Saturday, August 18, 2012

Gelombang panas dan kekeringan parah melanda Korea


 

Gelombang panas berlanjut selama lebih 2 pekan tanpa hujan. Ditengah suhu udara panas, kekeringan juga banyak melanda lahan pertanian. Lebih parah lagi, alga hijau tersebarluas ke sungai utama, hingga kualitas air tercemar untuk pasokan air minum. Disamping itu, cadangan listrik juga mendekati ambang batas suplai yang mana begitu banyak warga masyarakat Korea menggunakan daya listrik untuk menanggulangi suhu udara panas yang telah dirasakan belakangan ini. 
Musim hujan pada tahun ini berlangsung sangat singkat. Ketika musim hujan berakhir, peringatan terkait gelombang panas mulai diinformasikan kepada seluruh masyarakat Koraa pada tgl. 21 Juli.
Suhu udara tertinggi pada waktu siang mencatat sekitar 35 derajat Celsius di berbagai daerah secara nasional dan malam tropis terus berlanjut selama lebih 10 hari. Serangkaian informasi gelombang panas dan peringatan dikeluarkan secara terus-menerus. Setelah berakhirnya musim hujan, udara tekanan tinggi di Pasifik Utara datang dengan cepat di daratan Korea Selatan dan hal ini diyakini menjadi faktor utama yang menyebabkan timbulnya suhu udara panas yang begitu menggerahkan. Tanpa hujan turun, warga masyarakat Korea dapat merasakan suhu udara panas yang cukup ekstrim dan tidak bersahabat. Akibatnya, keadaan tersebut sangat merepotkan seluruh warga masyarakat belakagnan ini.

Badan Meteorologi Korea -KMA mengabarkan bahwa curah hujan hanya mencapai rata-rata 7,6 milimeter antara 21 Juli hingga 6 Agustus. Angka ini hanya merupakan 5,9 % dari rata-rata curah hujan tahunan yaitu 128,8 milimeter selama periode sama tahan lalu. Banyak wilayah di penjuru Korea tidak mengalami hujan sama sekali. Namun, curah hujan di beberapa daerah lain yang diguyur hujan hanya mencapai kurang dari 1 milimeter.

Badan Meteorologi Korea menambahkan bahw banyak wilayah telah mengalami gangguan kekurangan air yang menyebabkan aktivitas pertanian terbengkalai.

Kementerian Pertanian Korea melaporkan bahwa sekitar 830.000 hewan ternak termasuk ayam, bebek dan ternak babi telah mati sejak Juli akibat suhu panas luar biasa. Di beberapa daerah, banyak bibit padi mengalami kekeringan. Suhu udara panas dan kekeringan diperkirakan telah menyebabkan kerugian cukup besar bagi kalangan petani dan nelayan.

Selanjutnya pada musim panas ini, keadaan darurat tentang kekurangan daya listrik juga diprediksi akan terjadi, karena permintaan daya listrik untuk kebutuhan rumah tangga, industri dan kantor seperti AC sangat tinggi, mengingat berlanjutnya malam tropis dan pesta Olimpiade London 2012.
Cadangan listrik berada pada tingkat kritis. Pihak PLN Korea mengumumkan peringatan kekurangan daya listrik selama 2 hari berturut-turut yaitu Senin dan Selasa lalu.

Persedian pasokan air minum juga dalam keadaan waspada. Fenomena alga hijau yang mulai menjamur secara luas di muara sungai Nakdong sudah menyebar sampai ke daerah hulu di sungai Gumi dan di sungai Han yang merupakan sumber air minum untuk warga penduduk kota Seoul. Sehubungan dengan penyebaran alga hijau tersebut, pemerintah metropolitan Seoul meningkatkan kewaspadaan untuk mengelolah mutu air minum.



Source :kbsworld 

No comments:

Post a Comment