Hye Mi menarik napas dalam-dalam, hendak mengetuk pintu ruang Direktur Perusahaan Entertainment Top. Mendadak terdengar suara Baek Hee dari dalam ruangan.
"Ini tidak sesuai dengan kesepakatan kita!" seru Baek Hee. "Kau mengatakan jika aku mendapat nilai A, kau akan memikirkan kembali mengenai mendepakku dari K."
"Kapan aku mengatakan itu?" tanya Direktur. "Aku tidak pernah membuat kesepakatan seperti itu. Kaulah yang menyimpulkan sendiri."
"Ini tidak sesuai dengan kesepakatan kita!" seru Baek Hee. "Kau mengatakan jika aku mendapat nilai A, kau akan memikirkan kembali mengenai mendepakku dari K."
"Kapan aku mengatakan itu?" tanya Direktur. "Aku tidak pernah membuat kesepakatan seperti itu. Kaulah yang menyimpulkan sendiri."
Direktur kemudian menyuruh Hye Mi masuk.
Hye Mi masuk ke dalam ruangan.
Baek Hee kelihatan sangat terpukul. Ia bangkit dari duduknya dan keluar ruangan.
"Apa kau sudah membuat keputusan?" tanya Direktur.
Hye Mi masuk ke dalam ruangan.
Baek Hee kelihatan sangat terpukul. Ia bangkit dari duduknya dan keluar ruangan.
"Apa kau sudah membuat keputusan?" tanya Direktur.
Baek Hee menunggu di luar ruangan.
"Kenapa kau masih disini?" tanya Hye Mi ketika ia keluar.
Baek Hee tertawa kecil. "Jika kau bergabung, maka aku akan dipaksa keluar." katanya. "Masa depanku bergantung pada keputusan yang kau buat! Kenapa harus selalu kau? Aku sudah berusaha keras, tapi kenapa kau yang selalu terpilih?"
Hye Mi tersenyum. "Sangat luar biasa." katanya. "Aku pernah mengatakan kata-kata itu sebelumnya. Kenapa kau yang selalu terpilih? Kenapa kau debut lebih dulu ketimbang aku? Kita berdua sangat mirip, kan?"
"Apa kau menyetujui kontrak?" tanya Baek Hee.
"Tidak." jawab Hye Mi.
"Kenapa?"
"Aku juga tidak tahu." jawab Hye Mi. Ia kemudian berjalan pergi.
"Kenapa kau masih disini?" tanya Hye Mi ketika ia keluar.
Baek Hee tertawa kecil. "Jika kau bergabung, maka aku akan dipaksa keluar." katanya. "Masa depanku bergantung pada keputusan yang kau buat! Kenapa harus selalu kau? Aku sudah berusaha keras, tapi kenapa kau yang selalu terpilih?"
Hye Mi tersenyum. "Sangat luar biasa." katanya. "Aku pernah mengatakan kata-kata itu sebelumnya. Kenapa kau yang selalu terpilih? Kenapa kau debut lebih dulu ketimbang aku? Kita berdua sangat mirip, kan?"
"Apa kau menyetujui kontrak?" tanya Baek Hee.
"Tidak." jawab Hye Mi.
"Kenapa?"
"Aku juga tidak tahu." jawab Hye Mi. Ia kemudian berjalan pergi.
Jin Kuk menunggu Hye Mi di depan lift. Dengan senyum merekah, ia bertanya pada Hye Mi apakah Hye Mi menyetujui kontrak.
"Apakah kau akan bergabung?" tanya Jin Kuk ceria.
Hye Mi berusaha menyembunyikan kecewanya juga. "Aku menolak." jawabnya.
"Kenapa?" tanya Jin Kuk. "Bukankah kau ingin debut? Bukankah kau ingin berada satu panggung denganku? Lalu kenapa kau menolak penawaran ini?"
"Aku merasa ini bukan waktu yang tepat." jawab Hye Mi.
"Pasti ada alasan lain yang tidak bisa kau katakan padaku, bukan?" tanya Jin Kuk.
"Tidak ada alasan lain." kata Hye Mi berbohong.
Jin Kuk lalu mengajak Hye Mi kembali ke sekolah karena Oh Hyuk akan wawancara.
"Apakah kau akan bergabung?" tanya Jin Kuk ceria.
Hye Mi berusaha menyembunyikan kecewanya juga. "Aku menolak." jawabnya.
"Kenapa?" tanya Jin Kuk. "Bukankah kau ingin debut? Bukankah kau ingin berada satu panggung denganku? Lalu kenapa kau menolak penawaran ini?"
"Aku merasa ini bukan waktu yang tepat." jawab Hye Mi.
"Pasti ada alasan lain yang tidak bisa kau katakan padaku, bukan?" tanya Jin Kuk.
"Tidak ada alasan lain." kata Hye Mi berbohong.
Jin Kuk lalu mengajak Hye Mi kembali ke sekolah karena Oh Hyuk akan wawancara.
Kemampuan mengajar para kandidat guru akan diuji.
Oh Hyuk menunggu gilirannya dengan cemas dan grogi.
Ketika giliran Oh Hyuk untuk maju, Bum Soo datang bersama beberapa orang berpakaian formal dan bertampang serius. Ia menyuruh murid-murid disana untuk keluar dan menggantikannya dengan orang-orang itu. Sangat tidak adil. Bum Soo melakukan ini untuk menjatuhkan kepercayaan diri Oh Hyuk.
Hye Mi, Jin Kuk dan Jin Man menonton dari jauh dengan cemas.
Oh Hyuk menunggu gilirannya dengan cemas dan grogi.
Ketika giliran Oh Hyuk untuk maju, Bum Soo datang bersama beberapa orang berpakaian formal dan bertampang serius. Ia menyuruh murid-murid disana untuk keluar dan menggantikannya dengan orang-orang itu. Sangat tidak adil. Bum Soo melakukan ini untuk menjatuhkan kepercayaan diri Oh Hyuk.
Hye Mi, Jin Kuk dan Jin Man menonton dari jauh dengan cemas.
