Oh Hyuk cemas setengah mati karena ulah Hye Mi.
"Kenapa kau membuat taruhan yang tidak masuk akan seperti itu?!" seru Oh Hyuk. "Kau belum memiliki kemampuan sama sekali. Bagaimana mungkin kau bisa memenangkan ujian musik?! Apa yang kau rencanakan?!"
"Selama aku berhasil, maka aku akan menang." kata Hye Mi santai dan percaya diri. "Karena itulah... bantu aku."
"Apa?!" seru Oh Hyuk.
"Kenapa kau membuat taruhan yang tidak masuk akan seperti itu?!" seru Oh Hyuk. "Kau belum memiliki kemampuan sama sekali. Bagaimana mungkin kau bisa memenangkan ujian musik?! Apa yang kau rencanakan?!"
"Selama aku berhasil, maka aku akan menang." kata Hye Mi santai dan percaya diri. "Karena itulah... bantu aku."
"Apa?!" seru Oh Hyuk.
"Tolong bantu aku." gumam Hye Mi tanpa memandang.
"Aku tidak bisa mendengarmu!" seru Oh Hyuk. "Apa yang kau katakan?!"
"Dia meminta bantuanmu!" teriak Jin Kuk, tertawa.
Hye Mi menatap Jin Kuk tajam.
"Kenapakau berkata dengan suara yang pelan?" tanya Jin Kuk. "Bicaralah yang keras."
Hye Mi buang muka.
"Aku tidak bisa mendengarmu!" seru Oh Hyuk. "Apa yang kau katakan?!"
"Dia meminta bantuanmu!" teriak Jin Kuk, tertawa.
Hye Mi menatap Jin Kuk tajam.
"Kenapakau berkata dengan suara yang pelan?" tanya Jin Kuk. "Bicaralah yang keras."
Hye Mi buang muka.
"Guru, aku juga ingin memohon padamu." kata Sam Dong. "Selama kau membantu kami, kami pasti akan berhasil. Ibuku pernah berkata, jika menemukan rintangan, hal yang perlu kau lakukan hanyalah melewatinya maka rintangan itu akan berubah menjadi jembatan. Selama kami bertiga bekerja keras, semua rintangan ini akan menjadi jembatan."
Oh Hyuk tersenyum.
Jin Kuk menatap Sam Dong dengan pandangan aneh. "Kau punya kemampuan untuk mengubah seseorang menjadi bodoh."
"Kalau begitu, ayo kita lakukan." ujar Oh Hyuk akhirnya.
Oh Hyuk tersenyum.
Jin Kuk menatap Sam Dong dengan pandangan aneh. "Kau punya kemampuan untuk mengubah seseorang menjadi bodoh."
"Kalau begitu, ayo kita lakukan." ujar Oh Hyuk akhirnya.
"Bagaimana jika bertambah menjadi empat orang?" tanya seorang gadis, mendadak membuka pintu dan masuk ke kelas itu.
Hye Mi dan yang lainnya menoleh. Pil Sook masuk dengan membawa tasnya.
"Halo. Aku Kim Pil Sook." ujat Pil Sook memperkenalkan diri. "Mulai hari ini, aku akan bergabung dengan kelas ini."
Hye Mi dan yang lainnya menoleh. Pil Sook masuk dengan membawa tasnya.
"Halo. Aku Kim Pil Sook." ujat Pil Sook memperkenalkan diri. "Mulai hari ini, aku akan bergabung dengan kelas ini."
Di tempat lain, Kyung Jin memberitahu murid-muridnya bahwa ujian musik tinggal sebentar lagi. Jika mereka gagal, mereka akan dimasukkan ke dalam kelas persiapan.
"Jika nilai kalian di bulan ini meningkat 10%, kalian bisa ikut ambil bagian dalam pertunjukan." kata Kyung Jin. "Hal ini akan membantu kalian untuk melakukan debut."
"Jika nilai kalian di bulan ini meningkat 10%, kalian bisa ikut ambil bagian dalam pertunjukan." kata Kyung Jin. "Hal ini akan membantu kalian untuk melakukan debut."
In Sung meminta Baek Hee mentraktirnya karena telah berhasil menemukan bandulnya.
"Aku ingin mengajak Jin Kuk." kata Baek Hee. "Ia telah membantuku menemukan bandul ini.'
"Hmm... Baiklah." kata In Sung. "Dia memang sangat suka makan."
"Aku ingin mengajak Jin Kuk." kata Baek Hee. "Ia telah membantuku menemukan bandul ini.'
"Hmm... Baiklah." kata In Sung. "Dia memang sangat suka makan."
Hye Mi tertidur di ruang kelas.
Perlahan, Sam Dong mendekati Hye Mi. Dengan tangan gemetar, ia menempelkan plester ke kepala Hye Mi yang terluka.
Mendadak, Hye Mi membuka matanya. Sam Dong sangat terkejut sampai terlonjak dan jatuh.
"Apa yang kau lakukan?" tanya Hye Mi.
"Keningmu... berdarah..." ujar Sam Dong terbata-bata. "Jadi aku..."
Tanpa berkata apa-apa, Hye Mi mengambil plester dari tangan Sam Dong dan memakainya sendiri ke kening.
"Terima kasih." kata Hye Mi ringan.
Sam Dong melongo.
Perlahan, Sam Dong mendekati Hye Mi. Dengan tangan gemetar, ia menempelkan plester ke kepala Hye Mi yang terluka.
Mendadak, Hye Mi membuka matanya. Sam Dong sangat terkejut sampai terlonjak dan jatuh.
"Apa yang kau lakukan?" tanya Hye Mi.
"Keningmu... berdarah..." ujar Sam Dong terbata-bata. "Jadi aku..."
Tanpa berkata apa-apa, Hye Mi mengambil plester dari tangan Sam Dong dan memakainya sendiri ke kening.
"Terima kasih." kata Hye Mi ringan.
Sam Dong melongo.
"Ayo." ajak Hye Mi seraya bangkit dan berjalan keluar kelas.
"Hye Mi!" panggil Sam Dong. "Maafkan aku. Lain kali, aku akan melindungimu."
"Terima kasih."
"Hye Mi!" panggil Sam Dong. "Maafkan aku. Lain kali, aku akan melindungimu."
"Terima kasih."
Jin Kuk, Baek Hee dan In Sung makan bersama di kantin. Kelihatannya Baek Hee menyukai Jin Kuk karena ia tidak berhenti menatap Jin Kuk dengan pandangan naksir.
