saat itu sedang berada disana, langsung menoleh terkejut.
"Kurasa aku tidak bisa menurunkan berat badan." kata Pil Sook. "Semua murid di kelas persiapan tidak bisa ikut dalam pertunjukkan. Jadi aku memutuskan untuk mempelajari hal lain selagi masih dini."
Seung Hee dan Jin Man berusaha menghentikan Pil Sook, namun Pil Sook tidak menoleh lagi dan berjalan pergi.
"Permisi." sapanya pada Seung Hee. "Apakah guru Kang sedang pergi?"
"Aku baru saja melihatnya keluar." jawab Seung Hee. "Ada apa?"
"Ketika ia kembali, bisakah kau memberikan ini padanya?" Pil Sook menyerahkan kertas tersebut pada Seung Hee.
Seung Hee melihat kertas tersebut. "Pil Sook, kau ingin keluar dari sekolah?" serunya kaget.
Jin Man, yang saat itu sedang berada disana, langsung menoleh terkejut.
"Kurasa aku tidak bisa menurunkan berat badan." kata Pil Sook. "Semua murid di kelas persiapan tidak bisa ikut dalam pertunjukkan. Jadi aku memutuskan untuk mempelajari hal lain selagi masih dini."
Seung Hee dan Jin Man berusaha menghentikan Pil Sook, namun Pil Sook tidak menoleh lagi dan berjalan pergi.
Lagi-lagi, Jason menerima permen lolipop di pintu lokernya.
Tidak jauh dari sana, ia melihat Pil Sook memasukkan barang-barang di lokernya ke dalam tas.
"Pil Sook, apa kau ingin keluar dari sekolah?" tanya Jason.
"Ya." jawab Pil Sook.
"Kenapa?"
"Kelihatannya aku tidak pantas berada disini." jawab Pil Sook tanpa memandang Jason.
"Sangat disayangkan." ujar Jason. "Sebenarnya aku ingin bernyanyi bersamamu di panggung."
Tidak jauh dari sana, ia melihat Pil Sook memasukkan barang-barang di lokernya ke dalam tas.
"Pil Sook, apa kau ingin keluar dari sekolah?" tanya Jason.
"Ya." jawab Pil Sook.
"Kenapa?"
"Kelihatannya aku tidak pantas berada disini." jawab Pil Sook tanpa memandang Jason.
"Sangat disayangkan." ujar Jason. "Sebenarnya aku ingin bernyanyi bersamamu di panggung."
"Bersamaku?!" seru Pil Sook kaget. "Kenapa?"
"Karena aku menyukai lagumu." jawab Jason. "Sejak kau bernyanyi mengenakan kostum sushi saat audisi. Aku terpesona dengan suaramu."
Pil Sook sangat terkejut sampai-sampai mulutnya terbuka lebar dan matanya melotot.
Pil Sook langsung berlari pergi.
"Mau kemana kau?" panggil Jason.
"Karena aku menyukai lagumu." jawab Jason. "Sejak kau bernyanyi mengenakan kostum sushi saat audisi. Aku terpesona dengan suaramu."
Pil Sook sangat terkejut sampai-sampai mulutnya terbuka lebar dan matanya melotot.
Pil Sook langsung berlari pergi.
"Mau kemana kau?" panggil Jason.
Di ruang guru, Jin Man memarahi Seung Hee habis-habisan.
"Kau telah merenggut mimpi murid-murid." kata Jin Man. "Kau mematahkan sayap mereka! Pil Sook memiliki bakat. Dia memiliki sayap yang sangat besar."
Tanpa mereka berdua sadari, Pil Sook masuk dan merobek surat pengunduran dirinya.
"Apa yang kau lakukan?" tanya Seung Hee, melihat Pil Sook.
"Aku akan berusaha keras dan bertahan sampai akhir." kata Pil Sook bersemangat.
Jin Man dan Seung Hee hanya diam dan melihat Pil Sook bingung.
"Kau telah merenggut mimpi murid-murid." kata Jin Man. "Kau mematahkan sayap mereka! Pil Sook memiliki bakat. Dia memiliki sayap yang sangat besar."
Tanpa mereka berdua sadari, Pil Sook masuk dan merobek surat pengunduran dirinya.
"Apa yang kau lakukan?" tanya Seung Hee, melihat Pil Sook.
"Aku akan berusaha keras dan bertahan sampai akhir." kata Pil Sook bersemangat.
Jin Man dan Seung Hee hanya diam dan melihat Pil Sook bingung.
Oh Hyuk merencanakan akan melakukan pertunjukkan di hari saat Pertunjukan Kirin dilakukan.