Bum Soo menatap Oh Hyuk dengan pandangan menusuk.
Mulanya Oh Hyuk bersikap serius, namun kemudian mendadak ia tersenyum dan mulai mengajar dengan percaya diri.
Hye Mi menarik napas lega.
Senyum Bum Soo berubah menjadi muram.
Mulanya Oh Hyuk bersikap serius, namun kemudian mendadak ia tersenyum dan mulai mengajar dengan percaya diri.
Hye Mi menarik napas lega.
Senyum Bum Soo berubah menjadi muram.
Seung Hee dan Min Chul datang untuk memberikan hasil penilaian para guru pada kandidat. Oh Hyuk mendapatkan nilai tertinggi.
Oh Hyuk akhirnya terpilih kembali menjadi guru di Kirin. Dengan berani, ia mengatakan pada Bum Soo bahwa ia tahu alasan kenapa Ha Myung mengangkat Bum Soo menjadi kepala sekolah.
"Mulanya aku berpikir kau selalu menekanku." kata Oh Hyuk. "Tapi setelah memikirkannya dengan hati-hati, aku menyadari bahwa semua itu hanyalah ujian. Aku melewati semua ujian itu dan menjadi jauh lebih matang. Agar aku lebih berkembang, tolong berikan ujian lagi padaku."
"Mulanya aku berpikir kau selalu menekanku." kata Oh Hyuk. "Tapi setelah memikirkannya dengan hati-hati, aku menyadari bahwa semua itu hanyalah ujian. Aku melewati semua ujian itu dan menjadi jauh lebih matang. Agar aku lebih berkembang, tolong berikan ujian lagi padaku."
Jin Kuk dan Hye Mi sudah menunggu Oh Hyuk di depan ruangan Bum Soo.
Jin Kuk sangat senang Oh Hyuk kembali ke sekolah, sementara Hye Mi malah pura-pura cuek.
"Apa kau sudah mulai mempersiapkan pertunjukkan?" tanya Oh Hyuk pada Hye Mi.
"Kami baru akan memulai." jawab Hye Mi.
Ponsel Jin Kuk berdering. Jin Kuk menjauh dari Hye Mi dan Oh Hyuk untuk menerima telepon.
Hye Mi memanfaatkan kesempatan itu untuk bicara berdua dengan Oh Hyuk.
"Sam Dong bersikap aneh akhir-akhir ini." ujar Hye Mi.
"Sam Dong? Kenapa?" tanya Oh Hyuk.
Jin Kuk menoleh pada mereka. Sepertinya ia mendengar percakapan Oh Hyuk dan Hye Mi.
Jin Kuk sangat senang Oh Hyuk kembali ke sekolah, sementara Hye Mi malah pura-pura cuek.
"Apa kau sudah mulai mempersiapkan pertunjukkan?" tanya Oh Hyuk pada Hye Mi.
"Kami baru akan memulai." jawab Hye Mi.
Ponsel Jin Kuk berdering. Jin Kuk menjauh dari Hye Mi dan Oh Hyuk untuk menerima telepon.
Hye Mi memanfaatkan kesempatan itu untuk bicara berdua dengan Oh Hyuk.
"Sam Dong bersikap aneh akhir-akhir ini." ujar Hye Mi.
"Sam Dong? Kenapa?" tanya Oh Hyuk.
Jin Kuk menoleh pada mereka. Sepertinya ia mendengar percakapan Oh Hyuk dan Hye Mi.
Hye Mi mengajak Oh Hyuk melihat Sam Dong.
Saat itu, Sam Dong sedang memainkan piano dengan emosi kesedihan yang sangat terasa.
Oh Hyuk mendekati Sam Dong. "Ini lagu yang bagus." katanya seraya melihat sheet musik yang dimainkan Sam Dong. "Bisakah kita menyanyikan lagu ini untuk pertunjukkan?"
"Aku tidak punya rencana untuk ikut pertunjukkan." jawab Sam Dong.
"Kenapa?" tanya Oh Hyuk.
"Tidak ada alasan." jawab Sam Dong datar. "Aku hanya tidak ingin ikut."
Hye Mi marah mendengar ucapan Sam Dong. "Apa yang terjadi padamu?" tanyanya. "Aku bisa membantumu jika kau memberitahuku apa yang terjadi!"
Saat itu, Sam Dong sedang memainkan piano dengan emosi kesedihan yang sangat terasa.
Oh Hyuk mendekati Sam Dong. "Ini lagu yang bagus." katanya seraya melihat sheet musik yang dimainkan Sam Dong. "Bisakah kita menyanyikan lagu ini untuk pertunjukkan?"
"Aku tidak punya rencana untuk ikut pertunjukkan." jawab Sam Dong.
"Kenapa?" tanya Oh Hyuk.
"Tidak ada alasan." jawab Sam Dong datar. "Aku hanya tidak ingin ikut."
Hye Mi marah mendengar ucapan Sam Dong. "Apa yang terjadi padamu?" tanyanya. "Aku bisa membantumu jika kau memberitahuku apa yang terjadi!"
Sam Dong diam sejenak, kemudian memainkan pianonya lagi.
Hye Mi berteriak.
Oh Hyuk menenangkan Hye Mi dan mengajaknya keluar. "Sam Dong, nanti kita bicarakan lagi mengenai pertunjukkan ini ya?"
Hye Mi berteriak.
Oh Hyuk menenangkan Hye Mi dan mengajaknya keluar. "Sam Dong, nanti kita bicarakan lagi mengenai pertunjukkan ini ya?"
Direktur memutuskan akan mengikutsertakan para personil K pada pertunjukkan. Ia berencana akan menyiapkan album solo spesial.
"Siapa yang akan mengeluarkan album solo?" tanya Baek Hee.
"Aku akan memutuskan setelah melihat penampilan kalian di pertunjukkan nanti." jawab Direktur. "Kalian selalu tampil dalam kelompok. Dengan penampilan solo nanti, kita bisa tahu siapa yang tampil paling bagus."