"Sayang sekali ia masuk ke kelas itu." kata In Sung. "Jin Kuk menari dengan sangat baik."
"Aku tahu." kata Baek Hee, tersenyum.
"Bagaimana kau tahu?" tanya In Sung. "Yoon Baek Hee, kenapa wajahmu menjadi merah?"
"Diam." kata Baek Hee malu-malu.
Tidak lama kemudian, Jin Kuk pamit pergi. Baek Hee kelihatan sedih dan kecewa.
"Sayang sekali ia masuk ke kelas itu." kata In Sung. "Jin Kuk menari dengan sangat baik."
"Aku tahu." kata Baek Hee, tersenyum.
"Bagaimana kau tahu?" tanya In Sung. "Yoon Baek Hee, kenapa wajahmu menjadi merah?"
"Diam." kata Baek Hee malu-malu.
Tidak lama kemudian, Jin Kuk pamit pergi. Baek Hee kelihatan sedih dan kecewa.
Baek Hee mengejar Jin Kuk dan berteriak memanggi, tapi Jin Kuk tidak mendengar.
"Aku sangat berterima kasih karena kau telah menemukan ini." gumam Baek Hee.
In Sung memandang Baek Hee.
"Aku sangat berterima kasih karena kau telah menemukan ini." gumam Baek Hee.
In Sung memandang Baek Hee.
Masuk ke kelas persiapan artinya tidak bisa mengikuti kurikulum di Kirin. Keempat murid akan membuat kurikulum pembelajaran untuk mereka sendiri.
"Topik utama akhir bulan ini adalah mengungkapkan perasaan lewat musik." kata Oh Hyuk. "Ketika seseorang menyanyi, ia harus bisa menyampaikan perasaannya pada penonton."
"Topik utama akhir bulan ini adalah mengungkapkan perasaan lewat musik." kata Oh Hyuk. "Ketika seseorang menyanyi, ia harus bisa menyampaikan perasaannya pada penonton."
Di sisi lain, para murid Kirin diajari oleh guru musik mereka, Kong Min Chul.
"Agar penonton bisa mengeluarkan air mata, penyanyi harus mengeluarkan air matanya sendiri seribu kali lebih banyak." ujar Min Chul.
Min Chul menyuruh murid-murid mengungkapkan ekspresi mereka masing-masing. Saat mereka senang, saat mereka sedih, saat mereka marah bahkan saat mereka kecewa.
Diam-diam, Oh Hyuk merekam cara mengajar Min Chul.
"Agar penonton bisa mengeluarkan air mata, penyanyi harus mengeluarkan air matanya sendiri seribu kali lebih banyak." ujar Min Chul.
Min Chul menyuruh murid-murid mengungkapkan ekspresi mereka masing-masing. Saat mereka senang, saat mereka sedih, saat mereka marah bahkan saat mereka kecewa.
Diam-diam, Oh Hyuk merekam cara mengajar Min Chul.
Oh Hyuk memutar rekaman pengajaran Min Chul pada keempat muridnya. Mereka semua mulai berekspresi, namun ekspresi Hye Mi telihat biasa saja.
"Pil Sook, kau pandai berakting." kata Oh Hyuk pada Pil Sook. "Kau bisa mengekspresikan perasaanmu dengan baik."
"Terima kasih." kata Pil Sook malu-malu.
Oh Hyuk menoleh pada Hye Mi. "Hye Mi, kenapa kau tidak berakting?" tanyanya.
"Aku berakting." protes Hye Mi. "Drama psikologis."
"Aku tidak perlu drama psikologis." kata Oh Hyuk. 'Keluarkan emosimu. Jika tidak, bagaimana aku tahu ekspresimu?"
"Pil Sook, kau pandai berakting." kata Oh Hyuk pada Pil Sook. "Kau bisa mengekspresikan perasaanmu dengan baik."
"Terima kasih." kata Pil Sook malu-malu.
Oh Hyuk menoleh pada Hye Mi. "Hye Mi, kenapa kau tidak berakting?" tanyanya.
"Aku berakting." protes Hye Mi. "Drama psikologis."
"Aku tidak perlu drama psikologis." kata Oh Hyuk. 'Keluarkan emosimu. Jika tidak, bagaimana aku tahu ekspresimu?"
"Apa yang kalian lakukan disini?!" seru Bum Soo, mendadak masuk ke ruangan itu. "Apa kalian tahu kalau kalian tidak boleh menggunakan kelas ini?!"
Bum Soo mengusir Oh Hyuk dan keempat murid keluar dari kelas itu.
Bum Soo mengusir Oh Hyuk dan keempat murid keluar dari kelas itu.
Jin Kuk kemudian mengajak Hye Mi dan yang lainnya ke tempat In Sung biasa berlatih menari. Mungkin tempat itu bisa dijadikan tempat mereka untuk berlatih dan belajar.
"Walaupun agak dingin, tapi tempat ini bagus." kata Sam Dong. "Disini seratus kali lebih baik dibandingkan studio menari, kan?"
Hye Mi menatap Sam Dong tajam. "Lebih baik daripada tidak ada." katanya.
Akhirnya, Oh Hyuk dan keempat murid memutuskan untuk merapikan tempat itu.
Setelah selesai merapikan tempat itu, Hye Mi dan yang lainnya memikirkan siapa guru yang bisa mengajari mereka musik dan menari.
Oh Hyuk mengusulkan seseorang. "Tapi tidak mudah mengajaknya karena ia sangat menyebalkan." katanya. Orang yang dimaksud Oh Hyuk adalah Jin Man.
"Walaupun agak dingin, tapi tempat ini bagus." kata Sam Dong. "Disini seratus kali lebih baik dibandingkan studio menari, kan?"
Hye Mi menatap Sam Dong tajam. "Lebih baik daripada tidak ada." katanya.
Akhirnya, Oh Hyuk dan keempat murid memutuskan untuk merapikan tempat itu.
Setelah selesai merapikan tempat itu, Hye Mi dan yang lainnya memikirkan siapa guru yang bisa mengajari mereka musik dan menari.
Oh Hyuk mengusulkan seseorang. "Tapi tidak mudah mengajaknya karena ia sangat menyebalkan." katanya. Orang yang dimaksud Oh Hyuk adalah Jin Man.
Oh Hyuk mulai melakukan strategi untuk menarik Jin Man dalam tim mereka.
Oh Hyuk menemui Jin Man dan menunjukkan buku Dream High.