"Saat itu, para guru akan sibuk menyiapkan pentas." kata Oh Hyuk menjelaskan pada Jin Man.
"Saat itu, para guru akan sibuk menyiapkan pentas." kata Oh Hyuk menjelaskan pada Jin Man.
Oh Hyuk meminta bantuan Jin Man untuk melatih anak-anak dalam pertunjukan musik. Mulanya Jin Man menolak, tapi mendadak anak-anak datang dengan bersemangat, membuat Jin Man ikut bersemangat juga.
Setelah itu, Oh Hyuk meminta Doo Shik menyewa auditorium sekolah Kirin untuk tempat pertunjukkan palsu. Alih-alih membayar biayanya, Doo Shik setuju pada permintaan Oh Hyuk.
Dengan wartawan, pertunjukkan musik palsu mereka akan terlihat seperti betulan. Oh Hyuk meminta bantuan kakaknya dengan sogokan video rekaman ketika Jin Kuk sedang membuka baju.
Setelah itu, Oh Hyuk meminta Doo Shik menyewa auditorium sekolah Kirin untuk tempat pertunjukkan palsu. Alih-alih membayar biayanya, Doo Shik setuju pada permintaan Oh Hyuk.
Dengan wartawan, pertunjukkan musik palsu mereka akan terlihat seperti betulan. Oh Hyuk meminta bantuan kakaknya dengan sogokan video rekaman ketika Jin Kuk sedang membuka baju.
Jin Man mengajar murid-murid menari.
Jin Man menyuruh Hye Mi dan Jin Kuk berlatih dansa. Sam Dong cemberut.
Tanpa sengaja, Hye Mi menendang lutut Jin Kuk hingga Jin Kuk berteriak dan meringis kesakitan.
"Maaf." kata Hye Mi tanpa ekspresi.
Jin Man mencontohkan cara berdansa yang benar, setelah itu, Jin Kuk dan Hye Mi berlatih lagi.
Sam Dong sangat kesal dan mendorong Jin Kuk menjauh dari Hye Mi.
Tanpa sengaja, Hye Mi menendang lutut Jin Kuk hingga Jin Kuk berteriak dan meringis kesakitan.
"Maaf." kata Hye Mi tanpa ekspresi.
Jin Man mencontohkan cara berdansa yang benar, setelah itu, Jin Kuk dan Hye Mi berlatih lagi.
Sam Dong sangat kesal dan mendorong Jin Kuk menjauh dari Hye Mi.
Kini giliran Sam Dong berdansa dengan Pil Sook.
Pil Sook kelihatan ragu.
"Baiklah, aku datang." kata Pil Sook, memutar ke arah Sam Dong.
Sam Dong tidak kuat menahan Pil Sook dan jatuh ke lantai.
Pil Sook kelihatan ragu.
"Baiklah, aku datang." kata Pil Sook, memutar ke arah Sam Dong.
Sam Dong tidak kuat menahan Pil Sook dan jatuh ke lantai.
Ketika Doo Shik menemui Bum Soo untuk menyewa auditorium, seorang pria datang.
"Doo Shik?" panggil pria itu.
Doo Shik kaget melihat pria itu. "Eun Cheng Gi?!"
"Doo Shik?" panggil pria itu.
Doo Shik kaget melihat pria itu. "Eun Cheng Gi?!"
Hye Mi, Sam Dong dan Jin Kuk membayangkan panggung pertunjukan musik mereka.
Jin Kuk mengusulkan agar panggung bisa memutar. Sam Dong mengusulkan menggunakan kembang api dan konfeti.
Hye Mi setuju dengan penggunaan konfeti. "Kita akan membuat konfeti kita sendiri." katanya. "Dimana kita bisa meminjam kipas angin untuk menerbangkan konfeti?"
Oh Hyuk memandang anak-anak yang sedang berdiskusi dari atas. "Ya, ini terasa semakin sulit." pikirnya. "Dan juga terasa semakin menarik."
Doo Shik menelepon Oh Hyuk dan menyuruhnya datang ke bar.
Jin Kuk mengusulkan agar panggung bisa memutar. Sam Dong mengusulkan menggunakan kembang api dan konfeti.
Hye Mi setuju dengan penggunaan konfeti. "Kita akan membuat konfeti kita sendiri." katanya. "Dimana kita bisa meminjam kipas angin untuk menerbangkan konfeti?"
Oh Hyuk memandang anak-anak yang sedang berdiskusi dari atas. "Ya, ini terasa semakin sulit." pikirnya. "Dan juga terasa semakin menarik."
Doo Shik menelepon Oh Hyuk dan menyuruhnya datang ke bar.
