Pada masa dinasti Tang, Cina kuno, ada seorang pemuda jelata jatuh cinta kepada putri raja, tapi tidak berbuah hasil, karena perbedaan kedudukan sosialnya. Akhirnya, cowo itu meninggal dunia karena penyakit cintanya dan rohnya menjadi seekor ular. Pada suatu hari, sang ular itu menampakkan dirinya di hadapan sang putri, lalu melilit seluruh tubuh sang putri. Sang raja terkejut dan memanggil dokter dan dukun untuk melepaskan putrinya, tapi sang ular sama sekali tidak bergerak dan sang putri makin hari makin menjadi kurus. Sang putri dinasehati untuk berdoa dengan mengelilingi kuil-kuil di kerajaan Shilla dan dia sampai ke kuil Cheongpyeongsa.
Menjelang matahari terbenam, sang putri berdiam di sebuah gua terdengar bunyi lonceng kuil. Sang putri berkata kepada sang ular, "Tak bolehkah lepas dari badan saya sebentar? Nampaknya ada kuil di dekat sini. Saya ingin meminta makanan di sana tapi susah berjalan karena badan saya berat." Sehabis sang putri berkata, sang ular melepaskannya. Sang putri mandi di lembah, lalu berdua di dalam kuil.
Sementara sang ular mendadak gelisah akan sang putri melarikan diri karena lama tidak kembali. Ia memasuki pintu kuil untuk mencari sang putri. Pada waktu itu, tiba-tiba ada petir dan sang ular mati karena kena petir. Sang putri yang kembali terlihat sang ular mati dan merasa kasihan. Dia menguburkan sang ular itu dengan baik dan membangun sebuah menara di atas air terjun Guseong sebelum sang putri pulang ke negerinya.
Sejak itu, gua yang didiami oleh sang putri dinamakan Gongjugul bermakna, Gua putri, pintu yang dimasukki ular dinamakan Hwejeonmun, dan menara di atas air terjun dinamakan Gongjutap atau menara putri.
Infromasi Wisata |
Source :kbsworld
RP&Shared By IniSajaMo
No comments:
Post a Comment