"Ini kita buat ketika masih SMA." kata Oh Hyuk. "Buku ini dipegang oleh Direktur! Namamu tertulis disini. Kau adalah guru terbaik di Kirin."
Ujung-ujungnya, Oh Hyuk meminta Jin Man menjadi guru kelas persiapan, tapi Jin Man menolak dan meninggalkan Oh Hyuk begitu saja.
"Apa kau senang jika anak-anak itu berakhir sepertimu?!" seru Oh Hyuk.
Jin Man berbalik dan meninju perut Oh Hyuk.
"Aku memukulmu karena mulutmu hanya bisa ditutup dengan menggunakan tinju!" seru Jin Man marah seraya berjalan pergi.
"Jin Man! Jual keyboardmu padaku!" teriak Oh Hyuk.
Jin Man berbalik. "Berapa kau sanggup membayar?"
Oh Hyuk menemui Jin Man dan menunjukkan buku Dream High.
"Ini kita buat ketika masih SMA." kata Oh Hyuk. "Buku ini dipegang oleh Direktur! Namamu tertulis disini. Kau adalah guru terbaik di Kirin."
Ujung-ujungnya, Oh Hyuk meminta Jin Man menjadi guru kelas persiapan, tapi Jin Man menolak dan meninggalkan Oh Hyuk begitu saja.
"Apa kau senang jika anak-anak itu berakhir sepertimu?!" seru Oh Hyuk.
Jin Man berbalik dan meninju perut Oh Hyuk.
"Aku memukulmu karena mulutmu hanya bisa ditutup dengan menggunakan tinju!" seru Jin Man marah seraya berjalan pergi.
"Jin Man! Jual keyboardmu padaku!" teriak Oh Hyuk.
Jin Man berbalik. "Berapa kau sanggup membayar?"
Doo Shik bertemu dengan Oh Sun.
Doo Shik bertanya, apakah benar harga rumah di lingkungan tersebut adalah 5 milliar. "Aku ingin tahu mengenai lingkungan di sini."
Oh Sun menjawab, "Jika masyarakat disini setuju menjual rumah mereka untuk dijadilan jalur kereta, harga akan naik 30 sampai 40 juta. Aku juga memiliki rumah disini yang seharga 5 milliar."
Gawat nih! Doo Shik mungkin akan berusaha menggagalkan usaha Oh Hyuk menjadikan Hye Mi penyanyi agar bisa mendapatkan rumah Oh Hyuk dan Oh Sun.
Doo Shik bertanya, apakah benar harga rumah di lingkungan tersebut adalah 5 milliar. "Aku ingin tahu mengenai lingkungan di sini."
Oh Sun menjawab, "Jika masyarakat disini setuju menjual rumah mereka untuk dijadilan jalur kereta, harga akan naik 30 sampai 40 juta. Aku juga memiliki rumah disini yang seharga 5 milliar."
Gawat nih! Doo Shik mungkin akan berusaha menggagalkan usaha Oh Hyuk menjadikan Hye Mi penyanyi agar bisa mendapatkan rumah Oh Hyuk dan Oh Sun.
Sam Dong berjalan melewati tangga. Di dinding, ia melihat gambar Hye Mi yang sangat menyeramkan. Sam Dong sedih melihat itu.
Hye Mi membuka loker dan menemukan sepatunya hancur.
"Apa kau yang merusak sepatuku?" tanya Hye Mi pada Baek Hee.
"Apa kau bertanya padaku?" tanya Baek Hee sinis.
"Apa ada orang lain disini? tanya Hye Mi dingin. "Tidak bisakah kita bertoleransi sedikit sebelum ujian musik dimulai?"
"Kenapa? Apa kau takut?" tanya Baek Hee.
"Apa?!" seru Hye Mi.
Baek Hee melirik sedikit ke belakang Hye Mi, kemudian berpura-pura sedih. "Kenapa kau bersikap seperti ini, Hye Mi?" tanyanya. "Aku hanya ingin berteman denganmu."
Rupanya sikap Baek Hee berubah karena Jin Kuk datang.
"Apa kau yang merusak sepatuku?" tanya Hye Mi pada Baek Hee.
"Apa kau bertanya padaku?" tanya Baek Hee sinis.
"Apa ada orang lain disini? tanya Hye Mi dingin. "Tidak bisakah kita bertoleransi sedikit sebelum ujian musik dimulai?"
"Kenapa? Apa kau takut?" tanya Baek Hee.
"Apa?!" seru Hye Mi.
Baek Hee melirik sedikit ke belakang Hye Mi, kemudian berpura-pura sedih. "Kenapa kau bersikap seperti ini, Hye Mi?" tanyanya. "Aku hanya ingin berteman denganmu."
Rupanya sikap Baek Hee berubah karena Jin Kuk datang.
Hye Mi melihat Jin Kuk, lalu tertawa. Rupanya begitu. Ia kemudian mengajak Baek Hee bicara dengannya di luar.
"Kenapa kau tidak bicara denganku saja?" tanya Jin Kuk, memarahi Hye Mi. "Kapan kau akan berhenti membuat keributan?"
Hye Mi tidak memedulikan Jin Kuk dan maju mendekati Baek Hee.
Jin Kuk menarik tangan Hye Mi. "Jangan lakukan hal-hal yang akan membuatmu tambah dibenci." katanya.
"Kenapa kau tidak bicara denganku saja?" tanya Jin Kuk, memarahi Hye Mi. "Kapan kau akan berhenti membuat keributan?"
Hye Mi tidak memedulikan Jin Kuk dan maju mendekati Baek Hee.
Jin Kuk menarik tangan Hye Mi. "Jangan lakukan hal-hal yang akan membuatmu tambah dibenci." katanya.
Ketika Hye Mi sedang berjalan seorang diri, In Sung berniat melemparkan telur di kepala Hye Mi. Mendadak Jin Kuk datang dan menahannya.
"Berhenti melakukan itu, jika tidak, aku tidak akan melepaskanmu." ancam Jin Kuk.
"Bukankah kau juga mengatakan kalau gadis itu menyebalkan?" ujar In Sung, membenarkan perbuatannya. "Aku hanya ingin menghukum gadis itu demi teman-teman."
Jin Kuk melemparkan telur ke tiang di belakang In Sung. "Aku akan membunuhmu jika kau berani menyentuh Hye Mi lagi!"
Diam-diam, Baek Hee mendengar pembicaraan mereka.
"Berhenti melakukan itu, jika tidak, aku tidak akan melepaskanmu." ancam Jin Kuk.
