Sunday, March 18, 2012

Chung Min-a


  

Hanya beberapa tahun yang lalu saja di Korea, musisi tradisional tidak merasa bangga akan profesinya sendiri. Setelah hilangnya kaum sarjana yang menikmati musik tradisional akibat perubahan sistem pemerintah sejak penjajahan Jepang, musik tradisional itu dianggap sebagai musik yang dimainkan oleh hanya kaum penghibur wanita dan pengembara saja. Bahkan, pecahnya Perang Korea setelah negara Korea memperoleh kemerdekaannya mengakibatkan masyarakat Korea jatuh miskin dan mereka bergantung pada dukungan negara Barat.
Dalam keadaan seperti itu, masyarakat Korea beranggapan bahwa segala sesuatu dari Barat adalah hal yang unggul tanpa syarat, sementara tradisinya sendiri tidak diindahkan. Di tengah suasana sosial itu, Gugak atau musik tradisional Korea, juga dipandang rendah. Meskipun pihak pemerintah berupaya untuk melestarikan musik tradisional dengan membuat sistem yang menetapkan warisan budaya tak berwujud dan menawarkan dukungan keuangan untuk siswa berbakat, tampaknya masih sulit untuk menarik perhatian masyarakat terhadapnya.

Namun, setelah keadaan politik dan ekonomi negara menjadi stabil, masyarakat mulai menunjukkan minatnya akan tradisi bangsanya. Dalam beberapa tahun terakhir ini, masyarakat juga sudah mulai mengakui nilai Gugak. Sehubungan dengan itu, musisi muda juga mulai memainkan peran penting dalam membawakan musik tradisional kepada masyarakat lebih dekat.

Bar-bar di sekitar kawasan Universitas Hongik di Seoul populer dengan pertunjukan band-band Indie dan banyak karya musik sering dievaluasi oleh publik di kawasan tersebut. Sampai beberapa tahun yang lalu, daerah itu tidak ada hubungannya dengan pemain musik tradisional. Namun, Chung Min-a bermain Gayageum sambil menyanyikan lagu dari berbagai genre, baik lagu rakyat tradisional maupun lagu pop di tempat itu. Dengan demikian, dia mulai menarik perhatian publik.

Setelah lulus dari Sekolah Tinggi Gugak Nasional yang disponsori pemerintah, Chung Min-a masuk Universitas Hanyang. Dia berhasil lulus program S1 dengan dibiayai melalui pekerjaan sampingan. Tapi, dia tidak bisa menyelesaikan program studi S2 di Universitas Perempuan Sookmyung, karena tidak mempunyai waktu cukup untuk mencari uang selama bekerja sebagai asisten profesor. Akhirnya, dia harus menghentikan studinya dan melakukan pekerjaan dan aktivitas musik secara serentak. Suatu saat, dia bahkan menjual nasi untuk mencari nafkah. Orang-orang yang mendengarkan permainannya tidak hanya mengalami sentimen dari musik, tetapi juga gairah dan vitalitas musisi darinya.

Sekarang ini, Chung Min-a berkonsentrasi pada musik. Dia telah merilis beberapa album. Chung Min-a ini lebih dikenal oleh publik sebagai musisi pop yang memainkan genre musik yang unik, bukan sebagai musisi klasik Korea.

Source : kbs world

No comments:

Post a Comment