Direktur mengeluarkan map berisi sheet yang akan mereka nyanyikan. Itu adalah map tempat Baek Hee mencuri lagu.
"Baek Hee, kau akan menyanyikan lagu ciptaanmu sendiri." kata Direktur.
"Tidak bisakah aku menyanyikan lagu lain?" pinta Baek Hee khawatir.
Tapi Direktur menolak. Ia ingin melihat seberapa mampu lagu Baek Hee menarik penonton.
"Siapa yang akan mengeluarkan album solo?" tanya Baek Hee.
"Aku akan memutuskan setelah melihat penampilan kalian di pertunjukkan nanti." jawab Direktur. "Kalian selalu tampil dalam kelompok. Dengan penampilan solo nanti, kita bisa tahu siapa yang tampil paling bagus."
Direktur mengeluarkan map berisi sheet yang akan mereka nyanyikan. Itu adalah map tempat Baek Hee mencuri lagu.
"Baek Hee, kau akan menyanyikan lagu ciptaanmu sendiri." kata Direktur.
"Tidak bisakah aku menyanyikan lagu lain?" pinta Baek Hee khawatir.
Tapi Direktur menolak. Ia ingin melihat seberapa mampu lagu Baek Hee menarik penonton.
Baek Hee cemas bukan main.
"Tidak apa-apa." katanya pada diri sendiri. "Tidak akan ada orang yang tahu. Tidak apa-apa."
"Tidak apa-apa." katanya pada diri sendiri. "Tidak akan ada orang yang tahu. Tidak apa-apa."
Saat personil K sedang memilih lagu untuk pertunjukkan, In Sung datang mencari Hye Mi dan Sam Dong.
"Apa ada sesuatu yang terjadi?" tanya Jin Kuk.
"Jin Kuk, bisakah kau keluar sebentar?" ajak In Sung.
Rupanya In Sung ingin mengembalikan catatan yang dibuatkan Hye Mi untuk Sam Dong dan akhirnya menitipkan catatan itu pada Jin Kuk.
"Apa ada sesuatu yang terjadi?" tanya Jin Kuk.
"Jin Kuk, bisakah kau keluar sebentar?" ajak In Sung.
Rupanya In Sung ingin mengembalikan catatan yang dibuatkan Hye Mi untuk Sam Dong dan akhirnya menitipkan catatan itu pada Jin Kuk.
Jin Kuk mencari Hye Mi.
Saat itu Hye Mi sedang meletakkan kepalanya di meja, kegiatan yang selalu ia lakukan ketika sedang lesu.
"Ini milikmu, bukan?" tanya Jin Kuk, menunjukkan buku catatan Hye Mi.
"Bagaimana buku ini bisa ada padamu?" tanya Hye Mi kaget.
"In Sung yang memberikannya padaku." jawab Jin Kuk. "Kudengar kau membuat catatan itu untuk Sam Dong."
"Ya." jawab Hye Mi lemah.
Jin Kuk memandang Hye Mi dengan pandangan aneh. "Aku sedikit marah." katanya. "Kenapa kau tidak menceritakan padaku mengenai Sam Dong? Kalau aku tahu, aku bisa membantumu mencarinya."
Saat itu Hye Mi sedang meletakkan kepalanya di meja, kegiatan yang selalu ia lakukan ketika sedang lesu.
"Ini milikmu, bukan?" tanya Jin Kuk, menunjukkan buku catatan Hye Mi.
"Bagaimana buku ini bisa ada padamu?" tanya Hye Mi kaget.
"In Sung yang memberikannya padaku." jawab Jin Kuk. "Kudengar kau membuat catatan itu untuk Sam Dong."
"Ya." jawab Hye Mi lemah.
Jin Kuk memandang Hye Mi dengan pandangan aneh. "Aku sedikit marah." katanya. "Kenapa kau tidak menceritakan padaku mengenai Sam Dong? Kalau aku tahu, aku bisa membantumu mencarinya."
"Kau terlalu sibuk dan lelah dengan semua kegiatanmu." kata Hye Mi.
"Apapun yang terjadi, aku pasti menolongmu." kata Jin Kuk. "Jika hal seperti ini terjadi lagi, kau harus mengatakannya padaku."
"Aku mengerti." jawab Hye Mi. "Makan ini."
Hye Mi memasukkan roti ke mulut Jin Kuk.
"Apapun yang terjadi, aku pasti menolongmu." kata Jin Kuk. "Jika hal seperti ini terjadi lagi, kau harus mengatakannya padaku."
"Aku mengerti." jawab Hye Mi. "Makan ini."
Hye Mi memasukkan roti ke mulut Jin Kuk.
Kyung Jin mabuk-mabukan seorang diri di bar. Oh Hyuk datang menghampirinya.
"Kenapa kau minum sampai mabuk?" tanya Oh Hyuk, mengambil botol anggur yang dipegang Kyung Jin.
"Ah, Guru Kang! Selamat untukmu! Selamat!" seru Kyung Jin senang, dengan tingkah aneh karena mabuk.
Oh Hyuk menyuruh Kyung Jin duduk.
"Aku ingin bertanya, ketika Sam Dong menang di panggung, ia berterima kasih dan tidak berhenti menyebut dirimu." kata Kyung Jin. "Apa rahasianya? Murid-muridku banyak yang memenangkan perlombaan, tapi tidak ada satu pun diantara mereka yang menyebut namaku saat mereka berterima kasih di panggung."
Kyung Jin mengatakan itu dengan tampang memelas dan mata berkaca-kaca.
"Aku tidak pernah disebut." tangis Kyung Jin. "Apa yang harus kulakukan?"
Kyung Jin mengambil kacamata Oh Hyuk. "Haruskah aku memakai kacamata sepertimu?" tanyanya.
Kyung Jin menangis makin keras. Oh Hyuk kemudian mengantarkannya pulang.
"Kenapa kau minum sampai mabuk?" tanya Oh Hyuk, mengambil botol anggur yang dipegang Kyung Jin.
"Ah, Guru Kang! Selamat untukmu! Selamat!" seru Kyung Jin senang, dengan tingkah aneh karena mabuk.