"Bukankah kau juga mengatakan kalau gadis itu menyebalkan?" ujar In Sung, membenarkan perbuatannya. "Aku hanya ingin menghukum gadis itu demi teman-teman."
Jin Kuk melemparkan telur ke tiang di belakang In Sung. "Aku akan membunuhmu jika kau berani menyentuh Hye Mi lagi!"
Diam-diam, Baek Hee mendengar pembicaraan mereka.
Jin Man mengajarkan Sam Dong, Pil Sook dan Jin Kuk cara memainkan keyboardnya.
Sam Dong maju untuk mencoba.
"Apa kau tahu mengenai kord?" tanya Jin Man bingung, melihat Sam Dong mencoba keyboardnya.
"Apa itu kord?" tanya Sam Dong polos.
Jin Man mengajarkan Sam Dong mengenai kunci-kunci. Ia kelihatan sangat menikmati mengajar anak-anak bermain keyboard.
Oh Hyuk hanya tersenyum melihat mereka.
Karena tahu Oh Hyuk sedang memperhatikannya, Jin Man kemudian pamit untuk pulang.
Sam Dong maju untuk mencoba.
"Apa kau tahu mengenai kord?" tanya Jin Man bingung, melihat Sam Dong mencoba keyboardnya.
"Apa itu kord?" tanya Sam Dong polos.
Jin Man mengajarkan Sam Dong mengenai kunci-kunci. Ia kelihatan sangat menikmati mengajar anak-anak bermain keyboard.
Oh Hyuk hanya tersenyum melihat mereka.
Karena tahu Oh Hyuk sedang memperhatikannya, Jin Man kemudian pamit untuk pulang.
"Ajarkan aku dulu sebelum kau pulang." kata Oh Hyuk.
"Lupakan saja." kata Jin Man. "Jangan lupa mentransfer uang 200 ribu... tidak satu juta."
"Satu juta?!" seru Oh Hyuk kaget. "Keyboard antik apa yang berharga satu juga?!"
"Penjaga toko mengatakan akan membelinya 1.5 juta!" protes Jin Man. "Karena aku malas mengantar ke sana, makanya aku menjual padamu! Kalau kau tidak mau membayar..."
Jin Man hendak mengambil kembali keyboard itu, tapi Oh Hyuk melarang. "Aku akan membayarnya."
Jin Man berjalan dengan langkah berat. Ingin rasanya ia tetap berada disana untuk mengajari anak-anak.
"Lupakan saja." kata Jin Man. "Jangan lupa mentransfer uang 200 ribu... tidak satu juta."
"Satu juta?!" seru Oh Hyuk kaget. "Keyboard antik apa yang berharga satu juga?!"
"Penjaga toko mengatakan akan membelinya 1.5 juta!" protes Jin Man. "Karena aku malas mengantar ke sana, makanya aku menjual padamu! Kalau kau tidak mau membayar..."
Jin Man hendak mengambil kembali keyboard itu, tapi Oh Hyuk melarang. "Aku akan membayarnya."
Jin Man berjalan dengan langkah berat. Ingin rasanya ia tetap berada disana untuk mengajari anak-anak.
Oh Hyuk mengcopy cara mengajar guru-guru Kirin, kemudian di paste pada keempat muridnya.
"Apa kau tidak malu meniru cara mengajar orang lain?" terdengar sebuah suara yang tidak asing. Secara mendadak, Jin Man muncul disana.
Jin Man bersedia mengajar anak-anak sampai ujian musik akhir bulan berakhir.
"Apa kau tidak malu meniru cara mengajar orang lain?" terdengar sebuah suara yang tidak asing. Secara mendadak, Jin Man muncul disana.
Jin Man bersedia mengajar anak-anak sampai ujian musik akhir bulan berakhir.
Jin Man mengajari anak-anak. "Menyanyilah seperti berbicara pada orang lain." katanya.
Di lain sisi, Kyung Jin juga mengajarkan murid-muridnya untuk berakting. Menggunakan lirik musik untuk bicara.
Sam Dong berakting bersama Hye Mi. Ekspresi Sam Dong sangat lucu.
Jason dan Pil Sook berakting di tempat yang berbeda, namun dialognya seakan seperti mereka dekat dan saling berbicara.
Baek Hee berakting monolog. Ia seakan-akan berusaha untuk bertarung melawan dirinya sendiri. Ia bertarung untuk melawan rasa takutnya sendiri.
"Aku akan baik-baik saja!" teriak Baek Hee.
"Aku akan baik-baik saja!" teriak Baek Hee.
Hye Mi berusaha berakting, namun ekpresinya datar, tidak menunjukkan emosi apa-apa.
"Hye Mi, kau harus merasakan emosimu." kata Jin Man.
Hye Mi mengulang aktingnya, tapi percuma. Sama sekali tidak berubah. Tanpa ekspresi sama sekali.
Sam Dong, Jin Kuk, Oh Hyuk dan Pil Sook hanya bisa menonton dengan heran.
Jin Man kehilangan kesabaran dan mengomel. Oh Hyuk menariknya keluar.
"Hye Mi, jika kau terus seperti ini, kau tidak akan bisa memenangkan ujian." kata Oh Hyuk.
"Hye Mi, kau harus merasakan emosimu." kata Jin Man.
Hye Mi mengulang aktingnya, tapi percuma. Sama sekali tidak berubah. Tanpa ekspresi sama sekali.
Sam Dong, Jin Kuk, Oh Hyuk dan Pil Sook hanya bisa menonton dengan heran.
Jin Man kehilangan kesabaran dan mengomel. Oh Hyuk menariknya keluar.
"Hye Mi, jika kau terus seperti ini, kau tidak akan bisa memenangkan ujian." kata Oh Hyuk.
Pil Sook memainkan gitarnya dan bernyanyi. Boneka mirip Jason tetap menemaninya dengan setia.
Hye Mi menonton Pil Sook bernyanyi.
"Caramu bernyanyi tidak lebih baik dariku." kata Hye Mi. "Tapi, kau memang lebih baik dalam mengungkapkan emosi. Aku mengakui itu."
"Apa maksudmu?" tanya Pil Sook.
Hye Mi menonton Pil Sook bernyanyi.
"Caramu bernyanyi tidak lebih baik dariku." kata Hye Mi. "Tapi, kau memang lebih baik dalam mengungkapkan emosi. Aku mengakui itu."
"Apa maksudmu?" tanya Pil Sook.
"Apa yang kau pikirkan ketika kau bernyanyi?" tanya Hye Mi. "Bagaimana caranya aku mendapat ekspresi dan perasaan itu?"
