Seorang ahli purbakala merangkap penjelajah yang berasal dari Inggris bernama Aurel Stein mengevaluasi lebih tinggi terhadap seorang Goguryeo bernama 'Go Seon-ji' daripada pemimpin perang terhebat dari Kartago, Hannival atau pahlawan dunia Napoleon. Alasannya adalah karena Go Seon-ji berhasil menguasai daratan di Asia Tengah sekitar 'Jalur Sutra' atau jalur perdagangan pada abad ke-8. Kalau begitu, bagaimana Go Seon-ji dapat menjadi pahlawan yang menguasai Jalur Sutra?
Melakukan Ekspedisi Sebanyak 5 Kali Sebagai Jenderal Cina Ke Asia TengahWalaupun diperkirakan Go Seon-ji adalah keturunan Goguryeo yang diruntuhkan oleh kerajaan Tang, Cina pada tahun 668, tahun lahir atau informasi lebih tepat mengenai keluarga belum diketahui secara pasti. Namun, lewat catatan sejarah dari buku kuno Cina, Go Seon-ji adalah keturunan dari orang Goguryeo yang dikirim ke kerajaan Tang secara paksa setelah Goguryeo runtuh.
Ayah Go Seon-ji, yaitu Go Sa-gye menjabat sebagai jenderal di lembaga kepemimpinan 'Anseo Dohobu' yang terletak di bagian barat dari Jalur Sutra dan dijadikan pintu gerbang menuju negara Barat. Dengan kata lain, 'Anseo Dohobu' bertugas untuk mengontrol para pedagang yang pergi ke negara Barat lewat Jalur Sutra dan mencegah invasi dari negara Barat. Oleh sebab itu, pertempuran terus terjadi di daerah tersebut, sehingga Go Seon-ji yang tumbuh di wilayah tersebut belajar seni bela diri sejak masih kecil dan telah menjadi jenderal dalam usia 20 tahun.
Mengibarkan Namanya Di Jalur Sutra
Jenderal Go Seon-ji berhasil menguasai sebuah daerah 'Dalhaebu' yang menantang kerajaan Tang pada tahun 741. Namun, itu hanya awal dari kejayaannya. Pada abad ke-8 ketika kekuatan atau persaingan antara dunia Islam dan kerajaan Tang terasa sangat ketat, dunia Islam yang menguasai Asia Barat ingin menyampaikan budayanya ke arah Timur, serta kerajaan Tang yang menguasai Asia Timur juga ingin menyampaikan budayanya ke arah Barat. Di tengah-tengah keadaan serupa itu, jenderal Go Seon-ji dikirim ke pegunungan Pamir untuk bertempur. Sebenarnya, pegunungan Pamir sulit untuk ditempuh, namun Go Seon-ji berhasil menaklukkan pasukan Tibet dan berhasil menguasai bagian utara dari Pakistan.
Selain itu, jenderal Go Seon-ji menaklukkan 72 negara di Asia Tengah, sehingga mampu menyebarkan kekuatannya. Setelah itu, dia berhasil bertempur di daratan Asia Tengah sebanyak 3 kali, sehingga dijuluki sebagai 'Raja di Jalur Sutra'. Demikianlah, dia cukup mengibarkan namanya, namun kejayaannya tidak begitu lama berlangsung.
Keturunan Goguryeo Membuka Pintu Budaya Antara Dunia Barat Dan Timur
Sejalan dengan tersebarluaskannya kekuatan kerajaan Tang, Cina sampai daerah Turkestan, kerajaan Abbasiyah melakukan serangan terhadap kerajaan Tang dengan mengirimkan pasukan Islam pada tahun 751. Peperangan itu dikenal sebagai Pertempuran Talas yang dicatat sebagai perang pertama dan terakhir antara dunia Arab dan Cina. Namun, pasukan Go Seon-ji yang hanya beranggotakan 30.000 prajurit dikalahkan oleh pasukan Islam yang berjumlah 300.000 orang.
Walaupun jenderal Go Seon-ji berhasil memadamkan pemberontakan dari Ahn Nok-san pada tahun 755, namun akibat pengkhianatan dari jenderal Tang yang cemburu terhadap Go Seon-ji, akhirnya dia dieksekusi di dalam medan perang. Meskipun kematiannya sangat memilukan, setelah Pertempuran Talas, pertukaran budaya antara dunia Islam dan kerajaan Tang dilaksanakan secara aktif. Dari segi itu, kehidupan Go Seon-ji menorehkan tinta emas dalam sejarah pertukaran budaya antara dunia Timur dan Barat.
Source : kbs world kr.co.
TR@IniSajaMo
No comments:
Post a Comment