Oh Hyuk menyuruh Kyung Jin duduk.
"Aku ingin bertanya, ketika Sam Dong menang di panggung, ia berterima kasih dan tidak berhenti menyebut dirimu." kata Kyung Jin. "Apa rahasianya? Murid-muridku banyak yang memenangkan perlombaan, tapi tidak ada satu pun diantara mereka yang menyebut namaku saat mereka berterima kasih di panggung."
Kyung Jin mengatakan itu dengan tampang memelas dan mata berkaca-kaca.
"Aku tidak pernah disebut." tangis Kyung Jin. "Apa yang harus kulakukan?"
Kyung Jin mengambil kacamata Oh Hyuk. "Haruskah aku memakai kacamata sepertimu?" tanyanya.
Kyung Jin menangis makin keras. Oh Hyuk kemudian mengantarkannya pulang.
Di mobil, Kyung Jin bertanya lagi pada Oh Hyuk.
"Apa yang salah denganku?" tanyanya. Ia teringat pertengkarannya dengan Baek Hee. Itu semua membuatnya sangat sedih. "Karena aku, satu murid berubah menjadi jahat. Aku ingin menghentikannya, tapi tidak tahu bagaimana caranya. Apa yang harus kulakukan?"
"Daripada mencoba menghentikannya, kenapa kau tidak membiarkan mereka berjalan sendiri?" ujar Oh Hyuk. "Aku juga mengalami hal yang sama. Satu diantara muridku menolak bicara."
Oh Hyuk sedih mengingat kondisi Sam Dong.
"Ia tenggelam dalam kesedihannya sendiri dan tidak ingin mencari bantuan." ujar Oh Hyuk. "Ia menanggungnya seorang diri."
"Apa yang salah denganku?" tanyanya. Ia teringat pertengkarannya dengan Baek Hee. Itu semua membuatnya sangat sedih. "Karena aku, satu murid berubah menjadi jahat. Aku ingin menghentikannya, tapi tidak tahu bagaimana caranya. Apa yang harus kulakukan?"
"Daripada mencoba menghentikannya, kenapa kau tidak membiarkan mereka berjalan sendiri?" ujar Oh Hyuk. "Aku juga mengalami hal yang sama. Satu diantara muridku menolak bicara."
Oh Hyuk sedih mengingat kondisi Sam Dong.
"Ia tenggelam dalam kesedihannya sendiri dan tidak ingin mencari bantuan." ujar Oh Hyuk. "Ia menanggungnya seorang diri."
Sam Dong menyandarkan kepalanya ke piano dan memencet tombolnya perlahan-lahan. Lama kelamaan depresinya bertambah dan Sam Dong menekan tombol piano dengan emosi.
Kasian Sam Dong...
Kasian Sam Dong...
Oh Sun berjalan di tengah jatuhan salju. Mendadak seorang pria menyapanya.
"Salju bisa menyebabkan kebotakan." kata Oh Sun mengeluh.
Pria itu kemudian melepas syalnya dan mengerudungkan syal itu ke kepala Oh Sun.
"Salju bisa menyebabkan kebotakan." kata Oh Sun mengeluh.
Pria itu kemudian melepas syalnya dan mengerudungkan syal itu ke kepala Oh Sun.
Pria itu mengantarkan Oh Sun pulang ke rumah.
"Aku akan mengembalikan syalmu." kata Oh Sun seraya melepas syalnya, tapi pria itu memegang tangan Oh Sun untuk menghalanginya.
"Jangan." katanya. "Kau boleh mengembalikannya jika suatu saat kita bertemu lagi."
Oh Sun tampak terpesona pada kebaikan pria itu. Ia mendekatkan kepalanya pada si pria dan mengecup bibirnya.
Pria itu sangat terkejut.
Begitu Oh Sun melepas ciumannya, tampak Doo Shik dihadapannya. Rupanya saat itu Oh Sun mabuk dan berimajinasi bahwa seorang pria muda tampan datang mendekatinya. Padahal sebenarnya pria itu adalah Doo Shik.
"Aku akan mengembalikan syalmu." kata Oh Sun seraya melepas syalnya, tapi pria itu memegang tangan Oh Sun untuk menghalanginya.
"Jangan." katanya. "Kau boleh mengembalikannya jika suatu saat kita bertemu lagi."
Oh Sun tampak terpesona pada kebaikan pria itu. Ia mendekatkan kepalanya pada si pria dan mengecup bibirnya.
Pria itu sangat terkejut.
Begitu Oh Sun melepas ciumannya, tampak Doo Shik dihadapannya. Rupanya saat itu Oh Sun mabuk dan berimajinasi bahwa seorang pria muda tampan datang mendekatinya. Padahal sebenarnya pria itu adalah Doo Shik.
Doo Shik menjadi berpikir semua itu adalah takdir. Mulanya ia mengirim Hye Mi ke Kirin, lalu memaksa Oh Hyuk menandatangani perjanjian, dan yang lain-lainnya.
"Akhirnya aku tahu jawabannya." kata Doo Shik. "Aku akan terlahir kembali dengan nama Ma Dor Ji. Kita akan menutup bisnis club malam dan memulai bisnis legal kita yang baru."
"Akhirnya aku tahu jawabannya." kata Doo Shik. "Aku akan terlahir kembali dengan nama Ma Dor Ji. Kita akan menutup bisnis club malam dan memulai bisnis legal kita yang baru."
Baek Hee buru-buru bersembunyi ketika melihat Kyung Jin berjalan ke arahnya. Ia sangat takut bertemu Kyung Jin.
Kyung Jin rupanya melihat Baek Hee dan langsung menghampirinya. "Inikah lagu yang akan kau mainkan?" tanyanya. "Orang yang akan membantumu adalah Guru Kang?"
"Ah? Ya." jawab Baek Hee kaku.
"Berusahalah." kata Kyung Jin seraya berjalan pergi.
"Guru!" panggil Baek Hee. "Ah, terima kasih."