"Sangat mudah." kata Pil Sook. "Jatuh cinta."
"Jatuh cinta?!" seru Hye Mi. "Kau sedang jatuh cinta?"
Pil Sook mengangguk malu-malu.
"Dengan siapa?" tanya Hye Mi lagi.
"Sangat mudah." kata Pil Sook. "Jatuh cinta."
"Jatuh cinta?!" seru Hye Mi. "Kau sedang jatuh cinta?"
Pil Sook mengangguk malu-malu.
"Dengan siapa?" tanya Hye Mi lagi.
Pil Sook mengajak Hye Mi mengintip Jason berlatih menyanyi.
Dengan bersemangat, Pil Sook mengatakan kalau ia sangat menyukai Jason dan bercerita segala sesuatu mengenai Jason.
"Ketika aku lewat, ia akan membukakan pintu untukku dan berkata 'hai'." cerita Pil Sook bersemangat.
Hye Mi berpikir.
"Lagu itu.." Pil Sook mendengarkan suara Jason bernyanyi dengan seksama. "Kurasa ia menyanyikan lagi itu untukku."
"Ketika aku lewat, ia akan membukakan pintu untukku dan berkata 'hai'." cerita Pil Sook bersemangat.
Hye Mi berpikir.
"Lagu itu.." Pil Sook mendengarkan suara Jason bernyanyi dengan seksama. "Kurasa ia menyanyikan lagi itu untukku."
"Bagian mana?" tanya Hye Mi.
"Bagian 'Aku tidak akan melepaskanmu sampai aku mati'." jawab Pil Sook malu-malu.
"Kurasa aku sudah mengerti perasaan itu." kata Hye Mi. "Itu adalah khayalan."
Pil Sook menunduk sedih.
"Bagian 'Aku tidak akan melepaskanmu sampai aku mati'." jawab Pil Sook malu-malu.
"Kurasa aku sudah mengerti perasaan itu." kata Hye Mi. "Itu adalah khayalan."
Pil Sook menunduk sedih.
Hye Mi berjalan seorang diri. Di depannya, berjalan seorang murid lain.
Murid itu membuka pintu, kemudian saat Hye Mi hendak lewat, murid itu menutup pintu. Hampir saja kepala Hye Mi terbentur.
Jason datang dan membukakan pintu untuk Hye Mi.
"Hai." sapa Jason. "Wanita duluan."
Hye Mi lewat.
"Kau!" panggil Hye Mi pada Jason. "Apa kau tertarik padaku?"
Jason terdiam, bingung. "Apa?"
"Jika tidak, kenapa kau memperlakukan aku dengan baik?" tanya Hye Mi lagi.
"Apa salah?"
Murid itu membuka pintu, kemudian saat Hye Mi hendak lewat, murid itu menutup pintu. Hampir saja kepala Hye Mi terbentur.
Jason datang dan membukakan pintu untuk Hye Mi.
"Hai." sapa Jason. "Wanita duluan."
Hye Mi lewat.
"Kau!" panggil Hye Mi pada Jason. "Apa kau tertarik padaku?"
Jason terdiam, bingung. "Apa?"
"Jika tidak, kenapa kau memperlakukan aku dengan baik?" tanya Hye Mi lagi.
"Apa salah?"
"Apa kau memang selalu bersikap baik pada semua orang?" tanya Hye Mi. "Apa kau tersenyum seperti itu pada semua orang?"
Jason mengangguk. "Ya. Itu namanya tata krama." jawabnya.
"Tidak." bantah Hye Mi. Ia menyebut Jason orang yang tidak baik. "Jangan memberikan khayalan pada orang lain tanpa alasan."
Adat orang barat dan timur memang berbeda. Di negaranya, Jason biasa memperlakukan temannya seperti itu, tapi berbeda lagi jika berada di Korea.
Hye Mi melakukan itu untuk Pil Sook.
Jason mengangguk. "Ya. Itu namanya tata krama." jawabnya.
"Tidak." bantah Hye Mi. Ia menyebut Jason orang yang tidak baik. "Jangan memberikan khayalan pada orang lain tanpa alasan."
Adat orang barat dan timur memang berbeda. Di negaranya, Jason biasa memperlakukan temannya seperti itu, tapi berbeda lagi jika berada di Korea.
Hye Mi melakukan itu untuk Pil Sook.
Hye Mi mengambil yoghurt di lemari es.
"Itu milikku!" protes Jin Kuk, merebut yoghurt dari tangan Hye Mi.
Jin Kuk meminum yoghurt itu. Hye Mi terlihat kesal, namun tidak mengatakan apa-apa dan berjalan pergi.
"Ingin kuajarkan bagaimana caranya mengungkapkan perasaan?" tanya Jin Kuk.
"Benarkah?" tanya Hye Mi spontan dan bersemangat.
Jin Kuk tersenyum dan menunjukkan yoghurt pada Hye Mi. "Ini.. kau benar-benar tidak ingat?" tanyanya. "Aku akan memberitahukanmu jika kau berpikir lebih keras."
Mendadak ponsel Jin Kuk berbunyi. Itu adalah telepon dari kantor polisi.
"Itu milikku!" protes Jin Kuk, merebut yoghurt dari tangan Hye Mi.
Jin Kuk meminum yoghurt itu. Hye Mi terlihat kesal, namun tidak mengatakan apa-apa dan berjalan pergi.
"Ingin kuajarkan bagaimana caranya mengungkapkan perasaan?" tanya Jin Kuk.
"Benarkah?" tanya Hye Mi spontan dan bersemangat.
Jin Kuk tersenyum dan menunjukkan yoghurt pada Hye Mi. "Ini.. kau benar-benar tidak ingat?" tanyanya. "Aku akan memberitahukanmu jika kau berpikir lebih keras."
Mendadak ponsel Jin Kuk berbunyi. Itu adalah telepon dari kantor polisi.
Teman Jin Kuk mencoba bunuh diri karena gagal dalam ujian.
Setelah mengeluarkan teman Jin Kuk itu dari kantor polisi, mereka mengantarnya ke terminal. Ia berjanji pada Jin Kuk tidak akan mencoba bunuh diri lagi.
"Guru, aku ingin belajar lagi baru." kata Jin Kuk, menatap kepergian bus temannya.
Setelah mengeluarkan teman Jin Kuk itu dari kantor polisi, mereka mengantarnya ke terminal. Ia berjanji pada Jin Kuk tidak akan mencoba bunuh diri lagi.
