Saturday, June 30, 2012

Dokter Wanita Pertama Korea, Kim Jeom-dong




Saat ini, siapa saja mudah menuju rumah sakit walaupun hanya kena flu. Namun 100 tahun lalu ketika ilmu kedokteran Barat masuk ke Korea untuk pertama kali, para dokter yang menggunakan jarum suntik dan pisau merasa khawatir atas masyarakat biasa. Khususnya, para wanita di Joseon tidak boleh menunjukkan bagian tubuh kepada dokter laki-laki akibat pengaruh Konfusianisme yang mementingkan perbedaan jenis kelamin antara wanita dan pria, sehingga banyak pasien wanita meninggal dunia tanpa mendapat pengobatan. Namun, ada seorang dokter wanita yang mengorbankan diri demi para pasien wanita di bawah suasana sosial serupa itu, yaitu dokter wanita pertama Korea, Kim Jeom-dong.

Kim Jeom-dong, Memiliki Impian Untuk Menjadi Dokter

Kim Jeom-dong yang lahir di Jeongdong, Seoul pada tahun 1879 masuk Sekolah Ihwa yang didirikan pada tahun 1886 sebagai sekolah khusus wanita modern pertama Korea. Berkat ayahnya yang cepat menerima ilmu Barat di bawah misionaris AS, Appenzeller, Kim Jeom-dong dapat masuk Sekolah Ihwa. Di sekolah tersebut, dia belajar ilmu Barat meliputi kitab suci Kristen, huruf Korea, matematika, huruf Cina, dll, serta dia lancar berbahasa Inggris.

Karena kemampuan berbahasa Inggris, Kim Jeom-dong memiliki peluang untuk bertemu dengan dokter wanita yang berasal dari AS, Rosetta Sherwood Hall. Kepala Sekolah Ihwa, Scranton memperkenalkan Kim Jeom-dong sebagai penerjemah kepada Rosetta Sherwood Hall yang berkunjung ke Joseon untuk menyajikan layanan medis. 

Demikianlah, Kim Jeom-dong dapat menimba ilmu kedokteran Barat untuk pertama kali, namun pada waktu itu, dia tidak begitu menaruh perhatian pada bidang medis. Saat dia menyaksikan proses operasi bibir sumbing yang dilaksanakan oleh Rosetta Sherwood Hall secara sempurna, dia mengubah arah hidupnya. Pada waktu itu, penyakit 'bibir sumbing' sulit diobati, namun setelah dia menyaksikan proses operasi bibir sumbing yang terasa sempurna, Kim Jeom-dong juga memutuskan untuk membantu banyak orang lewat ilmu kedokteran Barat. 


Kim Jeom-dong Berubah Sebagai Park Esther

Rosetta Sherwood Hall tidak hanya mengajarkan ilmu kedokteran kepada Kim Jeom-dong, tetapi juga memperkenalkan seorang laki-laki, yaitu Park Yu-san yang membantu kegiatan misionaris dan medis dari suami Rosetta Sherwood Hall. Pada tahun 1893, Kim Jeom-dong mengadakan upacara pernikahan ala Barat di gereja untuk pertama kali dalam sejarah Korea. 

Setelah pernikahan, Kim Jeom-dong dijuluki sebagai Park Esther dan tahun berikutnya, dia pergi ke AS bersama suaminya untuk belajar. Di AS, dia berhasil masuk Woman's Medical College of Baltimore dalam usia yang paling muda. Suaminya, Park Yu-san juga mendukung isterinya yang berbakat tinggi, namun sangat disayangkan, dia meninggal dunia akibat TBC sebelum Park Esther menyelesaikan studinya di akademi tersebut. 


Berjuang Dengan Penyakit

Setelah suaminya meninggal dunia, Park Esther juga ingin membuang segala peluangnya, namun sesuai dengan wasiat suaminya, dia menerima gelar M.D. di bidang kedokteran untuk pertama kali sebagai wanita Korea. Setelah pulang ke Joseon, dia bekerja di rumah sakit khusus wanita di sekitar Dongdaemun dan merawat 3.000 pasien selama 10 bulan. 

Demikianlah, Park Esther dianggap sebagai harapan bagi pasien wanita yang tidak dapat memperoleh perawatan, karena tidak boleh menunjukkan badannya kepada dokter laki-laki. Oleh karena itu, dia rela mengunjungi pelosok-pelosok Korea untuk merawat pasien dan pernah mendapat medali perak dari kaisar Gojong berkat jasanya. Namun, sangat disayangkan, dia juga meninggal dunia pada tahun 1910 dalam usia 33 tahun akibat penyakit TBC. 

Di dalam keadaan sosial dimana tenaga wanita di bidang medis hampir tidak ada, bahkan para wanita tidak begitu mudah untuk bersekolah, kehidupan Park Esther yang mengorbankan diri demi melakukan kegiatan sukarela di bidang medis dan kegiatan sosialnya cukup cemerlang, sampai-sampai dijuluki sebagai 'Schweitzer wanita di Korea.' Semangat dan jasanya dievaluasi kembali oleh generasi berikutnya, sehingga namanya dicatat dalam Ruang Kemasyuhran -Hall of Fame di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi pada tahun 2006 lalu. 





Source : Kbs world /TR


No comments:

Post a Comment