Kyung Jin rupanya melihat Baek Hee dan langsung menghampirinya. "Inikah lagu yang akan kau mainkan?" tanyanya. "Orang yang akan membantumu adalah Guru Kang?"
"Ah? Ya." jawab Baek Hee kaku.
"Berusahalah." kata Kyung Jin seraya berjalan pergi.
"Guru!" panggil Baek Hee. "Ah, terima kasih."
Ketika In Sung sedang memotret Pil Sook, Jason datang mengganggu.
"Mau apa kau?" tanya Jason.
"Aku mengambil foto Pil Sook untuk halaman profilenya!" seru In Sung kesal.
"Pil Sook?" tanya Jason, menoleh dan melihat Pil Sook dibelakangnya. "Ah, rupanya kau ada disana." ujarnya pura-pura tidak tahu.
Jason berpaling pada In Sung dengan pandangan aneh. "Untuk apa kau mengambil fotonya?" tanyanya.
"Panitia konser ingin foto satu badan, tapi aku hanya punya foto ketika aku masih gendut." ujar Pil Sook menjelaskan.
Jason mengangguk dan merebut ponsel dari tangan In Sung. "Untuk foto konser seharusnya kau tidak menggunakan kamera handphone." katanya. "Ikuti aku."
"Mau apa kau?" tanya Jason.
"Aku mengambil foto Pil Sook untuk halaman profilenya!" seru In Sung kesal.
"Pil Sook?" tanya Jason, menoleh dan melihat Pil Sook dibelakangnya. "Ah, rupanya kau ada disana." ujarnya pura-pura tidak tahu.
Jason berpaling pada In Sung dengan pandangan aneh. "Untuk apa kau mengambil fotonya?" tanyanya.
"Panitia konser ingin foto satu badan, tapi aku hanya punya foto ketika aku masih gendut." ujar Pil Sook menjelaskan.
Jason mengangguk dan merebut ponsel dari tangan In Sung. "Untuk foto konser seharusnya kau tidak menggunakan kamera handphone." katanya. "Ikuti aku."
Jason mengajak Pil Sook ke studio dan menyuruhnya berganti pakaian.
"Kau ingin aku mengenakan baju ini?" tanya Pil Sook ragu, bersembunyi dibalik tirai.
"Itu bagus." kata Jason.
Pil Sook kelihatan malu dan ragu karena kostumnya itu. "Bukankah ini kelihatan terlalu berlebihan?" tanyanya.
"Konser ini adalah konser profesional." kata Jason menjelaskan. "Kau harus mengenakan sesuatu yang menarik. Cepat, keluar!"
Jason menyibakkan tirai tempat Pil Sook bersembunyi dan menyeretnya keluar.
"Baik-baik." ujar Pil Sook malu-malu. "Terima kasih."
Saat itu Pil Sook mengenakan kostum bidadari bersayap.
Jason kelihatan malu juga dan salah tingkah. "Tidak perlu berterima kasih." katanya. "Aku melakukan ini untuk penggemarku. Kau kan penggemarku."
"Dasar pembohong." gumam Pil Sook.
"Kau ingin aku mengenakan baju ini?" tanya Pil Sook ragu, bersembunyi dibalik tirai.
"Itu bagus." kata Jason.
Pil Sook kelihatan malu dan ragu karena kostumnya itu. "Bukankah ini kelihatan terlalu berlebihan?" tanyanya.
"Konser ini adalah konser profesional." kata Jason menjelaskan. "Kau harus mengenakan sesuatu yang menarik. Cepat, keluar!"
Jason menyibakkan tirai tempat Pil Sook bersembunyi dan menyeretnya keluar.
"Baik-baik." ujar Pil Sook malu-malu. "Terima kasih."
Saat itu Pil Sook mengenakan kostum bidadari bersayap.
Jason kelihatan malu juga dan salah tingkah. "Tidak perlu berterima kasih." katanya. "Aku melakukan ini untuk penggemarku. Kau kan penggemarku."
"Dasar pembohong." gumam Pil Sook.
Tidak lama kemudian fotografer datang. Jason memintanya memotret Pil Sook.
"Siapa dia?" tanya fotografer. "Kau sudah mendapatkan wanita lagi. Lalu bagaimana dengan gadis yang ada di handphonemu?"
Jason menolak membicarakan itu dan menyuruh fotografer memotret Pil Sook.
"Siapa dia?" tanya fotografer. "Kau sudah mendapatkan wanita lagi. Lalu bagaimana dengan gadis yang ada di handphonemu?"
Jason menolak membicarakan itu dan menyuruh fotografer memotret Pil Sook.
Semua murid yang akan konser dan memilih Oh Hyuk sebagai instruktur datang. Sam Dong tidak datang lagi. Ada 5 orang disana. Hye Mi, Jin Kuk, Baek Hee, Jason dan Pil Sook.
Oh Hyuk menyalakan rekaman suara seseorang dari ponselnya. Orang itu mengajarkan anak-anak bagaimana cara mendominasi panggung.
Anak-anak tidak tahu siapa pria yang berbicara itu. Ternyata Jin Man-lah yang bicara. Ia menyembunyikan identitasnya karena takut pada Bum Soo.
Oh Hyuk menyalakan rekaman suara seseorang dari ponselnya. Orang itu mengajarkan anak-anak bagaimana cara mendominasi panggung.
Anak-anak tidak tahu siapa pria yang berbicara itu. Ternyata Jin Man-lah yang bicara. Ia menyembunyikan identitasnya karena takut pada Bum Soo.
Anak-anak mulai berlatih berpasangan.
Jin Kuk tidak punya pasangan.
Jin Kuk tidak punya pasangan.
Saat Hye Mi sedang membersihkan kamar Sam Dong dan Jin Kuk, ia menemukan sebuah surat di kolong tempat tidur. Hye Mi membaca surat tersebut. Itu adalah surat hasil tes pendengaran Sam Dong.
Hye Mi langsung mencari informasi di internet dan menjadi sangat terkejut, tentu saja.
"Tidak mungkin..." gumam Hye Mi. "Tidak, tidak..."