"Guru, aku ingin belajar lagi baru." kata Jin Kuk, menatap kepergian bus temannya.
Jin Kuk dan yang lainnya menonton dance SNSD di televisi. Dengan kesal, Hye Mi mencabut kabel tv. Rupanya Jin Kuk ingin belajar lagu dan dance SNSD.
"Kenapa kita berlatih lagi ini?" tanya Pil Sook.
"Kita tidak bisa melakukan semua ini tanpa alasan yang jelas." protes Hye Mi. "Ujian akhir bulan tinggal sebentar lagi."
"Kenapa kita berlatih lagi ini?" tanya Pil Sook.
"Kita tidak bisa melakukan semua ini tanpa alasan yang jelas." protes Hye Mi. "Ujian akhir bulan tinggal sebentar lagi."
"Guru, aku aku bisa melakukannya sendiri." kata Jin Kuk pada Oh Hyuk.
"Jangan melakukan hal lain!" protes Jin Man. "Kau lihat sendiri, kemarin Hye Mi tidak bisa menemukan emosinya."
"Justru karena itulah kita harus belajar." kata Oh Hyuk. "Demi Hye Mi."
Oh Hyuk meminta Hye Mi percaya padanya.
"Jangan melakukan hal lain!" protes Jin Man. "Kau lihat sendiri, kemarin Hye Mi tidak bisa menemukan emosinya."
"Justru karena itulah kita harus belajar." kata Oh Hyuk. "Demi Hye Mi."
Oh Hyuk meminta Hye Mi percaya padanya.
Oh Hyuk, Jin Man dan anak-anak berangkat dengan menggunakan bus.
Sesampainya di kota tempat tinggal teman Jin Kuk, Jin Kuk dan lainnya memulai aksi mereka.
Sesampainya di kota tempat tinggal teman Jin Kuk, Jin Kuk dan lainnya memulai aksi mereka.
Ketika sedang berada di tempat kerjanya, teman Jin Kuk mendengar suara mic. Ia bergegas keluar untuk melihat apa yang terjadi.
Di luar, ia melihat seseorang sedang bernyanyi. Orang itu adalah Pil Sook. Setelah itu, Hye Mi juga muncul dan ikut bernyanyi.
Di luar, ia melihat seseorang sedang bernyanyi. Orang itu adalah Pil Sook. Setelah itu, Hye Mi juga muncul dan ikut bernyanyi.
Jin Kuk dan Sam Dong kemudian muncul. Mereka menari sambil menyanyikan lagi SNSD.
Dalam sekejap, mereka langsung menjadi pusat perhatian dan tontonan orang-orang yang berada disana.
Teman Jin Kuk menangis karena terharu.
Teman Jin Kuk menangis karena terharu.
Teman Jin Kuk mentraktir mereka makanan.
Jin Kuk mengatakan pada temannya itu agar tidak pernah putus asa. Jin Kuk yakin temannya itu bisa menjadi pengacara sesuai dengan apa yang diimpikan selama ini.
"Apa mereka berdua saudara kandung?" tanya Sam Dong.
"Memangnya kami kelihatan seperti saudara kandung?" protes Jin Kuk, pura-pura nerasa tersinggung.
Jin Kuk mengatakan pada temannya itu agar tidak pernah putus asa. Jin Kuk yakin temannya itu bisa menjadi pengacara sesuai dengan apa yang diimpikan selama ini.
"Apa mereka berdua saudara kandung?" tanya Sam Dong.
"Memangnya kami kelihatan seperti saudara kandung?" protes Jin Kuk, pura-pura nerasa tersinggung.
Hye Mi diam, memperhatikan hubungan antara Jin Kuk dan temannya itu.
Dalam perjalanan pulang di dalam bus, semua orang tertidur.
Diam-diam, Hye Mi mengintip Jin Kuk.
Jin Kuk menoleh. Hye Mi cepat-cepat memandang ke luar jendela, pura-pura tidak melihat.
"Go Hye Mi, terima kasih untuk hari ini." ujar Jin Kuk. "Kau masih mengacuhkan aku?"
Diam-diam, Hye Mi mengintip Jin Kuk.
Jin Kuk menoleh. Hye Mi cepat-cepat memandang ke luar jendela, pura-pura tidak melihat.
"Go Hye Mi, terima kasih untuk hari ini." ujar Jin Kuk. "Kau masih mengacuhkan aku?"
Hye Mi diam sejenak, kemudian menuliskan sesuatu di kaca yang berembun. "Apakah kau benar-benar tidak tahu kapan ulang tahunmu?" tulis Hye Mi.
"Aku tidak tahu." jawab Jin Kuk. "Apa kau sudah ingat mengenai ulang tahun bohonganku?"
Jin Kuk menuliskan sesuatu di kaca. "Saat natal."
"Aku tidak tahu." jawab Jin Kuk. "Apa kau sudah ingat mengenai ulang tahun bohonganku?"
Jin Kuk menuliskan sesuatu di kaca. "Saat natal."
Saat masih kecil, Jin Kuk pernah mengatakan pada Hye Mi bahwa ia tidak tahu kapan hari ulang tahunnya. Jin Kuk tidak pernah menerima kue ulang tahun, hadiah ulang tahun, bahkan nyanyian selamat ulang tahun.
Hye Mi akhirnya mengadakan ulang tahun bohongan untuk Jin Kuk. Sebelum meniup lilin si atas sebuah kue kecil, Hye Mi menyanyikan lagu ulang tahun untuk Jin Kuk.
Penilaian untuk ujian musik adalah dengan menggunakan mesin. Do Joon memberi tahu Baek Hee agar menemui kakak kelasnya, Ha So Hyun karena So Hyun berhasil mendapatkan nilai tertinggi pada ujian sebelumnya.
Namun sayang, So Hyun sudah tidak berada di sekolah itu.
Teman-teman So Hyun mengatakan bahwa So Hyun bukanlah penyanyi terbaik, tapi mereka merasakan sesuatu yang menyentuh hati mereka ketika So Hyun bernyanyi.
Namun sayang, So Hyun sudah tidak berada di sekolah itu.
Teman-teman So Hyun mengatakan bahwa So Hyun bukanlah penyanyi terbaik, tapi mereka merasakan sesuatu yang menyentuh hati mereka ketika So Hyun bernyanyi.
Sebelum ujian, Kyung Jin berkata pada Baek Hee.
