Saturday, February 18, 2012

Sang Legenda Lee Saeng Gang


Pada masa lalu di Korea, ada sejumlah musisi yang menguasai berbagai jenis alat musik tradisional seperti Geomungo, Bipa, Tungso, dan sebagainya. Padahal pada masa kini. ada kecenderungan untuk menekankan keahlian dalam bidangnya, sehingga jumlah musisi berbakat memainkan berbagai jenis alat musik itu semakin mengurang. Namun, beruntunglah beberapa musisi berbakat seperti itu masih hidup dan bergiat dengan aktif. Salah satunya adalah musisi master, Lee Saeng-gang yang memegang gelar seni untuk Daegeum-Sanjo. 
Lee Saeng-gang adalah musisi yang sanggup memainkan semua jenis alat musik tiup seperti Piri, Tungso, Danso, Sogeum, Taepyeongso, dan sebagainya. Dia dilahirkan di Tokyo, Jepang pada tahun 1937. Berkat ayahnya yang menggemari Tungso, salah satu alat musik tiup Korea, dia mendapat kesempatan untuk belajar cara memainkan alat musik tiup Jepang seperti ‘Shakuhachi’ dan ‘Yokobue’.

Setelah Korea memperoleh kemerdekaan, dia kembali ke tanah airnya dan menjual suling yang dibuat ayahnya sambil memainkannya di jalan. Suatu hari ketika dia bersama dengan ayahnya berkeliling-keliling untuk menjual suling, mereka sempat menemui seorang musisi master bernama Han Ju-hwan yang mengembangkan melodi Sanjo bergaya sendiri dan mendidik banyak jumlah muridnya. Lee Saeng-gang juga sempat belajar Daegeum darinya, tapi tidak lama kemudian, mereka berpisah. Namun, seperti yang ditahbiskan oleh nasib, Lee Saeng-gang kebetulan bertemu dengan mantan gurunya di jalan pada waktu dia mengambil cuti singkat dari tugas militernya.

Gurunya mendengarkan melodi Lee Saeng-gang dan meminta kepadanya untuk mewariskan musik itu kepada generasi mendatang. Lee saeng-geng yang pernah merasa bingung apakah dia akan melanjutkan profesi sebagai pemain musik klasik pada saat musik tradisional Korea dipandang rendah. Namun, dia menuruti permintaan gurunya dengan memenangkan hadiah pertama di kompetisi Daesaseupnori Jeonju yang ke-4.

Meskipun memiliki kesempatan untuk memainkan berbagai alat musik sejak usia dini dan sekarang dianggap sebagai lambang Daegeum-Sanjo, tapi selam bertahun-tahun, dia tidak begitu terkenal.
Di Festival Seni Rakyat di Prancis, dia sempat naik ke panggung untuk mengulur waktu bagi anggota lain untuk ganti kostum. Pada kesempatan itu, dia memainkan Daegeum-sanjo dengan sekuat tenaga.

Hari berikutnya, media setempat memuji pertunjukan solo Lee Saeng-gang itu, walaupun itu bukan pertunjukan utama. Dengan demikian, dia bersikap sungguh-sungguh terhadap musik tradisional Korea yang dikuasai dan dilestarikannya.

No comments:

Post a Comment