Hye Mi langsung mencari informasi di internet dan menjadi sangat terkejut, tentu saja.
"Tidak mungkin..." gumam Hye Mi. "Tidak, tidak..."
Mendadak Sam Dong datang dan merenggut surat itu dari Hye Mi.
"Sam Dong!" panggil Hye Mi. "Ada apa dengan... telingamu? Apakah itu... milikmu?"
"Ya, ini milikku." jawab Sam Dong.
Hye Mi langsung menangis. "Apakah kau penyakit itu kau peroleh saat kau menyelamatkan aku?" tanyanya.
Sam Dong meremas surat itu. "Bukan." jawabnya.
"Sungguh bukan karena lukamu saat itu?" tanya Hye Mi lagi, dengan wajah cemas dan ketakutan.
"Sam Dong!" panggil Hye Mi. "Ada apa dengan... telingamu? Apakah itu... milikmu?"
"Ya, ini milikku." jawab Sam Dong.
Hye Mi langsung menangis. "Apakah kau penyakit itu kau peroleh saat kau menyelamatkan aku?" tanyanya.
Sam Dong meremas surat itu. "Bukan." jawabnya.
"Sungguh bukan karena lukamu saat itu?" tanya Hye Mi lagi, dengan wajah cemas dan ketakutan.
Sam Dong terdiam. Ia merasakan sesuatu pada telinganya. Pendengarannya mengabur. "Bukan karena itu." jawabnya lagi.
"Lalu kenapa?" tanya Hye Mi, menangis. "Sejak kapan ini terjadi?"
Sam Dong tidak bisa mendengar ucapan Hye Mi, namun berpura-pura bisa mendengar. "Bukan karena itu." jawabnya.
Hye Mi sadar Sam Dong tidak bisa mendengarnya. "Kau tidak bisa mendengar apa yang kukatakan sekarang?"
"Bukan karena itu." Sam Dong terus mengulang jawaban yang sama.
"Lalu kenapa?" tanya Hye Mi, menangis. "Sejak kapan ini terjadi?"
Sam Dong tidak bisa mendengar ucapan Hye Mi, namun berpura-pura bisa mendengar. "Bukan karena itu." jawabnya.
Hye Mi sadar Sam Dong tidak bisa mendengarnya. "Kau tidak bisa mendengar apa yang kukatakan sekarang?"
"Bukan karena itu." Sam Dong terus mengulang jawaban yang sama.
Hye Mi menangis dan memeluk Sam Dong. "Sam Dong..." tangisnya. "Sam Dong... Sam Dong... Sam Dong..." Hye Mi terus menyebut nama Sam Dong.
"Bukankah aku sudah mengatakan padamu sebelumnya... bahwa kau akan menyesal membawaku kembali." ujar Sam Dong seraya meneteskan air matanya. "Aku tidak ingin kembali. Aku tidak ingin kau tahu semua ini. Aku tidak ingin ada yang tahu mengenai keadaanku!"
"Maaf... semua ini salahku..." ujar Hye Mi.
"Bukankah aku sudah mengatakan padamu sebelumnya... bahwa kau akan menyesal membawaku kembali." ujar Sam Dong seraya meneteskan air matanya. "Aku tidak ingin kembali. Aku tidak ingin kau tahu semua ini. Aku tidak ingin ada yang tahu mengenai keadaanku!"
"Maaf... semua ini salahku..." ujar Hye Mi.
Hye Mi berlutut di depan Sam Dong.
"Kau pernah mengatakan bahwa kau tidak akan menyerah." kata Sam Dong. "Bahwa kau akan menyelamatkan aku. Sekarang coba dan lakukanlah. Tolong selamatkan aku."
"Apa yang harus kita lakukan?" tangis Hye Mi makin keras. "Apa yang harus kita lakukan?"
Tidak lama kemudian Oh Hyuk datang. "Kenapa kalian?" tanyanya cemas.
"Guru, tolong kami..." ujar Hye Mi memohon.
"Kau pernah mengatakan bahwa kau tidak akan menyerah." kata Sam Dong. "Bahwa kau akan menyelamatkan aku. Sekarang coba dan lakukanlah. Tolong selamatkan aku."
"Apa yang harus kita lakukan?" tangis Hye Mi makin keras. "Apa yang harus kita lakukan?"
Tidak lama kemudian Oh Hyuk datang. "Kenapa kalian?" tanyanya cemas.
"Guru, tolong kami..." ujar Hye Mi memohon.
Oh Hyuk menangis setelah mengetahui penyakit Sam Dong. Ia berusaha menguatkan Sam Dong, namun tidak bisa berbuat apa-apa. Sam Dong sudah terlihat sangat putus asa.
Ketika sedang makan, Pil Sook menemukan handphone Jason di meja.
Pil Sook penasaran siapa gadis yang fotonya disimpan Jason di handphonenya. Disatu sisi ia ingin melihat, dan disisi yang lain ia tahu bahwa itu perbuatan tidak baik.
Ketika Pil Sook sudah membulatkan tekad untuk melihat, Jason datang dan merebut ponselnya.
"Apa kau melihat foto di ponselku?" tanya Jason curiga dan panik.
"Tentu saja tidak." jawab Pil Sook innocent.
"Syukurlah." Jason menarik napas lega, kemudian berjalan pergi.
Pil Sook penasaran siapa gadis yang fotonya disimpan Jason di handphonenya. Disatu sisi ia ingin melihat, dan disisi yang lain ia tahu bahwa itu perbuatan tidak baik.
Ketika Pil Sook sudah membulatkan tekad untuk melihat, Jason datang dan merebut ponselnya.
"Apa kau melihat foto di ponselku?" tanya Jason curiga dan panik.
"Tentu saja tidak." jawab Pil Sook innocent.
"Syukurlah." Jason menarik napas lega, kemudian berjalan pergi.
Jin Kuk berlatih menyanyi. Lagu yang akan dibawakannya pada konser berjudul My Valentine. Ia tidak akan menari dan rap seperti biasanya.