"Kudengar kau bertaruh dengan seseorang dari kelas persiapan?" tanya Kyung Jin. "Kau tahu kenapa aku menyukaimu? Itu karena kau penuh ambisi dan pekerja keras. Kau harus menang hari ini."
Kata-kata Kyung Jin membuat Baek Hee menjadi lebih percaya diri.
"Kudengar kau bertaruh dengan seseorang dari kelas persiapan?" tanya Kyung Jin. "Kau tahu kenapa aku menyukaimu? Itu karena kau penuh ambisi dan pekerja keras. Kau harus menang hari ini."
Kata-kata Kyung Jin membuat Baek Hee menjadi lebih percaya diri.
Oh Hyuk mengatakan pesan terakhirnya sebelum keempat murid melakukan ujian.
"Kalian tidak pergi berakting ketika sedang menyanyi." katanya. "Ketulusan adalah hal yang harus kalian tunjukkan dan rasakan ketika bernyanyi. Jangan menyanyikan apa yang ingin didengar oleh orang lain, melainkan nyanyikanlah lagu yang ingin kau perdengarkan pada orang lain."
"Kalian tidak pergi berakting ketika sedang menyanyi." katanya. "Ketulusan adalah hal yang harus kalian tunjukkan dan rasakan ketika bernyanyi. Jangan menyanyikan apa yang ingin didengar oleh orang lain, melainkan nyanyikanlah lagu yang ingin kau perdengarkan pada orang lain."
Hye Mi berjalan menaiki tangga. Disana, ia melihat lukisan wajahnya yang cantik dengan sayap seperti malaikat. Hye Mi tertawa senang.
Ujian dimulai. Oh Hyuk dan Jin Man mengintip ke dalam ruangan.
Satu per satu murid mulai menyanyi.
Jo In Sung menyanyi pertama kali. "Jo In Sung, nilai 50." kata Min Chul.
Jason maju untuk menyanyi. "Jason, nilai 90." kata Min Chul.
Jo In Sung menyanyi pertama kali. "Jo In Sung, nilai 50." kata Min Chul.
Jason maju untuk menyanyi. "Jason, nilai 90." kata Min Chul.
Jin Man bisa menebak nilai Jason.
Oh Hyuk bingung. "Bagaimana kau bisa tahu?"
"Kau lihat, Tuan Kong tidak melihat ke orang yang menyanyi." kata Jin Man. "Ia melihat ke penonton. Kelihatannya ia menghitung jumlah penonton. Itulah nilainya."
Min Chul membuat penilaian sesuai dengan ekspresi penonton. Bagaimana perhatian penonton pada si penyanyi.
Oh Hyuk bingung. "Bagaimana kau bisa tahu?"
"Kau lihat, Tuan Kong tidak melihat ke orang yang menyanyi." kata Jin Man. "Ia melihat ke penonton. Kelihatannya ia menghitung jumlah penonton. Itulah nilainya."
Min Chul membuat penilaian sesuai dengan ekspresi penonton. Bagaimana perhatian penonton pada si penyanyi.
Baek Hee mulai menyanyi. "Yoon Baek Hee, nilai 85." kata Min Chul.
Kini giliran Hye Mi menyanyi. Mendadak ia teringat pesan Oh Hyuk mengenai ketulusan.
"Guru, bisakah aku menyanyikan lagu lain?" pinta Hye Mi pada Min Chul.
Mendadak Hye Mi meminta pergantian lagu. Oh Hyuk dan Jin Man terkejut. Apa rencana Hye Mi?
Hye Mi menyanyikan lagu Winter Song, lagu yang ia nyanyikan untuk Jin Kuk saat hari ulang tahun bohongan.
"Guru, bisakah aku menyanyikan lagu lain?" pinta Hye Mi pada Min Chul.
Mendadak Hye Mi meminta pergantian lagu. Oh Hyuk dan Jin Man terkejut. Apa rencana Hye Mi?
Hye Mi menyanyikan lagu Winter Song, lagu yang ia nyanyikan untuk Jin Kuk saat hari ulang tahun bohongan.
Semua penonton terkesima dan terpancing emosinya dengan mendengar dan melihat Hye Mi bernyanyi, terutama Jin Kuk.
Jin Kuk tersenyum melihat Hye Mi.
"Ekspresinya sangat bagus." gumam Jin Kuk, melongo melihat Hye Mi. "Emosinya tersampaikan dengan sangat sempurna. Kelihatannya ia sudah berlatih puluhan tahun."
"Lebih dari itu." kata Oh Hyuk. "Hye Mi menyanyikan itu untuk seseorang."
"Go Hye Mi, nilai 100." ujar Min Chul.
Jin Kuk tersenyum melihat Hye Mi.
"Ekspresinya sangat bagus." gumam Jin Kuk, melongo melihat Hye Mi. "Emosinya tersampaikan dengan sangat sempurna. Kelihatannya ia sudah berlatih puluhan tahun."
"Lebih dari itu." kata Oh Hyuk. "Hye Mi menyanyikan itu untuk seseorang."
"Go Hye Mi, nilai 100." ujar Min Chul.
Hye Mi tertawa lega, begitu juga Jin Kuk dan Sam Dong.
Sam Dong memperhatikan pandangan marah dan benci Baek Hee pada Hye Mi.
Sam Dong memperhatikan pandangan marah dan benci Baek Hee pada Hye Mi.
Bum Soo sangat marah ketika mengetahui bahwa Hye Mi mendapatkan nilai sempurna.
"Bukan hanya itu." kata Kyung Jin. "Semua murid di kelas persiapan bernyanyi dengan sangat baik pada ujian ini. Jika terus seperti ini, kemungkinan semua murid di kelas persiapan akan bisa maju saat pertunjukan."
"Itu tidak akan terjadi!" seru Bum Soo marah. "Kau tahu berapa perusahaan musik yang akan datang? Kau ingin menghancurkan reputasi sekolah ini?! Siapa yang bertanggung jawab pada pertunjukan?"
"Nona Maeng." jawab Kyung Jin.
"Panggil Nona Maeng kemari."
"Bukan hanya itu." kata Kyung Jin. "Semua murid di kelas persiapan bernyanyi dengan sangat baik pada ujian ini. Jika terus seperti ini, kemungkinan semua murid di kelas persiapan akan bisa maju saat pertunjukan."
"Itu tidak akan terjadi!" seru Bum Soo marah. "Kau tahu berapa perusahaan musik yang akan datang? Kau ingin menghancurkan reputasi sekolah ini?! Siapa yang bertanggung jawab pada pertunjukan?"
