Thursday, July 26, 2012

Sistem ‘All-in-One’ K-Pop: Mengapa Berhasil Bagi Bintang Idola?


Artikel terbaru oleh OhmyStar mengkaji ‘blueprint’ dari sistem K-Pop, menunjuk semua langkah-langkah agensi untuk menciptakan bintang K-Pop yang sukses dan sejati.
Bahasa Asing
Wakil SM entertainment, Kim Young Min, mengungkapkan, “Satu hal yang dipelajari BoA yang masih duduk di kelas 5 SD adalah bahasa asing. Itu satu hal yang membuat BoA dapat berdiri di panggung dunia. Selama masa liburan, ia akan tinggal di Jepang untuk belajar bahasa dan menerima pelatihan yang ketat. Untuk belajar bahasa dengan mahir, lokalisasi (berkunjung ke negara yang ingin dipelajari bahasanya) terbukti sangat penting.”

Bagi grup idola yang akan debut, pengetahuan bahasa asing sangatlah penting. Bahasa Jepang, Cina, dan Inggris hanyalah bahasa yang sangat dasar. Saat ini, bahasa Perancis dan Spanyol juga diajarkan. Wakil Cube Entertainment, Hong Seung Sung, menyatakan, “Tak hanya terus memikirkan promosi luar negeri untuk BtoB di masa depan, namun juga menimbang bakat dan ketertarikan masing-masing member, grup ini diajari bahasa Jepang, Inggris, dan Perancis.” Menguasai pemahaman kebudayaan dan mahir dalam bahasa suatu negara yang dihadapi adalah strategi yang juga terbukti sukses bagi produser ternama, ‘Brave Brothers’.
Editor perusahaan publikasi hiburan Jepang, Matsubara, menyatakan, “Artis-artis seperti BoA dan TVXQ yang melalui masa pelatihan bahasa Jepang berhasil meningkatkan profil mereka di program variety Jepang. Strategi ini adalah faktor terbesar untuk meraih kesuksesan.
Keakraban layaknya artis J-Pop vs. Proyek ‘Beatles’
Debutnya BoA, TVXQ, dan SNSD berbeda dari awalnya. TVXQ debut di Jepang pada tahun 2005 selagi mereka mendapat banyak cinta di Korea. Direktur live AVEX, Kikuda Yoko, mengatakan, “Grup membangun sebuah fan base dengan menyanyi dan berbicara bahasa Jepang dengan lancar dan juga dengan tampil secara tekun di pangung kecil dan akhirnya berhasil tampil di Tokyo Dome tahun 2009 silam.
Selain itu, debut SNSD termasuk kategori Proyek Beatles’. Sangat mirip dengan grup legenda, ‘The Beatles’, “SNSD menghindari strategi lokalisasi di Jepang dan malah merilis lagu di Korea. Sebuah pendekatan dimana mereka meningkatkan popularitas mereka dahulu dengan perilisan lagu dan kemudian baru pergi mengunjungi fans dan ‘memuaskan kehausan mereka’,” kata wakil Lee Young Min.
Sepeti perbedaan antara TVXQ dan SNSD, tumbuhnya layanan jejaring sosial, seperti Twitter dan me2day, sekali lagi mengubah sudut pendekatan bagi idola yang baru debut. Seorang wakil dari CUBE entertainment, pembentuk 4Minute, B2ST, G.Na, dan BtoB menyarankan, “Dalam jangka panjang, pendekatan global terbukti lebih efektif dibanding melokalisasi artis kalian. Merencanakan taktik promosi dan menunjukkan pesona K-Pop yang beragam sangat disarankan.
Mengontrak artis dengan kewarganegaraan asing seperti Nichkhun 2PM, Sandara Park 2NE1, MissA (Jia dan Fei), dan Victoria f(x) ke dalam label rekaman juga berperan dalam fenomena global.
Namun, kalian tak boleh melupakan musik dan koreografi yang mudah menarik dunia. Wakil CJ E&M menyatakan, “Lagu-lagu tak asing bagi pendengar di seluruh dunia karena mereka mengikuti struktur yang biasa digunakan di Amerika dan Eropa. Dimulai dengan intro dan bridge, diikuti oleh chorus dan bridge lagi, kemudian mengulang chorus adalah format ‘lagu Pengait’ yang bisa memungkinkan mereka yang bahkan tak mengetahui bahasa lagu, untuk menikmati lagu tersebut.
Sistem All-In-One: Pendidikan seks, konsultasi psikis dan banyak lagi
Sistem asuhan/yang dikembangkan artis-artis K-Pop berputar sebagian besar pada casting dan pelatihan, produksi, dan promosi global. Produser JYPE, J.Y. Park, menyatakan, “Di luar tampak terlihat bahwa pelatihan sebuah grup idola mengikuti sistem standardisasi universal; namun lebih cocok untuk membuat proses tentang menemukan gaya dan individualitas tiap-tiap artis. Dengan sistem ini, tak pernah terlihat sebelumnya di negara lain, tiap trainee bisa tumbuh menjadi artis dengan persiapan baik.
Sistem asuhan ini yang diungkapkan J.Y. Park adalah sistem ‘All-In-One’. Dengan satu sisi yang termasuk vokal, tari, akting, dan kemampuan akrobatik, ada sisi pelengkap lain yang terdiri dari bahasa asing, manajemen akademik, membaca, dan konsultasi pribadi yang bisa membantu membangun karakter.
Wakil Hong Seung Sung menambahkan, “Di samping teknik pelatihan yang termasuk vokal, tari, akting, bahasa, pelatihan angat beban, akrobatik, dan rap, artis melakukan pelayanan komunitas dan kelas pembangunan karakter khusus lain seperti pendidikan seks, kesadaran akan obat, pelatihan pengendalian pikiran dan sopan santun, semua tersedia bersama terapi psikis juga.
Kemudian, dari manakah sisi persaingan bintang K-Pop datang? Wakil Shin Dong Young menunjukkan bahwa artis-artis K-Pop memiliki banyak aspek positif seperti kemampuan dance sempurna yang bersinar bahkan ketika dibandingkan dengan penampilan luar biasa dari artis Barat. Suh Hwang Wook, anggota eksekutif Google menyatakan, “Melodi yang mudah diingat, koreografi dan penampilan unik, dan gaya musik (mereka) berbeda dari milik negara lain dan juga mudah dikaitkan, adalah aspek positif terbesar (dari K-Pop).
Direktur konten KBS, Kwon Oh Suk berkata, “Mengombinasikan idola dengan wajah unik adalah ‘Multi-Targeting Strategy (strategi dengan banyak target)”, dan membantu dalam mendapatkan fan-base yang lebih beragam, tepat seperti beragamnya grup itu sendiri.
Bagaimana sistem K-Pop yang dibayangkan Haebaragi?
source: allkpop
Indotrans by geevy@koreanindo.net

No comments:

Post a Comment