Hye Mi, Sam Dong, dan Jin Kuk datang ke bar Doo Shik dengan diam-diam. Sepertinya mereka ingin mencuri sesuatu untuk pertunjukan.
Di dalam, mereka bisa mendengar Doo Shik berbincang dengan Oh Hyuk.
Oh Hyuk meminjam uang dari Doo Shik untuk biaya pertunjukkan itu.
"Apa yang terjadi?" tanya Hye Mi, keluar dari persembunyiannya. "Menggadaikan apa? Hutang apa?"
Oh Hyuk dan Doo Shik terkejut melihat Hye Mi.
"Hye Mi... ini..." Oh Hyuk berusaha bicara.
"Ada apa ini?! Jawab aku!" seru Hye Mi.
Di dalam, mereka bisa mendengar Doo Shik berbincang dengan Oh Hyuk.
Oh Hyuk meminjam uang dari Doo Shik untuk biaya pertunjukkan itu.
"Apa yang terjadi?" tanya Hye Mi, keluar dari persembunyiannya. "Menggadaikan apa? Hutang apa?"
Oh Hyuk dan Doo Shik terkejut melihat Hye Mi.
"Hye Mi... ini..." Oh Hyuk berusaha bicara.
"Ada apa ini?! Jawab aku!" seru Hye Mi.
"Kau tidak tahu?" tanya Doo Shik. "Tuan Kang sementara membayar hutang keluargamu dengan menggadaikan rumahnya."
"Tidak... Itu tidak mungkin..." ujar Hye Mi.
"Lalu kenapa aku berhenti mengganggu kalian beberapa hari belakangan ini?" tanya Doo Shik.
"Kenapa? Kenapa kau ingin membayar hutang keluargaku?!" seru Hye Mi.
"Hye Mi, ayo kita bicara diluar." ajak Oh Hyuk.
"Kau orang jahat." ujar Hye Mi seraya berlari pergi.
Oh Hyuk berniat mengejar, tapi Jin Kuk melarang. "Biar aku saja."
"Tidak... Itu tidak mungkin..." ujar Hye Mi.
"Lalu kenapa aku berhenti mengganggu kalian beberapa hari belakangan ini?" tanya Doo Shik.
"Kenapa? Kenapa kau ingin membayar hutang keluargaku?!" seru Hye Mi.
"Hye Mi, ayo kita bicara diluar." ajak Oh Hyuk.
"Kau orang jahat." ujar Hye Mi seraya berlari pergi.
Oh Hyuk berniat mengejar, tapi Jin Kuk melarang. "Biar aku saja."
"Guru, tempat itu tidak gratis?" tanya Sam Dong pada Oh Hyuk.
"Kau sangat naif." kata Oh Hyuk. "Tidak ada apapun yang gratis didunia ini. Biaya sewa tempat itu adalah 15 ribu won, ditambah biaya fasilitas."
"Tidak perlu kau pikirkan." kata Oh Hyuk, menenangkan."Kau hanya perlu fokus pada latihanmu."
"Kenapa sampai seperti ini?" tanya Sam Dong. "Pertunjukan itu tidak harus kita lakukan. Kau tidak perlu melakukan semua ini untukku!"
"Kau sangat naif." kata Oh Hyuk. "Tidak ada apapun yang gratis didunia ini. Biaya sewa tempat itu adalah 15 ribu won, ditambah biaya fasilitas."
"Tidak perlu kau pikirkan." kata Oh Hyuk, menenangkan."Kau hanya perlu fokus pada latihanmu."
"Kenapa sampai seperti ini?" tanya Sam Dong. "Pertunjukan itu tidak harus kita lakukan. Kau tidak perlu melakukan semua ini untukku!"
"Semua ini bukan untukmu." kata Oh Hyuk. "Aku hanya ingin melihat kalian. Aku ingin melihat saat panggung itu menjadi milik kalian. Kau pernah mengatakan bahwa impianmu terlalu jauh untuk digapai, bukan? Aku juga sama. Jadi, biarkan ini menjadi kesempatan dan izinkan aku melihat bakat kalian. Aku juga ingin melihat, apa impian yang sebenarnya."
Sam Dong menangis.
Sam Dong menangis.
Hye Mi berjalan terseok-seok, mengingat semua yang dilakukan Oh Hyuk untuknya.
Pikiran Hye Mi terbang kemana-mana hingga tidak melihat lampu lalu lintas ketika menyebrang.
Jin Kuk langsung berlari meraih Hye Mi yang saat itu sedang berdiri di tengah jalan.
"Apa kau sudah gila?!" seru Jin Kuk marah. "Apa kau ingin mati?!"
Pikiran Hye Mi terbang kemana-mana hingga tidak melihat lampu lalu lintas ketika menyebrang.