"Nona Maeng." jawab Kyung Jin.
"Panggil Nona Maeng kemari."
Hye Mi mengejar Baek Hee.
"Berhenti!" panggil Hye Mi, menarik tangan Baek Hee.
"Aku tidak pernah setuju mengenai taruhan itu!" bantah Baek Hee. "Aku tidak akan pernah memberikan bandul ini padamu!"
"Aku tidak menginginkan barang milikmu." kata Hye Mi tanang. "Bandul itu adalah milikmu. Aku minta maaf karena sikap keras kepalaku."
"Sekarang kau berpikir dirimu hebat?!" seru Baek Hee.
"Kadang kala, sikap keras kepala bisa membuat seseorang menjadi pecundang." kata Hye Mi. "Keras kepala... sangat melelahkan. Dan kelihatan jelek juga. Karena itu, kita berdua jangan lagi bersikap keras kepala."
"Berhenti!" panggil Hye Mi, menarik tangan Baek Hee.
"Aku tidak pernah setuju mengenai taruhan itu!" bantah Baek Hee. "Aku tidak akan pernah memberikan bandul ini padamu!"
"Aku tidak menginginkan barang milikmu." kata Hye Mi tanang. "Bandul itu adalah milikmu. Aku minta maaf karena sikap keras kepalaku."
"Sekarang kau berpikir dirimu hebat?!" seru Baek Hee.
"Kadang kala, sikap keras kepala bisa membuat seseorang menjadi pecundang." kata Hye Mi. "Keras kepala... sangat melelahkan. Dan kelihatan jelek juga. Karena itu, kita berdua jangan lagi bersikap keras kepala."
Jin Kuk berlari-lari mencari Hye Mi, sampai akhirnya ia tiba di loker dan menemukan keramaian disana.
Loker Hye Mi berantakan. Di sana berceceran darah.
"Apa itu darah?" tanya seorang murid.
"Tidakkah ini terlalu berlebihan?" komentar murid yang lain.
"Siapa yang melakukan hal semacam ini?" tanya Do Joon.
Loker Hye Mi berantakan. Di sana berceceran darah.
"Apa itu darah?" tanya seorang murid.
"Tidakkah ini terlalu berlebihan?" komentar murid yang lain.
"Siapa yang melakukan hal semacam ini?" tanya Do Joon.
Jin Kuk meledak marah dan langsung mencari In Sung. Ia memukul In Sung hingga jatuh terjerembab ke lantai.
"Aku sudah memperingatkanmu!" teriak Jin Kuk marah. "Jika kau berani menyakiti Hye Mi, aku tidak akan melepaskanmu!"
"Aku tidak melakukan apapun!" seru In Sung.
Teman In Sung maju untuk menengahi. "Ia berlatih disini seharian bersamaku!"
"Aku sudah memperingatkanmu!" teriak Jin Kuk marah. "Jika kau berani menyakiti Hye Mi, aku tidak akan melepaskanmu!"
"Aku tidak melakukan apapun!" seru In Sung.
Teman In Sung maju untuk menengahi. "Ia berlatih disini seharian bersamaku!"
Jin Kuk berlari mencari Hye Mi, khawatir terjadi sesuatu. Ia kemudian menelepon Pil Sook. Saat itu, Pil Sook dan Sam Dong sedang menyapu kelas.
"Hye Mi keluar untuk membuang sampah." jawab Pil Sook. "Apa?! Hye Mi dalam bahaya?!"
Sam Dong merebut ponsel Pil Sook. "Hye Mi kenapa?!"
"Hye Mi keluar untuk membuang sampah." jawab Pil Sook. "Apa?! Hye Mi dalam bahaya?!"
Sam Dong merebut ponsel Pil Sook. "Hye Mi kenapa?!"
Hye Mi berjalan keluar untuk membuang sampah. Ketika tali sepatunya terlepas, ia menunduk untuk mengikatnya kembali.
Tanpa Hye Mi sadari, seseorang sedang berusaha mencelakainya. Orang tersebut mengambil sebuah pot bunga, kemudian mengarahkannya tepat di atas kepala Hye Mi.
Orang itu ragu sejenak, tapi kelihatannya mulai menetapkan hatinya.
Tanpa Hye Mi sadari, seseorang sedang berusaha mencelakainya. Orang tersebut mengambil sebuah pot bunga, kemudian mengarahkannya tepat di atas kepala Hye Mi.
Orang itu ragu sejenak, tapi kelihatannya mulai menetapkan hatinya.
Jin Kuk melihat Hye Mi dari jauh dan segera berlari.
Pot dijatuhkan dari atas.
Tiba-tiba Sam Dong datang dan menyelamatkan Hye Mi.
Si pelempar pot langsung melarikan diri. Satu kancing bajunya terlepas dan jatuh.
"Kau baik-baik saja?" tanya Sam Dong.
Pot dijatuhkan dari atas.
Tiba-tiba Sam Dong datang dan menyelamatkan Hye Mi.
Si pelempar pot langsung melarikan diri. Satu kancing bajunya terlepas dan jatuh.
"Kau baik-baik saja?" tanya Sam Dong.
"Ya." jawab Hye Mi, kelihatan shock. Ia berbalik, melihat pecahan pot tak jauh dari mereka.
"Kau... apa kau baik-baik saja?" tanya Hye Mi pada Sam Dong.
"Aku baik-baik saja." jawab Sam Dong, tersenyum menenangkan.
Tidak lama kemudian, Sam Dong terjatuh dan pingsan.
"Kau... apa kau baik-baik saja?" tanya Hye Mi pada Sam Dong.
"Aku baik-baik saja." jawab Sam Dong, tersenyum menenangkan.
Tidak lama kemudian, Sam Dong terjatuh dan pingsan.
Hye Mi meraih Sam Dong.
"Song Sam Dong, bangun!" seru Hye Mi panik. "Song Sam Dong!"
Hye Mi melihat tangannya yang terkena darah. Rupanya kepala Sam Dong terluka parah.
"Sam Dong!" teriak Hye Mi histeris, namun Sam Dong sama sekali tidak bergerak. "Song Sam Dong!!!"
"Song Sam Dong, bangun!" seru Hye Mi panik. "Song Sam Dong!"
Hye Mi melihat tangannya yang terkena darah. Rupanya kepala Sam Dong terluka parah.
"Sam Dong!" teriak Hye Mi histeris, namun Sam Dong sama sekali tidak bergerak. "Song Sam Dong!!!"
No comments:
Post a Comment