Monday, August 20, 2012

Pemimpin Terakhir Pasukan Militer Pembela Negara Pada Era Kekaisaran Han Raya


 

Pemimpin Terakhir Dari Kegiatan Pasukan Militer Pembela Negara


Pada era Kekaisaran Han Raya ketika Jepang merampas Semenanjung Korea, ada banyak pemimpin pasukan militer pembela negara yang menantang Jepang seperti Jeon Bong-jun, Choi Ik-hyeon, Shin Dol-seok, dll. Namun demikian, tidak begitu banyak yang diketahui mengenai pemimpin terakhir pasukan militer pembela negara pada era Kekaisaran Han Raya. Dia tiada lain adalah Chae Eung-eon. Nah, pada hari ini, mari kita cermati kehidupannya yang mengorbankan diri demi negara mulai pada usia 25 tahun hingga 33 tahun.
Mulai Melakukan Kegiatan Pasukan Militer Pembela Negara

Chae Eung-eon yang lahir pada tahun 1879 di provinsi Pyengan Selatan menjalani hidupnya dengan miskin sejak masih kecil, namun dia sangat pintar dan berani. Saat dia menjalani wajib militer di angkatan darat Kekaisaran Han Raya, pasukannya dibubarkan secara paksa pada tahun 1907 oleh pihak Jepang. Akibatnya, komandan Park Seung-hwan bunuh diri, sehingga dia menjadi perwira dari pasukan militer pembela negara yang dipimpin oleh Lee Jin-ryong untuk menantang Jepang di sekitar provinsi Pyengan dan Hamgyeong.

Pada tahun 1908, Chae Eung-eon mulai terkenal saat dia berhasil menyerang pasukan polisi Jepang di sekitar provinsi Hwanghae dan Hamgyeong, karena senjata yang diperoleh lewat serangan tersebut dimanfaatkan untuk melakukan kegiatan pasukan militer pembela negara.
 

Kegiatan Yang Terus Berlangsung Setelah aneksasi Korea oleh Jepang
Setelah aneksasi Korea oleh Jepang pada tahun 1910, kegiatan Chae Eung-eon terus berlangsung. Dengan memanfaatkan strategi gerilya, dia berhasil mengebom fasilitas telekomunikasi Jepang dan kantor polisi Jepang. Pada tahun 1913, dia berhasil membunuh banyak anggota pasukan militer Jepang di provinsi Hwanghae lewat strategi gerilya, maka pihak Jepang menawarkan hadiah berupa untuk menangkap Chae Eung-eon.

Pada tanggal 12 November 1914, kepolosian Jepang menyatakan pihaknya akan memberikan hadiah uang senilai 2 juta 800 ribu won kepada orang yang menyerahkan Chae ke pihak kepolosian Jepang. Selain itu, pihaknya akan memberikan hadiah uang kepada orang yang memberikan informasi mengenai Chae. Namun demikian, pihak Jepang gagal untuk menangkap Chae Eung-eon. Demikianlah, Chae Eung-eon berhasil melancarkan kegiatan gerilya, namun sejak tahun 1915, dia tidak dapat melakukan tantangan anti-Jepang.


Pengorbanan Diri Demi Negara
Pada tanggal 5 Juli tahun 1915, Chae Eung-eon ditangkap oleh Jepang ditengah-tengah berlangsungnya kegiatan gerilya di sekitar provinsi Pyengan Selatan. Pada bulan September tahun yang sama, dia dinyatakan akan dihukum mati, akhirnya dia dieksekusi pada tanggal 4 November 1915. Dengan demikian, kegiatan pasukan militer pembela negara yang berlangsung selama 8 tahun mulai tahun 1907 hingga 1915 juga berakhir. 

Setelah aneksasi Korea oleh Jepang, kegiatan pasukan militer pembela negara agak melemah, namun setelah Chae Eung-eon ditangkap, kegiatan pasukan militer pembela negara hampir tidak ada. Dengan demikian, Chae Eung-eon dapat dikatakan sebagai pemimpin terakhir pasukan militer pembela negara. Demikianlah, Chae Eung-eon melancarkan kegiatan untuk menyelamatkan negara dengan gagah berani dan akhirnya menyerahkan jiwanya demi negara. Untuk memperingati jasanya, pemerintah Korea memberikan bintang jasa 'Order of Merit for National Foundation' kepada Chae Eung-eon pada tahun 1962.




Source :kbsworld
Shared By IniSajaMo

No comments:

Post a Comment