Jin Kuk langsung berlari meraih Hye Mi yang saat itu sedang berdiri di tengah jalan.
"Apa kau sudah gila?!" seru Jin Kuk marah. "Apa kau ingin mati?!"
"Apa yang harus kulakukan?" tanya Hye Mi dengan mata berkaca-kaca. "Kudengar Kang Oh Hyuk adalah orang yang jahat. Tapi kenapa ia bersikap seperti ini?"
"Apa maksudmu?"
"Dia adalah musuh ayahku." ujar Hye Mi. "Seharusnya ia adalah orang yang jahat. Tapi kenapa ia bersikap baik padaku, membuatk meragukan ayah. Aku tidak tahu harus bagaimana."
"Apa maksudmu?"
"Dia adalah musuh ayahku." ujar Hye Mi. "Seharusnya ia adalah orang yang jahat. Tapi kenapa ia bersikap baik padaku, membuatk meragukan ayah. Aku tidak tahu harus bagaimana."
Hye Mi menangis.
Jin Kuk menarik Hye Mi dalam pelukannya. Mereka berdua berpelukan di tengah jalan. Khas drama Korea banget deh.
Jin Kuk menarik Hye Mi dalam pelukannya. Mereka berdua berpelukan di tengah jalan. Khas drama Korea banget deh.
Jin Kuk dan Hye Mi duduk di halte bus.
"Ketika ibu meninggalkan kami, aku dan ayah mencarinya." kata Hye Mi, bercerita pada Jin Kuk. "Saat itulah aku melihat ibu dan pria itu untuk pertama kalinya."
"Pria itu adalah Guru Kang?" tanya Jin Kuk.
Hye Mi mengangguk. "Ibu berkata bahwa ia ingin hidup bersama pria itu dan meminta kami pulang." lanjutnya. "Karena itu, lebih baik ia tetap menjadi orang jahat."
Hye Mi menoleh menatap Jin Kuk. "Kau tidak benar-benar mengerti apa yang kukatakan, bukan?"
"Tidak, aku mengerti." kata Jin Kuk. "Karena aku pernah mengalami situasi yang hampir sama."
"Ketika ibu meninggalkan kami, aku dan ayah mencarinya." kata Hye Mi, bercerita pada Jin Kuk. "Saat itulah aku melihat ibu dan pria itu untuk pertama kalinya."
"Pria itu adalah Guru Kang?" tanya Jin Kuk.
Hye Mi mengangguk. "Ibu berkata bahwa ia ingin hidup bersama pria itu dan meminta kami pulang." lanjutnya. "Karena itu, lebih baik ia tetap menjadi orang jahat."
Hye Mi menoleh menatap Jin Kuk. "Kau tidak benar-benar mengerti apa yang kukatakan, bukan?"
"Tidak, aku mengerti." kata Jin Kuk. "Karena aku pernah mengalami situasi yang hampir sama."
"Bisakah kita sampai pada saat kau membuat debut?" ujar Jin Kuk, memandang ke sebuah poster vokal grup.
"Aku pasti akan membuat debut." ujar Hye Mi bertekad.
"Jika aku mendapat kesempatan berdiri di atas panggung, aku berharap kau ada disana bersamaku." kata Jin Kuk.
Hye Mi mengangguk. "Kita harus berdiri di panggung itu bersama."
"Aku pasti akan membuat debut." ujar Hye Mi bertekad.
"Jika aku mendapat kesempatan berdiri di atas panggung, aku berharap kau ada disana bersamaku." kata Jin Kuk.
Hye Mi mengangguk. "Kita harus berdiri di panggung itu bersama."
Baek Hee masuk diam-diam ke toko ibunya untuk memberikan surat undangan pentas di Kirin.
Hye Mi dan Jin Kuk berjalan pulang bersama. Di jalan, mereka berpapasan dengan ayah Jin Kuk.
"Siapa itu?" tanya Hye Mi.
Moo Jin mencengkeram erat surat undangan Kirin ditangannya.
"Pulanglah duluan." ujar Jin Kuk pada Hye Mi.
Jin Kuk berjalan mendekati ayahnya. "Ayah, kenapa kau kembali?"
Tanpa berkata apa-apa, Moo Jin langsung menampar wajah Jin Kuk.
"Siapa itu?" tanya Hye Mi.
Moo Jin mencengkeram erat surat undangan Kirin ditangannya.
"Pulanglah duluan." ujar Jin Kuk pada Hye Mi.
Jin Kuk berjalan mendekati ayahnya. "Ayah, kenapa kau kembali?"
Tanpa berkata apa-apa, Moo Jin langsung menampar wajah Jin Kuk.
No comments:
Post a Comment