Baek Hee datang mendekatinya. "Apa Hye Mi mengatakan sesuatu?" tanyanya. "Mengenai kontrak?"
"Ya." jawab Jin Kuk ragu.
"Jangan salah paham." kata Baek Hee cepat-cepat. "Aku tidak melakukan apapun. Hye Mi yang menolaknya sendiri. Dia bilang tidak ingin merebut posisiku."
"Karena itulah Hye Mi menolak kontrak?" tanya Jin Kuk. Ia baru tahu kenyataannya sekarang.
"Hye Mi tidak mengatakannya padamu?" tanya Baek Hee.
"Kau mengatakan tidak ada seorang pun di dunia ini yang berpihak padamu." kata Jin Kuk. "Kenyataannya ada satu orang yang berpihak padamu. Hye Mi. Ia melepas sekolah vokalnya dan dipaksa masuk ke sini. Ia menunggu saatnya melakukan debut, tapi ia melepaskan kesempatan itu demi kau."
Baek Hee datang mendekatinya. "Apa Hye Mi mengatakan sesuatu?" tanyanya. "Mengenai kontrak?"
"Ya." jawab Jin Kuk ragu.
"Jangan salah paham." kata Baek Hee cepat-cepat. "Aku tidak melakukan apapun. Hye Mi yang menolaknya sendiri. Dia bilang tidak ingin merebut posisiku."
"Karena itulah Hye Mi menolak kontrak?" tanya Jin Kuk. Ia baru tahu kenyataannya sekarang.
"Hye Mi tidak mengatakannya padamu?" tanya Baek Hee.
"Kau mengatakan tidak ada seorang pun di dunia ini yang berpihak padamu." kata Jin Kuk. "Kenyataannya ada satu orang yang berpihak padamu. Hye Mi. Ia melepas sekolah vokalnya dan dipaksa masuk ke sini. Ia menunggu saatnya melakukan debut, tapi ia melepaskan kesempatan itu demi kau."
Jin Kuk mencari Hye Mi dan menemukannya sedang bersandar di meja di ruang kelas lamanya.
"Ada apa?" tanya Jin Kuk.
"Tidak ada apa-apa." jawab Hye Mi.
"Kau lebih dewasa." kata Jin Kuk. "Dulu kau bicara tanpa berpikir. Namun sekarang kau berpikir dulu sebelum bicara. Kau menlepaskan kesempatan debut demi persahabatan, bukan?"
Hye Mi tidak berkata apa-apa dan bersandar di lengan Jin Kuk.
"Ada apa?" tanya Jin Kuk.
"Tidak ada apa-apa." jawab Hye Mi.
"Kau lebih dewasa." kata Jin Kuk. "Dulu kau bicara tanpa berpikir. Namun sekarang kau berpikir dulu sebelum bicara. Kau menlepaskan kesempatan debut demi persahabatan, bukan?"
Hye Mi tidak berkata apa-apa dan bersandar di lengan Jin Kuk.
Sam Dong datang ke Kirin dengan penampilan yang benar-benar berbeda. Ia teringat saat pertama kali datang ke sekolah itu. Semua orang mencemoohnya.
Ia berjalan dan melihat Oh Hyuk dan kelima muridnya berlatih di atas panggung.
Ia berjalan dan melihat Oh Hyuk dan kelima muridnya berlatih di atas panggung.
Oh Hyuk mengajarkan anak-anak bagaimana cara menaklukkan panggung di penampilan solo mereka yang pertama.
"Tanyakan pada panggung apakah kalian pantas dan bisa menampilkan penampilan solo." kata Oh Hyuk. "Panggung akan mejawabnya. Panggung akan memilih orang-orang yang memenuhi kualifikasi. Bagi orang yang tidak memenuhi kualifikasi, panggung akan menjadi tempat yang sangat mengerikan."
"Tanyakan pada panggung apakah kalian pantas dan bisa menampilkan penampilan solo." kata Oh Hyuk. "Panggung akan mejawabnya. Panggung akan memilih orang-orang yang memenuhi kualifikasi. Bagi orang yang tidak memenuhi kualifikasi, panggung akan menjadi tempat yang sangat mengerikan."
Jin Man melakukan berbagai macam cara agar bisa mengajar anak-anak tanpa mengekspos identitasnya.
Kali ini ia menyamar menjadi robot. Semua orang tentu saja tidak bisa dibohongi.
Saat itulah Sam Dong datang. "Maaf aku terlambat." sapanya.
Jin Man meledak marah. "Tidak ada waktu lagi untuk menciptakan melodynya!"
"Mohon bantuannya." kata Sam Dong.
Akhirnya Sam Dong memutuskan untuk ikut serta dalam konser.
Hye Mi tertawa senang. Jin Kuk diam-diam memperhatikannya dengan pandangan aneh.
Kali ini ia menyamar menjadi robot. Semua orang tentu saja tidak bisa dibohongi.
Saat itulah Sam Dong datang. "Maaf aku terlambat." sapanya.
Jin Man meledak marah. "Tidak ada waktu lagi untuk menciptakan melodynya!"
"Mohon bantuannya." kata Sam Dong.
Akhirnya Sam Dong memutuskan untuk ikut serta dalam konser.
Hye Mi tertawa senang. Jin Kuk diam-diam memperhatikannya dengan pandangan aneh.
Mula-mula, Jin Man mengajari murid yang akan dance. Jason, Baek Hee dan Pil Sook maju. Setelah itu, Jin Man melatih Sam Dong bernyanyi.
Hye Mi dan Oh Hyuk sangat lega melihat Sam Dong.
Hye Mi dan Oh Hyuk sangat lega melihat Sam Dong.
Saat hari konser, Doo Shik datang dengan wajah dan profes baru di bidang entertainment.
Disana, Doo Shik bertemu lagi dengan Oh Sun.
"Kau mengenakan syalku lagi." kata Doo Shik.
"Apa maksudmu?" tanya Oh Sun bingung. Ia masih mengingat bahwa yang memberikan syal itu adalah seorang pria muda. Oh Sun melihat syal itu. Ada tulisan MDS di sana. MDS berarti Ma Doo Shik.
Oh Sun sangat terpukul dan shock.
Disana, Doo Shik bertemu lagi dengan Oh Sun.
"Kau mengenakan syalku lagi." kata Doo Shik.
"Apa maksudmu?" tanya Oh Sun bingung. Ia masih mengingat bahwa yang memberikan syal itu adalah seorang pria muda. Oh Sun melihat syal itu. Ada tulisan MDS di sana. MDS berarti Ma Doo Shik.
Oh Sun sangat terpukul dan shock.
Sebelum konser, Hye Mi menemui Sam Dong.
"Sam Dong, lagumu ini akan menjadi awal yang baru, bukan?" tanya Hye Mi. "Karena itulah kau ikut dalam pentas ini?"
"Bukan." jawab Sam Dong datar. "Aku ingin bertanya pendapat panggung mengenai hal yang aku sendiripun tidak tahu. Jika aku bisa menyelesaikan pertunjukanku di panggung dan mendapat tepuk tangan, lalu jika perusahaan tertarik padaku, aku akan mengizinkan diriku berharap lagi."
"Bagaimana jika desing di telingamu terjadi lagi?" tanya Hye Mi cemas.
"Itu artinya penampilanku akan hancur berantakan." jawab Sam Dong tenang. "Jika itu jawaban panggung padaku, aku akan menerimanya. Tanpa penyesalan, aku akan meninggalkan musik."
"Sam Dong, lagumu ini akan menjadi awal yang baru, bukan?" tanya Hye Mi. "Karena itulah kau ikut dalam pentas ini?"
"Bukan." jawab Sam Dong datar. "Aku ingin bertanya pendapat panggung mengenai hal yang aku sendiripun tidak tahu. Jika aku bisa menyelesaikan pertunjukanku di panggung dan mendapat tepuk tangan, lalu jika perusahaan tertarik padaku, aku akan mengizinkan diriku berharap lagi."
"Bagaimana jika desing di telingamu terjadi lagi?" tanya Hye Mi cemas.
"Itu artinya penampilanku akan hancur berantakan." jawab Sam Dong tenang. "Jika itu jawaban panggung padaku, aku akan menerimanya. Tanpa penyesalan, aku akan meninggalkan musik."
Sam Dong berrjalan pergi, tapi Hye Mi menghalangi jalannya dan menyentuh lengan Sam Dong.
"Itu tidak akan terjadi." kata Hye Mi tegas. "Penampilanmu tidak akan berantakan. Aku tidak akan membiarkannya."
Sam Dong mundur menjauhi Hye Mi. "Atas dasar apa?" tanyanya.
"Itu tidak akan terjadi." kata Hye Mi tegas. "Penampilanmu tidak akan berantakan. Aku tidak akan membiarkannya."
Sam Dong mundur menjauhi Hye Mi. "Atas dasar apa?" tanyanya.
Kyung Jin mengucapkan semoga sukses pada Baek Hee.
Baek Hee heran kenapa Kyung Jin membiarkan kecurangannya itu. "Berbuat curang tidak masalah, bukan?" tanyanya.
"Tentu saja masalah." jawab Kyung Jin. "Kau akan segera tahu semuanya di panggung nanti."
Baek Hee cemas mendengar peringatan Kyung Jin.
Baek Hee heran kenapa Kyung Jin membiarkan kecurangannya itu. "Berbuat curang tidak masalah, bukan?" tanyanya.
"Tentu saja masalah." jawab Kyung Jin. "Kau akan segera tahu semuanya di panggung nanti."
Baek Hee cemas mendengar peringatan Kyung Jin.
Walaupun waswas, Baek Hee mencoba meyakinkan dirinya bahwa semuanya akan baik-baik saja. Ia memulai pertunjukkannya di panggung.
Seseorang membuka map berisi sheet musiknya, kemudian mengatakan sesuatu pada direktur Top.
Para penonton langsung ribut menunjuk-nunjuk Baek Hee.
Baek Hee menjadi panik dan menjatuhkan diri panggung.
"Turun!" seru penonton. "Turun!"
Baek Hee menangis.
Seseorang membuka map berisi sheet musiknya, kemudian mengatakan sesuatu pada direktur Top.
Para penonton langsung ribut menunjuk-nunjuk Baek Hee.
Baek Hee menjadi panik dan menjatuhkan diri panggung.
"Turun!" seru penonton. "Turun!"
Baek Hee menangis.
Kini giliran Sam Dong.
Dengan ragu, Sam Dong meraih microphone di meja. Ia menatap dirinya sendiri di cermin dan bangkit dengan tekad ke atas panggung.
Sesampainya di atas panggung, perlahan suara sorakan penonton terdengar samar. Suara iringan piano tidak dapat didengarnya sama sekali.
Sam Dong menoleh menatap pemain piano yang sedang memainkan musik. Mungkin ia ingin mengira-ngira dimana ia akan mulai menyanyi.
"Dia tidak bisa mendengar!" seru Jin Man. "Karena itulah ia melihat pianis!"
"Tidak mungkin!" seru Oh Hyuk cemas.
Dengan ragu, Sam Dong meraih microphone di meja. Ia menatap dirinya sendiri di cermin dan bangkit dengan tekad ke atas panggung.
Sesampainya di atas panggung, perlahan suara sorakan penonton terdengar samar. Suara iringan piano tidak dapat didengarnya sama sekali.
Sam Dong menoleh menatap pemain piano yang sedang memainkan musik. Mungkin ia ingin mengira-ngira dimana ia akan mulai menyanyi.
"Dia tidak bisa mendengar!" seru Jin Man. "Karena itulah ia melihat pianis!"
"Tidak mungkin!" seru Oh Hyuk cemas.
Musik terus mengalun, namun Sam Dong tak juga bernyanyi.
Hye Mi cemas.
Sam Dong mengangkat microphonenya....
Hye Mi cemas.
Sam Dong mengangkat microphonenya....
No comments:
Post a Comment